Sosok Nandar Pengurus KKSU yang Sunat Uang Kompensasi Sopir Angkot Rp 200 Ribu, Dedi Mulyadi Murka

Adalah Nandar, salah satu oknum KKSU yang melakukan pemotongan uang bantuan sopir angkot dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tersebut.

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: Evan Saputra
Kolase TikTok // TribunnewsBogor.com
NANDAR PENGURUS KKSU -- Terungkap tampang Nandar, Pengurus KKSU yang sunat uang bantuan sopir angkot dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. 

BANGKAPOS.COM -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberikan uang kompensasi bagi sopir angkot di kawasan Puncak, Bogor.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi meminta sopir angkot untuk tidak beroperasi selama masa arus mudik dan balik Lebaran 1446 Hijriah.

Sayangnya uang kompensasi tersebut malah dipotong oleh oknum Dinas Perhubungan (Dishub), Organda, dan Kelompok Kerja Sub Unit (KKSU).

Mengetahui hal tersebut, Dedi Mulyadi murka dan meminta agar uang kompensasi sopir angkot yang dipotong dikembalikan.

Adalah Nandar, salah satu oknum KKSU yang melakukan pemotongan uang bantuan sopir angkot dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tersebut.

Usai diancam akan diproses oleh Dedi Mulyadi, Nandar kini mengembalikan uang yang disunat dari para sopir angkot wilayah Puncak, Kabupaten Bogor.

Nandar pun menegaskan kalau uang itu merupakan ucapan terima kasih dari para sopir angkot.

Nama Nandar muncul setelah Dedi Mulyadi menghubungi sopir angkot Puncak Bogor yang mengaku dimintai uang Rp 200 ribu.

Dari total bantuan Rp 1,5 juta, sopir angkot seharusnya mendapat uang tunai Rp 1 juta dan sembako senilai Rp 500 ribu.

Namun setelah disunat Rp 200 ribu, para sopir angkot hanya mendapat uang tunai Rp 800 ribu.

Emen, sopir angkot Cisarua mengatakan kalau pemotongan itu dilakukan oleh sejumlah oknum.

"Kan uang Rp 1 juta ya. Bilangnya yang mungut, keikhlasan. Tapi keikhlasannya ditarget Pak, Rp 200 ribu," tutur Emen di Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel.

Menurut Emen, saat itu ada sejumlah oknum Dishub, Organda, dan KKSU.

Akhirnya Emen pun menyebutkan nama pengurus KKSU yang menerima uang itu.

"Kita cuma dipinta Rp 200 ribu, semuanya, kita nyerahin Rp 4 juta. Ketua KKSU yang terima uang, Pak Nandar," ungkapnya.

Dedi Mulyadi pun meminta siapapun yang menerima uang itu untuk mengembalikan ke para sopir angkot.

"Yang ngambil, segera kembalikan. Kalau enggak, saya proses," kata Dedi Mulyadi.

Setelah itu, Nandar pun akhirnya muncul dan mengembalikan uang tersebut.

Nandar bersama Emen pun sudah bertemu dan melakukan klarifikasi soal uang itu.

Namun ia tetap bersikukuh melakukan potongan dan mengklaim hanya menerima dari para sopir angkot.

"Saya mohon maaf, mungkin itu rekan kita yang ada di lapangan memberikan insentif atau apa aja tanda berterima kasih," kata Nandar.

Ia juga mengungkap total uang yang dipotong itu sejumlah belasan juta.

"Itu total nilainya Rp 11.200.000. Rekan-rekan sudah sepakat, kita kembalikan," kata Nandar.

Tak hanya itu, Nandar juga meminta maaf kepada sopir yang belum mendapatkan bantuan dari Dedi Mulyadi.

"Saya mohon maaf juga, karena waktu itu di situ sudah mendesak, Kami tidak ada waktu lagi untuk mendata, jadi apa adanya yang didata di lapangan, yang sehari-hari narik."

"Jadi yang tidak terdata, yang tidak kebagian, itu tidak ada di lapangan," jelasnya.

Nandar juga memastikan kalau uang yang diterimanya itu tidak mengalir ke Dishub dan Organda.

"Saya mohon maaf untuk Dishub, untuk Organda. Saya tidak ada masalah sangkut paut ke masalah Dishub. Tidak ada istilahnya imbalan ke Dishub, sama sekali tidak ada," tandasnya.

Sementara itu, Emen juga tiba-tiba mengklarifikasi kalau saat itu Dishub dan Organda ada di lokasi untuk pembagian bantuan saja.

"Untuk Dishub dan Organda hanya ada yang memberikan dan ngumpul pada waktu di lokasi."

"Untuk masalah dishub dan organda tidak ada sangkut pautnya, hanya memberikan di lokasi tersebut," tuturnya.

Ia juga memebenarkan kalau uang yang dipotong itu akan dikembalikan oleh KKSU ke para sopir angkot.

"Sudah berkoordinasi, uang Rp 11,2 juta akan dikembalikan ke sopir angkot. Soal uang potongan itu bukan masalah, hanya salah paham saja," tandasnya.

Sementara itu, Dedi Mulyadi meminta kasus itu tetap diselidiki meski uangnya sudah dikembalikan.

"Logika sederhana : "Kalau ada pengembalian, itu artinya didahului oleh pengambilan". Satu kata dari saya ; SELIDIKI !!!," tulis Dedi Mulyadi di akun Instagramnya.

Dedi Mulyadi Minta Sopir Tidak Cemas, Siapkan Uang Pengganti

Menanggapi aduan dari para sopir angkot, Dedi langsung bergerak cepat.

Ia menegaskan para sopir tidak perlu khawatir karena dirinya siap mengganti kerugian tersebut.

"Untuk sopir angkot yang dipotong, jangan cemas ya, saya akan siapkan Rp 200.000 lagi sebagai uang pengganti," ujar Dedi dalam rekaman video yang diterima Kompas.com, Jumat (4/4/2025).

Dedi menyayangkan tindakan pemotongan tersebut, mengingat uang sebesar Rp 200.000 sangat berarti bagi kehidupan keluarga para sopir.

Menurutnya, nominal tersebut bisa mencukupi kebutuhan makan keluarga selama empat hari.

"Rp 200.000 berarti bagi mereka (sopir angkot), artinya bahwa untuk mencukupi kehidupan selama empat hari. Ibu-ibunya masak senilai Rp 50.000 per hari," lanjut Dedi.

Tak hanya mengganti kerugian, Dedi juga berjanji akan membawa kasus ini ke jalur hukum, karena menurutnya tindakan tersebut sudah termasuk tindak pidana dan merugikan ratusan sopir, khususnya di wilayah Bogor.

"Tetapi untuk oknum yang lakukan pemotongan dengan alasan bantuan sukarela, anda tidak bisa tenang. Bahwa proses hukum harus berjalan," tegasnya.

Sementara itu, Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor membantah tudingan bahwa mereka terlibat dalam pemotongan uang kompensasi.

Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kabupaten Bogor, Dadang Kosasih, menegaskan pemotongan itu bukan paksaan, melainkan bentuk keikhlasan dari para sopir angkot sendiri.

"Tadinya sopir memberikan seikhlasnya ke KKSU, tetapi kemudian berkembang, ada pemotongan Rp 200.000," ujar Dadang saat ditemui di Pos Dishub Gadog, Puncak Bogor, Jumat (4/4/2025).

Ia menjelaskan, simpang siur informasi yang beredar di media sosial soal keterlibatan Dishub atau Organda terjadi akibat miskomunikasi antar pihak.

"Terkait informasi yang di luar yang simpang siur dalam artian dari mulai Organda, Dishub, dengan KKSU, dan pemilik kendaraan kita sudah sepakat bahwa yang tersampaikan oleh kemarin di sampaikan ke Gubernur itu sama sekali tidak benar. Hal ini karena mis komunikasi," jelasnya.

Dishub pun mengklaim telah menyelesaikan persoalan ini dengan mengembalikan uang yang sempat dipotong.

Dana sebesar Rp 11,2 juta yang sebelumnya dihimpun dari para sopir kini sudah dikembalikan seluruhnya.

"Sekarang hari ini kita sudah saksikan semua bahwa yang potongan Rp 200.000, Rp 100.000, dan Rp 50.000, yang jumlahnya Rp 11,2 juta sudah diserahkan kembali ke sopir."

"Ini murni dari KKSU langsung yang kemarin ada pungutan itu ternyata itu keikhlasan dari sopir," ujar Dadang.

Sebagai informasi, Dedi Mulyadi sebelumnya telah memberikan kompensasi sebesar Rp 3 juta per orang kepada sopir angkot, kusir delman, penarik becak, dan pengemudi ojek.

Bantuan ini bertujuan sebagai bentuk ganti rugi agar mereka tidak beroperasi sementara demi kelancaran arus mudik dan balik Lebaran 1446 Hijriah.

Kompensasi tersebut diberikan dalam dua tahap, yakni uang tunai Rp 1 juta dan paket sembako senilai Rp 500 ribu yang dibagikan sebelum dan sesudah Lebaran.

(Bangkapos.com/TribunnewsBogor.com/Kompas.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved