Berita Viral
Sosok Komjen Yusuf dan AKBP Edy Sabhara, Ayah dan Anak Kompak Jadi Polisi, Berkarier Moncer
Komjen Jusuf merupakan eks Wakapolri, sementara sang anak yakni AKBP Edy Sabhara baru saja menjadi Kapolres Pinrang.
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: Evan Saputra
BANGKAPOS.COM-- Berikut sosok Komjen Purn Jusuf Manggabarani dan AKBP Edy Sabhara, ayah dan anak yang berkarier moncer di Polri.
Buah jatuh tak jauh dari pohonnya.
Mungkin itulah pepatah yang tepat untuk menggambarkan Komjen Jusuf dan AKBP Edy.
Keduanya adalah ayah dan anak yang punya karier cemerlang di kepolisian.
Komjen Jusuf merupakan eks Wakapolri, sementara sang anak yakni AKBP Edy Sabhara baru saja menjadi Kapolres Pinrang.
Keduanya disorot usai AKBP Edy Sabhara membongkar kasus pembunuhan karyawati Feni Ere.
Edy Sabhara mengomandoi tim gabungan Polda Sulawesi Selatan dalam mengungkap kasus pembunuhan Feni Ere.
Tak banyak yang tahu bahwa Edy ternyata anak eks Wakapolri.
Lantas seperti apa perjalanan karier keduanya?
Sosok dan perjalanan karier Komjen Jusuf Manggabarani
Melansir Tribunnews.com, Komisaris Jenderal Polisi (Purnawirawan) atau Komjen Pol. (Purn.) Drs. Jusuf Manggabarani adalah seorang mantan Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri).
Ia lahir di Gowa, Sulawesi Selatan, pada tanggal 11 Februari 1953.
Komjen Jusuf Manggabarani tercatat menduduki posisi sebagai Wakapolri pada tahun 2010 hingga 2011.
Semasa dinasnya, Jusuf Manggabarani juga pernah menjadi Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri.
Jenderal bintang 3 ini resmi pensiun sebagai perwira tinggi (Pati) Polri pada tahun 2011.
Nama Jusuf Manggabarani dikenal karena ia disebut-sebut kebal akan senjata.
Ia pernah ditembak berkali-kali namun tak terluka sama sekali.
Kehidupan pribadi dan pendidikan
Ia memiliki istri yang juga dulunya adalah anggota Polri yakni AKBP (Purn.) Sumiyati A.M.
Jusuf dan Sumiyati dikaruniai dua orang anak yang bernama AKBP Edy Sabhara Manggabarani, S.H., S.I.K., M.H. dan Ashraf Manggabarani.
Komjen Jusuf Manggabarani sendiri merupakan lulusan Akabri tahun 1975.
Sederet pendidikan yang pernah ditempuhnya antara lain yaitu Jurpa Brimob (1975), PTIK (1984), Sespim (1987), dan Sespati (1999).
Nama lengkap berikut dengan gelarnya yaitu Komjen Pol. (Purn.) Drs. Jusuf Manggabarani.
Perjalanan karier
Karier Komjen Jusuf Manggabarani telah malang melintang di dalam kepolisian tanah air.
Berbagai jabatan strategis di Korps Bhayangkara sudah pernah diembannya.
Jusuf memulai kariernya sebagai Pama Komdak XV/Bali pada tahun 1975.
Setelah itu kariernya terus meroket.
Ia tercatat pernah menjabat sebagai Danton 3 Kompi 5142 Satbrimobda Komdak XV/Bali (1976), Danki 5142 Satbrimobda Komdak XV/Bali (1977), Danki 5115 Satbrimobda Komdak XV/Bali (1978), Paur Ops Satbrimobda Komdak XV/Bali (1979), dan Kasat Sabhara Poltabes Ujung Pandang (1981).
Jenderal asal Makassar ini juga pernah menduduki posisi sebagai Kabag Ops Poltabes Ujung Pandang (1982), Wadansat Brimob Komdak XVIII/Sulselra (1983), Wadansat Brimob Polda Nusra (1984), Danden Gegana Pusbrimob Polri (1988), Kasat Brimob Polda Sulselra (1990), dan Kasat Brimob Polda Nusra (1992).
Tak sampai di situ, Jusuf juga sempat menjabat sebagai Kasat Gegana Pusbrimob Polri (1993), Ses Pusdik Pusbrimob Polri (1994), Wakapusdik Pusbrimob Polri (1995), dan Danmen I Pusbrimob Polri (1997).
Karier Jusuf Manggabarani makin moncer setelah ia didapuk menjadi Kapolwiltabes Bandung pada tahun 1998.
Pada tahun 1999, Komjen Jusuf Manggabarani ditunjuk menjadi Wakapolda Sulsel.
Satu tahun kemudian, ia dipercaya untuk menjabat sebgaai Kakor Brimob Polri.
Setelah itu, Jusuf diangkat sebagai Kapolda Aceh pada tahun 2002.
Pada tahun 2003, ia kemudian dimutasi menjadi Kapolda Sulsel.
Dua tahun kemudian, Jusuf diamanahkan untuk mengisi kursi jabatan sebagai Kadiv Propam Polri.
Pada tahun 2007, Jusuf Manggabarani kemudian ditunjuk untuk menjadi Irwasum Polri (2007).
Barulah di tahun 2010 jenderal bintang tiga asal Gowa ini diutus menjadi Wakapolri hingga masa pensiunnya.
Perjalanan karier
Dijuluki jenderal polisi yang kebal senjata, Jusuf Manggabarani memiliki rekam jejak yang tak main-main.
Pada suatu hari, Jusuf yang masih berpangkat Kombes ditugaskan untuk menyelesaikan konflik di Palopo, Sulawesi Selatan.
Kala itu, Jusuf dan anak buahnya dihadapkan dengan kelompok begundal setempat yang dipimpin oleh Sukri.
Guna menyelesaikan masalah, Jusuf ditantang Sukri untuk baku tembak dari jarak dekat.
Dengan nyalinya yang besar, Komjen Jusuf menerima tantangan itu.
Ketika sudah tiba berada di lokasi, Sukri menembak terlebih dahulu ke arah dada Jusuf yang sudah melepas kancing bajunya.
Ajaibnya, semua peluru yang dilesatkan oleh Sukri berjatuhan di depan kaki Jusuf.
Lalu, giliran Jusuf yang menembak ke arah Sukri.
Dengan sekali tembakan, Jusuf membuat Sukri tak berdaya karena lengannya ditembus peluru.
Sosok dan perjalanan karier AKBP Edy Sabhara
Melansir Tribun Pinrang, AKBP Edy Sabhara adalah Kapolres Pinrang yang membongkar kasus kematian Feni Ere.
Selama ini, Edy bertugas di Polda Sulsel.
Ia sempat menjadi Kanit Resmob Polda Sulsel.
Edy adalah alumnus akademi kepolisian.
Edy Sabhara teryata adalah Putra mantan Wakapolri, Komjen Pol (Purn) Jusuf Manggabarani,
Meski berstatus sebagai anak mantan Wakapolri, namun, dia punya prestasi mentereng.
Saat masih menjabat sebagai Kanit Resmob Polrestabes Makassar, berhasil mengungkap identitas Amir Aco, gembong narkoba internasional, buronan dari Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (17/1/2015) dini hari.
Awalnya Amir Aco bersikukuh bernama Ardi Daeng Nai.
Nama itu memang yang dia pakai selama buron di Makassar.
Di empat tempat kos mewah di Makassar, tempat dia menginap selama buron, juga dikenal dengan nama Ardi Daeng Nai.
Edy mulai curiga ketika dia ditawari "uang damai" Rp 500 juta oleh Ardi.
Dalam benak AKP Edy, "Wah, pasti dia punya jaringan besar, tidak mungkin orang biasa punya uang sebanyak itu."
Diam-diam Edy, melakukan penelusuran di internet. Dia membuka file Youtube yang ada dalam iPhone 6 miliknya untuk mencocokkan data yang dia peroleh dari Balikpapan.
"Apa benar ini kamu?" kata Edy memperlihatkan video dan foto itu ke Ardi.
Ardi pun terperangkap. Dia tak bisa mengelak lagi ketika diperlihatkan foto dan videonya.
Ardi akhirnya mengaku bahwa dialah Amir Aco yang ada dalam video dan foto tersebut, gembong yang jadi buronan itu.
Raut polisi tiba-tiba heboh saat mengetahui, ternyata yang ditangkap adalah gembong narkoba jaringan internasional. Dialah Amir Aco
"Woww... gembong besar.... Dialah orangnya," teriak sejumlah anggota Resmob Polrestabes Makassar.
Tembak 5 Perampok
Edy Sabhara yang saat itu masih menjabat sebagai Kepala Unit (Kanit) Resmob Polrestabes Makassar, menembak lima perampok.
Salah seorang di antara perampok yang ditembak itu tewas.
Awalnya, unit Resmob Polrestabes Makassar yang dipimpin Edy melakukan penangkapan dua tersangka perampok di Jalan AP Pettarani, Senin (9/11/2015) sore.
Dua tersangka yang ditangkap adalah Ismail alias Mail (21) dan Syahrul (20), warga Jalan Moncong-moncong, Desa Pattalassang, Kabupaten Gowa.
Dari pengakuan kedua tersangka itu, ada beberapa tersangka lain dalam komplotan perampok yang kerap beraksi di Kota Makassar.
Polisi kemudian langsung melakukan pengembangan dan mengejar tersangka lainnya hingga Selasa (10/11/2015) dini hari.
Alhasil, polisi menangkap empat tersangka lainnya, yaitu Ahmad alias Hamma (31), warga Kecamatan Manggala, Kota Makassar; Gau alias Daeng Ngerang (27); Fredy alias Dedy (27); dan Arfandi alias Supu (23).
Tiga pelaku terakhir adalah warga Desa Maccinang, Kabupaten Gowa. Dari pengakuan keenam tersangka, mereka telah melakukan perampokan puluhan TKP di Kota Makassar dan Kabupaten Gowa. Saat dibawa menunjukkan TKP, lima orang tersangka melawan polisi dan berusaha kabur.
"Dari lima tersangka yang ditembak, seorang di antaranya meninggal dunia karena kehabisan darah. Kelima tersangka ditembak kakinya. Namun, saat dibawa ke RS Bhayangkara, tersangka Ahmad alias Hamma mengalami pendarahan dan meninggal dunia," kata Komisaris Polisi (Kompol) Andi Husnaeni, Selasa (10/11/2015).
Andi Husnaeni yang adalah Kasubag Humas Polrestabes Makassar mengatakan, lima tersangka lain yang masih hidup dibawa ke Mapolrestabes Makassar untuk diproses lebih lanjut. Andi Husnaeni mengungkapkan, masing-masing tersangka mempunyai peran dalam menjalankan aksinya.
"Jelas komplotan ini tidak segan-segan melukai korbannya. Di mana mereka melakukan aksinya selalu membawa senjata tajam berupa parang, badik, dan panah. Dari pengungkapan kasus ini, polisi sudah menyita barang bukti dari tersangka," kata dia.
(Bangkapos.com/Tribunnews/Tribun Pinrang)
Komplotan Penculik Buntuti Kacab Bank BUMN Ilham Pradipta ke Parkiran Supermarket |
![]() |
---|
Sosok Bripda Alvian Misterius, Polisi Buron Bakar Pacarnya Putri Apriyani, Begini Nasibnya Sekarang |
![]() |
---|
Ahmad Husein Mundur, AMPB Tetap Desak Bupati Pati Sudewo Lengser |
![]() |
---|
Kontroversi Wamenaker Immanuel Ebenezer Kini Terjaring OTT KPK: Kasus Job Fair Hingga Sritex |
![]() |
---|
Sosok Brigjen Pol Sumy Hastry Purwanti, Polwan Bacakan Hasil Tes DNA Ridwan Kamil dan Lisa Mariana |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.