IPM Pangkalpinang Terus Naik, Bukti Konsistensi Pembangunan Manusia Lima Tahun Terakhir

Dari tiga dimensi utama IPM pendidikan, kesehatan, dan standar hidup layak, Yan menilai pendidikan sebagai tantangan sekaligus investasi jangka...

|
Bangkapos.com/Cepi Marlianto
Gedung Tudung Saji Kantor Wali Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Pangkalpinang terus menunjukkan tren positif dan mencatat sejarah baru. Berdasarkan data terbaru tahun 2024, IPM Pangkalpinang telah mencapai angka 80,02, menjadikannya sebagai satu-satunya daerah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang masuk kategori sangat tinggi versi Badan Pusat Statistik (BPS).

Kepala Badan Perencanaan, Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kota Pangkalpinang, Yan Rizana, mengungkapkan, capaian ini merupakan hasil konsistensi arah kebijakan pembangunan manusia yang berkelanjutan sejak 2018.

"Selama enam tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan IPM di Pangkalpinang sebesar 0,73 persen. Tahun 2024 saja tumbuh 0,56 persen dari tahun sebelumnya. Ini bukan sekadar angka, tapi cerminan dari keberhasilan kita membangun kualitas hidup masyarakat," ujar Yan, kamis (12/6/2025).

Dari tiga dimensi utama IPM pendidikan, kesehatan, dan standar hidup layak, Yan menilai pendidikan sebagai tantangan sekaligus investasi jangka panjang paling krusial.

"Secara nasional kita memang masih berupaya mengejar target wajib belajar 12 tahun. Di Pangkalpinang, Rata-Rata Lama Sekolah tahun 2024 mencapai 10,67 tahun, meningkat dari tahun sebelumnya. Tapi tetap, itu belum setara dengan kelas 3 SMA," kata Yan.

Namun begitu, harapan lama sekolah di kota ini sudah menembus angka 13,30 tahun tertinggi se-provinsi yang menandakan generasi muda kini memiliki peluang pendidikan lebih panjang.

"Ini bukti bahwa intervensi kebijakan, seperti subsidi pendidikan, perluasan akses, dan kerja sama lintas sektor, telah membuahkan hasil," tambahnya.

Di bidang kesehatan, Umur Harapan Hidup (UHH) warga Pangkalpinang meningkat menjadi 75,26 tahun pada 2024, tertinggi di Bangka Belitung. 

Meski begitu, target ideal 85 tahun yang tercantum dalam RKPD belum tercapai.

"Kita masih harus dorong fasilitas pelayanan, promosi gaya hidup sehat, dan pencegahan penyakit. Fasilitas kesehatan harus dikaji ulang kualitas dan distribusinya," ujar Yan.

Secara ekonomi, indikator PDRB per kapita melonjak signifikan hingga mencapai Rp82,74 juta pada 2023, melampaui target RPJMD sebesar Rp65,26 juta. 

Penurunan angka kemiskinan menjadi 4,04 persen juga menunjukkan bahwa arah kebijakan fiskal dan sosial telah menyasar kelompok rentan secara tepat.

Namun, Yan mengingatkan agar pertumbuhan ekonomi tidak hanya dilihat dari angka makro.

"Tantangan kita ada pada menjaga daya beli masyarakat, inflasi yang stabil, dan distribusi hasil ekonomi yang adil," katanya.

Meski tidak menyebut langsung, banyak pihak menyadari lonjakan IPM Pangkalpinang selama enam tahun terakhir tak lepas dari konsistensi arah kepemimpinan kota dalam merumuskan kebijakan berbasis data dan dampak sosial.

Halaman
12
Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved