Rekam Jejak Nadiem Makarim dari Pendiri Gojek jadi Menteri Pendidikan, Kini Terlibat Korupsi Laptop
Rekam jejak Nadiem Makarim berawal dari pendiri Gojek, perusahaan jasa ojek berbasis daring di Indonesia.
Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: M Zulkodri
BANGKAPOS.COM -- Berikut ini rekam jejak mantan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim.
Sosok Nadiem Makarim terlibat kasus dugaan korupsi laptop chromebook.
Kini ia dicekal berpergian ke luar negeri oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) Republik Indonesia (RI).
Hal itu dilakukan agar memperlancar Kejagung dalam mengusut kasus dugaan korupsi pengadaan laptop dalam program digitalisasi di Kemendikbud periode 2019-2022.
Nadiem Makarim merupakan pria kelahiran Singapura pada tanggal 4 Juli 1984, saat ini ia telah berusia 40 tahun.
Rekam jejak Nadiem Makarim berawal dari pendiri Gojek, perusahaan jasa ojek berbasis daring di Indonesia.
Berawal dari kebiasaannya menggunakan ojek untuk pergi ke kantor, Nadiem mendapat ide untuk menelurkan jasa ojek dan teknologi.
Saat itu, Nadiem diketahui masih bekerja sebagai Co-Founder dan Managing Editor Zalora Indonesia dan Chief Innovation Officer Kartuku.
Setiap berangkat ke kantor, ia selalu menggunakan ojek.
Dari situ, lahirlah PT Gojek Indonesia yang resmi meluncur pada 2010 silam.
Ketika awal merintis pada tahun 2010, Nadiem Makarim kerap turun ke tempat para tukang ojek mangkal.
Meski turun langsung, ia ternyata kesulitan merekrut pengojek untuk bergabung.
Pria kelahiran Singapura, 4 April 1984 ini tetap berinovasi hingga perusahaan yang didirikannya berkembang.
Saat awal merintis bisnis, Nadiem hanya memiliki 10 karyawan dan 20 tukang ojek.
Menurut Nadiem, awal mendirikan Go-Jek merupakan masa yang penuh tantangan.
Kendala utama yang ia hadapi adalah sulitnya merekrut para pengojek untuk bergabung karena Go-Jek belum banyak dikenal seperti sekarang ini.
Nadiem pun turun langsung merekrut tukang ojek.
Ia juga banyak menghabiskan waktu mengobrol hingga membelikan tukang ojek kopi dan rokok.
Setelah rajin pendekatan, akhirnya banyak dari mereka yang bersedia bergabung di Gojek.
Dalam waktu singkat, tercatat sudah ada 10.000 pengojek yang bergabung.
Tidak hanya wilayah Jabodetabek, Go-Jek sudah melebarkan sayap ke sejumlah wilayah, seperti hingga ke Bali, Bandung, dan Surabaya.
Diketahui, Gojek meluncurkan aplikasi yang bisa diunduh di ponsel bernama Go-Jek.
Dari aplikasi ini, user bisa langsung memesan ojek hanya dengan beberapa langkah mudah.
Setelah itu, ojek akan datang menjemput ke tempat konsumen dan mengantarkan ke tempat yang dituju.
Selain itu, Go-Jek melayani jasa antar barang dan atau kurir, jasa antar pesan makanan hingga jasa shopping.
Go-Jek pun bekerja sama dengan hampir 100 perusahaan yang menjadi pelanggan korporat.
Sebagai inovasi, Nadiem Makarim juga menawarkan berbagai promosi di layanan Go-Jek.
Tinggalkan Gojek, jadi Menteri Pendidikan
Selang beberapa tahun kemudian, Nadiem Makarim memutuskan untuk hengkang dari perusahaan yang dirintisnya.
Pria lulusan Master of Business Administration dari Harvard Business School ini masuk pemerintahan dengan mengemban amanah sebagai Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek).
Saat itu, Nadiem Makarim mengaku diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) (saat itu) untuk bergabung dalam Kabinet Kerja jilid ll.
"Saya telah diminta untuk brgabung kabinet oleh pak presiden," kata Nadiem usai menemui Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10/2019).
Ia mengatakan, penunjukan menteri merupakan sebuah kehormatan bagi dirinya dan siap membantu pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
Setelah penunjukkan menjadi menteri, Nadiem menyatakan akan mengurus pengunduran diri sebagai salah satu pimpinan di Go-Jek.
Diketahui, Nadiem Makarim dilantik sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) di Istana Negara, Rabu (28/4/2021) pukul 15.30 WIB.
Benar saja, sebelum menjalankan tugas barunya sebagai seorang menteri, Nadiem menuliskan surat perpisahan untuk seluruh karyawan Gojek.
Sebagai orang yang merintis GoJek dari nol, wajar bila Nadiem Makarim merasa sedih harus meninggalkan perusahaan yang sudah dianggapnya sebagai anak sendiri itu.
Namun, dia harus melepaskan semua tanggung jawab dan kepemimpinan di GoJek.
Nadiem menulis sepucuk surat perpisahan untuk para karyawan di GoJek.
Selanjutnya, kepemimpinan Go-Jek pun dipercayakan ke tangan dua orang yang dipercaya paling mumpuni untuk tugas itu, yakni Kevin Aluwi dan Andre Soelistyo sebagai co-CEO.
Terlibat Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan Laptop
Setelah tak menjabat sebagai Mendikbud Ristek, Nadiem kini tersandung kasus dugaan korupsi.
Seperti diketahui, Penyidik Kejaksaan Agung telah meningkatkan status perkara dugaan korupsi pengadaan chromebook atau laptop dalam program digitalisasi di Kemendikbud Ristek periode 2019-2022 dari penyelidikan ke penyidikan.
Pengusutan kasus bermula pada tahun 2020, ketika Kemendikbud Ristek menyusun rencana pengadaan bantuan peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi satuan pendidikan mulai dari dasar hingga atas.
Hal tersebut, bertujuan untuk pelaksanaan asesmen Kompetensi Minimal (AKM).
Padahal saat pengalaman uji coba pengadaan peralatan TIK berupa chromebook 2018-2019, hal itu tidak berjalan efektif karena kendala jaringan internet.
Berdasarkan pengalaman uji coba tersebut dan perbandingan beberapa operating system (OS), tim teknis yang mengurus pengadaan itu pun membuat kajian pertama dengan merekomendasikan penggunaan spesifikasi OS Windows.
Namun, Kemendikbud Ristek justru mengganti spesifikasi pada kajian pertama itu dengan kajian baru dengan spesifikasi OS berbasis Chromebook.
Diduga penggantian spesifikasi tersebut bukan berdasarkan atas kebutuhan yang sebenarnya.
Kemendikbud Ristek diketahui mendapat anggaran pendidikan total sebesar Rp Rp 9.982.485.541.000 atau Rp 9,9 triliun pada 2019-2022.
Dari jumlah tersebut, di antaranya alokasi sebesar Rp 3.582.607.852.000 atau Rp 3,5 triliun untuk pengadaan peralatan TIK atau chromebook dan untuk dana alokasi khusus (DAK) sebesar Rp 6.399.877.689.000 atau Rp 6,3 triliun.
Berdasarkan keterangan saksi-saksi dan alat bukti yang dikantongi Kejaksaan Agung, ditemukan adanya tindakan persekongkolan atau permufakatan jahat dalam pengadaan pengadaan laptop chromebook. Hingga kasus tersebut, diselidiki.
Proses penyidikan pun masih berlangsung, Mendikbud saat itu, yakni Nadiem Makarim diperiksa Kejagung sebagai saksi kasus dugaan korupsi pengadaan laptop chromebook di Kemendikbud Ristek periode 2019-2022, Senin (23/6/2025).
Selain Nadiem, Kejagung telah memeriksa sejumlah pihak dalam perkara pengadaan laptop Kemendikbud tersebut.
Dua di antaranya yakni eks stafsus Nadiem Makarim, Fiona Handayani dan konsultan teknis di Kemendikbud Ristek Ibrahim Arief.
Fiona sudah dua kali menjalani pemeriksaan sebagai saksi. Sedangkan Ibrahim baru diperiksa satu kali.
Selain itu, ada satu mantan stafsus Nadiem lainnya yang hendak diperiksa sebagai saksi yakni Jurist Tan. Namun, Jurist Tan tiga kali mangkir dari panggilan penyidik Kejaksaan Agung.
(Bangkapos.com/Tribunnews.com)
KPK Didesak Jadikan Bupati Sudewo Tersangka Kasus Korupsi DJKA, Diduga Terima Dana Rp 720 Juta |
![]() |
---|
Biodata Rohidin Mersyah, Eks Gubernur Bengkulu Terancam Denda 39 Miliar, Segini Harta Kekayaannya |
![]() |
---|
Sosok Mohammad Riza Chalid Taipan Minyak Tersangka Kasus Korupsi Minyak Mentah, Kini Buronan |
![]() |
---|
Breaking News: 10 Menit Tiga Pegawai KPK Sambangi Kantor KPU Kota Pangkalpinang |
![]() |
---|
Siapa Irawan Prakoso? Dari Tangannya Sita 5 Mobil Mewah, Diduga Simpan Aset Raja Minyak Riza Chalid |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.