Berita Pangkalpinang
Dialog Ruang Tengah: Awei, Penulis Asal Babel Tembus Gramedia Lewat Novel Cinta di Bawah Tudung Saji
Dulu waktu pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, guru itu kan mendorong kita untuk mengarang. Itu seperti menjadi pelajaran favorit, sampai suatu...
Penulis: Rifqi Nugroho | Editor: Asmadi Pandapotan Siregar
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Sosok Toni Pratama atau akrab disapa Awei, menjadi kebanggaan baru bagi dunia literasi Bangka Belitung setelah novelnya yang berjudul Cinta di Bawah Tudung Saji berhasil diterbitkan oleh PT Bhuana Ilmu Populer (BIP), salah satu penerbit di bawah Gramedia Group, pada tahun 2024 lalu.
Melalui karyanya tersebut, Awei resmi menjadi salah satu penulis asal Bangka Belitung yang berhasil menembus pasar penerbit besar nasional.
Dalam Program Dialog Ruang Tengah Bangka Pos edisi Selasa (8/7/2025), Awei menceritakan perjalanannya menulis dan makna di balik setiap karya yang ia hasilkan.
Menurutnya, keinginannya menulis novel itu muncul agar dirinya mempunyai sebuh karya yang bisa dikenal dan abad diingat oleh masyarakat luas.
Diakatakan Awei, hal itu sesuai dengan kutipan lama yang berbunyi, jika kamu bukan anak seorang raja, maka menulislah agar dikenal ataupin diingat oleh orang.
Hal itu disampaikan Awei saat hadir dalam Program Dialog Ruang Tengah Bangka Pos edisi, Selasa (8/7/2025).
Berikut kutipan wawancara bersama Awei tersebut:
1. Q: Bagaimana awal mula tumbuhnya kegemaran untuk menulis?
A: Dulu waktu pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, guru itu kan mendorong kita untuk mengarang. Itu seperti menjadi pelajaran favorit, sampai suatu ketika guru mengajak saya ikut lomba mengarang. Terus akhirnya biasa juara, jadi suka menulis cerita apa saja itu sejak masa sekolah.
2. Q: Apa kenangan paling diingat dalam menulis itu?
A: Yang menjadi titik balik saya akhirnya memutuskan saya konsen menulis pada beberapa tahun lalu itu saat teman mengajak saya ikut lomba menulis cerita rakyat di tingkat Provinsi. Kebetulan saya punya stok banyak soal cerita rakyat saat sata bertugas di Dinas Pariwisata. Saya waktu itu memilih yang menurut saya paling bagus, kemudian malah berhasil juara satu.

3. Q: Saat ini banyak tulisan novel ataupun film yang bernuansa romansa, apakah itu juga dilakukan?
A: Iya, jadi novel saya pertama berjudul Cinta di Bawah Tudung Saji itu masuk genre romansa, walaupun saya balut dengan keunikan budaya Bangka Selatan. Jadi sesuai dengan minat para remaja yang tidak jauh dari romansa, tapi saya balut dengan perayaan satu muharam di daerah Nyelanding, Bangka Selatan.
4. Q: Apakah dalam penulisan novel itu juga melakukan riset secara menyeluruh?
A: Jadi untuk riset itu saat ini terbantu dengan adanya teknologi, kita bisa mencari segala informasi di internet. Tetapi untuk novel saya ini saya melakuan riset secara langsung, jadi misalnya saya wawancara langsung ke penata rias yang ada di novel itu. Kemudian seperti ada tokoh perawat di tulisan, saya juga melakukan riset secara langsung, jadi supaya cerita itu hidup dan detail itu butuh riset di lapangan.
5. Q: Kalau untuk terbit di Gramedia ini sebenarnya sulit tidak untuk dilakukan?
A: Sebenarnya kalau dilihat dari syarat, semua orang bisa melakukan itu. Pertama tentu tulisan itu harus selesai, kalau untuk syarat administrasi itu tidak terlalu masalah. Tapi memang harus sabar menunggu, kemudian akhirnya bisa berhasil dipilih untuk terbit, mungkin ada sedikit fakto keberuntungan. Jadi mungkin harus cari dulu, minat pembaca saat ini seperti apa, itu saya juga baru tahu saat novel saya ini diterima untuk terbit. Akhirnya cocok dengan tulisan saya.
6. Q: Kalau boleh tahu apa makna menulis itu sendiri dari Awei?
A: Kalau kita ini kan sudah masuk usia paruh baya bisa dikatakan, jadi usai seperti ini sudah berpikir suapaya punya kenangan selama hidup di dunia. Jadi memang ada orang yang terlahir menjadi seorang legenda dari latar belakang dia. Tapi kalau orang seperti kita, orang biasa, harus ada kerya. Seperti kata beberapa tokoh, kalau kita bukan anak sultan, menulislah agar bisa dikenal.
7. Q: Mungkin ada pesan untuk generasi muda yang ingin menulis ataupun berkarya?
A: Saya ingin mengajak semua pihak, mari kita berikan atensi terhdapa pengembangan literasi di Indonesia. Kita ini kan bangsa yang besar dan kita semua tahu tujuan kita di pembukaan Undang-Undang kita yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Jadi walaupun ibu rumah tangga juga punya kewajiban itu terutama untuk anaknya sediri. Jadi mari memandang penting literasi ini dengan kemakmuran bangsa kita sendiri.
8. Q: Terkahir, mungkin apa rencana besar yang ingin dicapai dalam dunia penulisan ke depan?
A: Ya selama ini, sebelum novel saya terbit di Gramedia, karena saya pencinta buku pasti saya mampir. Tapi kemarin baru kepikiran, selama ini saya hanya membeli karya orang. Jadi kedepan harapan saya adalah semakin banyak buku-buku karya saya yang terpajang di toko buku, seperti Gramedia. Mudah-mudahan nanti ada penulis-penulis besar dari Bangka Belitung bisa mewarnai toko-toko buku di Indonesia.
(Bangkapos.com/Rifqi Nugroho)
Fun Mini Soccer Merdeka Cup Sukses Digelar, Aswery Siap Buka Turnamen Lebih Besar |
![]() |
---|
Lapas Pangkalpinang Panen Ratusan Kilogram Semangka, Dukung Program Ketahanan Pangan |
![]() |
---|
Gerakan Pangan Murah di Mapolsek Bukit Intan Pangkalpinang Diserbu Warga |
![]() |
---|
Serba-serbi Aksi di DPRD dan Mapolda Babel: 16 Tuntutan, Tabur Racun Tikus Hingga Salat Ghaib Massal |
![]() |
---|
Harga Ikan di Pangkalpinang Masih Tinggi, Ikan Tengiri Tembus Rp110 Ribu Perkilo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.