Pilkada Pangkalpinang 2025
Sering Bertemu, Rusdi Ungkap Molen Sosok Humanis dan Berjiwa Besar, Natsir Nilai Berhak Ikut Pilkada
Rusdi mengaku Molen merupakan sosok yang humanis dan berjiwa besar serta sering berdiskusi tentang berbagai hal termasuk soal politik
Penulis: Rifqi Nugroho | Editor: Hendra
BANGKAPOS.COM, BANGKA - Suasana teduh, nyaman, dan asri terasa ketika masuk ke dalam sebuah jalan kecil di kawasan Bukit Merapin, Kota Pangkalpinang.
Tempat itu, berada di ujung gang yang berisi tanaman sayur mayur, lengkap dengan pondok sederhana beserta dapurnya.
Itulah Pondok Katis, tempat Ketua Harian DPW PAN Babel Rusdi biasa berkumpul bersama warga, simpatisan, dan teman-temannya.
Rusdi merupakan salah satu warga Pangkalpinang yang memiliki keinginan maju dalam konstestasi Pilkada Ulang Pangkalpinang 2025.
Dengan tagline Wali Kota Jadi, Wakil Wali Kota Jadi, Rusdi mengaku siap mencalonkan diri di Pilkada Pangkalpinang 2025.
Meskipun PAN hanya memiliki satu kursi di DPRD Pangkalpinang, tak membuat Rusdi gentar.
"Saya tiga periode di DPRD Pangkalpinang atau 15 tahun sebagai anggota dewan. Hidup saya dihabiskan di politik. Jangankan saya yang orang politik, siapa saja, mau itu ibu rumah tangga, pensiunan, boleh maju sebagai calon wali kota," ungkap Rusdi di Pondok Katis, Selasa (10/6/2025).
Menurut Rusdi, politik itu dinamis. Memiliki sejuta kemungkinan meski dirinya saat ini bukan di partai mayoritas di legislatif.
Namun, menurut Rusdi, yang paling penting adalah bagaimana dia menjalin komunikasi dengan masyarakat dan menangkap isu-isu di Kota Pangkalpinang.
Rusdi mengaku hampir setiap hari posko Pondok Katis disambangi sejumlah orang dengan bermacam latar belakang.
Termasuk Wali Kota Pangkalpinang Maulan Aklil alias Molen 2018-2023, pernah berkunjung ke Pondok Katis beberapa waktu lalu.
Menurutnya Molen adalah sosok politisi yang humanis, cerdas, dan berani mengambil risiko.
Dia mengakui sudah sering bertemu, karena dulu saat dirinya anggota DPRD Pangkalpinang, Molen adalah wali kota.
"Pak Molen orang baik, humanis, dan apa yang terjadi padanya adalah dinamika politik. Tetapi, meski dia belum meraih hasil maksimal namun Pak Molen tetap baik-baik saja dan tidak ada kebencian apapun. Itulah politisi sejati saya kira," jelas Rusdi.
Bahkan Rusdi menyatakan Molen memiliki kesamaan karakter dengan dirinya.
Menurutnya, Molen senang diskusi dan terbuka pada banyak hal, meski terkadang mendapat cibiran usai Pilkada 2024 lalu.
"Saya senang karena kita ada chemistry atau kecocokan sebenarnya. Saya menilai Pak Molen secara personal orangnya baik, sekali lagi persoalan politik sifatnya dinamis," ujar politisi PAN ini.
Rusdi mengungkapkan lantaran dinamika politik itulah, dia bisa saja bersanding dengan Molen, tetapi bisa juga tidak.
Namun secara pribadi, Rusdi menilai Molen orang berjiwa besar yang belum ditakdirkan mendapatkan keinginannya pada Pilkada 2024.
Sehingga, keputusan politik memberikan kesempatan Pilkada Ulang Pangkalpinang 2025, yang juga bakal diikuti Molen.
"Itulah hikmahnya, sekarang banyak orang ingin maju di Pangkalpinang. Dulu mana ada ramai-ramai spanduk seperti sekarang. Kalau saya pada 2024 sudah memang ingin ikut konstestasi, meski belum diberi kesempatan," ungkap Rusdi.
Hal senada diungkapkan Nasir alias Guru Nasir, yang saat ini sebagai Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPW PAN Babel.
Menurutnya, Molen secara pribadi memiliki hak untuk mencalonkan diri dalam Pilkada Ulang Pangkalpinang.
Tidak meraih hasil maksimal pada 2024, menurut Nasir bukan suatu kesalahan atau akibat kesalahannya lima tahun lalu.
"Tidak ada hubungannya kalah dengan kotak kosong. Perlu diketahui adalah adanya pembegalan demokrasi. Kita berontak karena demokrasi dibegal oleh elite politik partai," tegas Nasir.
Sehingga yang terjadi bukan berontak pada sosok Molen sebagai calon tunggal saat itu.
Terkait kinerja Molen selama lima tahun, menurutnya siapa saja berhak menilai karena sifatnya relatif, tidak ada kepala daerah yang sempurna.
"Pemimpin ketika salah kita tegur, ketika dia benar tidak perlu dipuji. Seorang pemimpin jangan terlalu baper, itu yang penting," ujarnya.
Nasir menilai ketika Molen belum berhasil meraih suara terbanyak pada Pilkada 2024 bukan karena masyarakat tak senang padanya.
"Ketika kita kaitkan kekalahan Molen karena masyarakat benci, tidak masuk rumus itu. Karena Molen dan Hakim punya suara 38.000. Hanya kalah dalam pemilihan, terus muncul bahasa serakah memilih partai. Padahal partai yang ingin menguasai calon," terang Nasir.
Bagaimana melihat sentimen terhadap Molen?
"Hujatan itu kan, karena orang sayang pada Molen. Ingin memperbaiki Molen, seperti di dalam rumah tangga. Anak yang dimarahi orang tuanya karena sayang. Kalau tidak sayang berarti sudah tidak dipedulikan lagi. Cara orang menyampaikan nasehat berbeda-beda," katanya.
Terakhir, Nasir menyampaikan kader PAN harus maju dalam Pilkada Ulang Pangkalpinang, soal menang atau kalah bukan urusan mereka.
Karena bagi PAN, kemenangan atau kekalahan dalam Pilkada adalah ketetapan dari Tuhan, Allah Yang Maha Kuasa. (Bangkapos.com/Rifqi Nugroho)
Tak Ada Gugatan ke MK, KPU Pangkalpinang Tunggu Instruksi KPU RI Pleno Penetapan Wali Kota |
![]() |
---|
Partisipasi Pemilih di Pilkada Ulang Pangkalpinang Capai 61,14 Persen |
![]() |
---|
Partisipasi Pemilih di Pilkada Ulang Pangkalpinang 61,14 Persen, Tapi Belum Mencapai Target |
![]() |
---|
Breaking News: Resmi Pasangan Udin–Dessy Pemenang Pilkada Ulang Pangkalpinang 2025 |
![]() |
---|
Bawaslu Pangkalpinang Terima Tiga Laporan Dugaan Pelanggaran pada Pilkada Ulang 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.