Tongkang Tabrak Pondasi Jembatan Emas

Insiden Laka Laut Jembatan Emas Kota Pangkalpinang, Kerugian Diperkirakan Capai Rp 2 Miliar

Terkait pengaman sisi alur sungai yang roboh, pemilik tongkang blue shapire TB. Majestix Artic siap mengganti kerugian tersebut

Istimewa
MENABRAK JEMBATAN -- Salah satu tongkang yang hendak melintasi bawah jembatan emas, tiba-tiba menabrak pondasi bagian bawah jembatan, Kamis (26/6/2025). 

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Pemerintah Provinsi Bangka Belitung memastikan nilai kerugian akibat laka laut di Jembatan Emas Kota Pangkalpinang akan segera keluar dalam waktu dekat.

Hal ini dikatakan Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Bangka Belitung, Alfian saat dikonfirmasi terkait insiden yang terjadi pada Kamis (26/6/2025) sekitar pukul 14.30 WIB lalu.

"Untuk penghitungannya ada analisa satuan harga, upah, bahan hingga berapa banyak pancang. Sampai saat ini belum selesai, mungkin dalam waktu dekat atau minggu depan insyaallah selesai," Alfian, Jumat (4/7/2025).

Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Bangka Belitung, Alfian.
Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Bangka Belitung, Alfian. (Bangkapos.com/Rizky Irianda Pahlevy)

Pihaknya memastikan terkait pengaman sisi alur sungai yang roboh, pemilik tongkang blue shapire TB. Majestix Artic siap mengganti kerugian tersebut.

"Intinya mereka, siap mengganti berapa pun. Kalau perkiraan nilai kerugian itu, sekitar Rp 2 Miliar hingga Rp 3 Miliar," jelasnya.

Sebelumnya Gubernur Bangka Belitung Hidayat Arsani memastikan, pihak kapal TB. Majestic Artic akan mengganti rugi pasca insiden di Jembatan Emas, Rabu (2/7/2025).

"Tetap akan kita proses sesuai peraturan yang punya kapal, harus ganti rugi pada negara. Tidak ada gratis, tapi harus ganti rugi sesuai aturan yang berlaku," ujar Hidayat Arsani.

Lebih lanjut pasca insiden yang terjadi pada Kamis (26/6/2025) sekitar pukul 14.30 WIB lalu, Hidayat Arsani juga menyinggung kebijakannya terkait penutupan Jembatan Emas tersebut.

"Memang perlu dikaji jembatan itu, makanya saya mengambil langkah untuk mengangkat jembatan itu. Coba kalau itu tertutup gimana? Hancur gak? Ini kapal kosong, kalau kapal 4 ribuan ton ini beresiko. Saya mengambil tindakan itu bukan secara emosional, tapi secara akademis," ungkapnya.

(Bangkapos.com/Rizky Irianda Pahlevy)

Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved