Berita Viral

Sosok Saleh Daulay, Ketua Komisi IV DPR RI Nilai Menpar Widiyanti Ragu-ragu Bahas Anggaran

Ketua Komisi VII DPR RI, Saleh Daulay menyoroti Widiyanti yang menurutnya ragu-ragu saat membahas anggaran saat rapat pada Kamis (3/7/2025).

Kompas.com/Dok. Kemenparekraf
KRITIK MENPAR RI - Foto Ketua Komisi VII DPR RI, Saleh Daulay Menteri Pariwisata RI, Widiyanti Putri Wardhana. Saleh daulay baru-baru ini mengkritik gestur Menteri Pariwisata RI, Widiyanti Putri Wardhana. 

BANGKAPOS.COM -- Ketua Komisi VII DPR RI, Saleh Daulay baru-baru mengkritik gestur Menteri Pariwisata RI, Widiyanti Putri Wardhana.

Ia menyoroti Widiyanti yang menurutnya ragu-ragu saat membahas anggaran saat rapat pada Kamis (3/7/2025).

Bahkan aksi Widiyanto yang  menengok kanan kiri orang yang berada di sampingnya pun diperbincangkan Saleh.

Baca juga: Sumber Kekayaan Widiyanti, Menteri Terkaya Harta Rp5,4 Triliun, Ayah dan Suaminya Punya Saham Ini

Atas hal itu, Menpar pun dikritik oleh Ketua Komisi VII DPR, Saleh Partaonan Daulay. 

Video kritikan terhadap Widi pun beredar luas di media sosial. 

Dalam video itu, Saleh menilai Widi tidak meyakinkan dalam menyampaikan secara rinci alokasi dan penggunaan anggaran kementeriannya. 

"Saya sebetulnya senang ya dengan Ibu Menteri kan senyumnya banyak apa gitu tapi menjelaskannya ke kita dia enggak yakin," kata Ketua Komisi VII DPR, Saleh Partaonan Daulay seperti dikutip dari Kompas TV.

"Cuman belum yakin gitu. Makanya lihat kiri kanan. Sebetulnya yang kiri kanan ini enggak perlu kalau Pak Ses minta itu. Kecuali kalau ada data yang dia hanya miliki," tambahnya. 

Baca juga: Perjalanan Karir Widiyanti Putri Wardhana Hingga Jadi Menteri Terkaya Kabinet Prabowo

Kritikan itu pun viral di media sosial. 

Publik turut memberi komentar terhadap Menteri Pariwisata tersebut.

Tak sedikit yang mengkritisi sikap Widiyanti.

Selain dikritik tidak meyakinkan, Widiyanti juga pernah dikritik publik gara-gara kemampuan bicaranya saat rapat yang dinilai buruk.

Dalam sepenggal video yang beredar di media sosial, ia awalnya sedang mengomentari terkait pembongkaran bangunan di destinasi wisata di Puncak, Bogor, Jawa Barat jelang Lebaran 2025. 

Pembongkaran itu gencar dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. 

Widi menyampaikan sebenarnya pembongkaran itu tidak boleh dilakukan secara sepihak, terlebih legalitas suatu usaha sudah diurus dengan sah. 

"Pembongkaran sepihak bisa menjadi sebuah preseden buruk bagi iklim investasi atau berusaha di Indonesia," katanya seperti dikutip dari iNewsTV yang tayang pada 20 Maret 2025.

Widi kemudian sempat menggunakan bahasa Inggris saat berbicara di rapat tersebut. 

Namun, warganet justru menyoroti cara Widi berbicara dengan bahasa Inggris yang tersendat.

Gara-gara kemampuan bicaranya itu, tak sedikit warganet yang meragukan kemampuan Widi dalam berbahasa Inggris. 

Bahkan, banyak yang meragukan kapasitas Widi sebagai menteri. 

Ada juga warganet yang menyarankan Widi sebaiknya mengambil kursus public speaking. 

Cara berkomunikasi Widi juga sempat disorot saat menyampaikan pidatonya di sebuah acara forum ekonomi pada 19 Februari 2025 silam. 

Kala itu, sang menteri lebih sering membaca teks sembari menunduk ketimbang menatap para hadirin yang datang. 

Akademisi Rhenald Kasali sempat mengomentari terkait cara Widi dalam berpidato saat itu. 

"Yang terjadi dengan Widianti Putri, Menteri Pariwisata ini adalah dia membaca teks, jadi ketika berpidato jangan bicara teks karena jadi menteri itu sebaiknya hanya pointers, hanya satu kata kita (pembicara) yang menguraikan."

"Kenapa begitu? Karena mata kita harus menyapu audience, karena memimpin itu adalah to influence, memengaruhi orang, buat lah agar mereka mengerti, buat lah agar mereka menurut dan juga melakukannya," kata Rhenald seperti dikutip dari Instagram resminya. 

Ia menekankan pentingnya menjalin hubungan batin antara pembicara dengan para hadirin. 

Ketika seseorang tampil di depan khalayak luas untuk berbicara, tidak boleh menampakkan keragu-raguan. 

"Kalau kita komunikasi itu adalah pertautan hati, kata almarhumah mendiang Tuti Aditama, seorang presenter TV terkenal di era dulu, yang mengatakan wawancara atau presenting something is a love story," jelasnya. 

Sosok Saleh Daulay

Mengutip dari Wikipedia, Saleh Partaonan Daulay adalah seorang politikus sekaligus akademikus Indonesia yang dikenal sebagai kader dari Partai Amanat Nasional (PAN).

Ia lahir pada 5 April 1974 dan telah lama terlibat aktif dalam dunia politik, organisasi kepemudaan, dan akademik.

Karier organisasi Saleh dimulai sejak masa kuliahnya di Universitas Sumatera Utara (USU). Di kampus tersebut, ia aktif dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Komisariat IMM Fakultas Sastra sebanyak dua kali, sebelum kemudian dipercaya sebagai salah satu Ketua Cabang IMM Kotamadya Medan.

Keterlibatannya di IMM menjadi fondasi kuat bagi aktivitas sosial dan politiknya di kemudian hari. Ia dikenal sebagai aktivis Angkatan Muda Muhammadiyah yang konsisten menyuarakan isu-isu keumatan dan kebangsaan.

Setelah menamatkan studi sarjana di USU pada tahun 1997, Saleh melanjutkan pendidikan pascasarjana di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mengambil jurusan Sejarah Peradaban Islam pada tahun 1998.

Tak berselang lama, ia juga mendaftar di Universitas Indonesia pada tahun 1999 dan mengambil jurusan Filsafat.

Menempuh dua program magister sekaligus bukan hal yang mudah, namun Saleh berhasil membagi waktu antara kuliah dan aktivitas organisasinya.

Di tengah kesibukannya sebagai mahasiswa pascasarjana, ia tetap melibatkan diri dalam organisasi, menjadi fungsionaris di Dewan Pimpinan Pusat IMM di bawah kepemimpinan Gunawan Hidayat.

Saleh terjun ke dunia politik bersama Partai Amanat Nasional. Namanya mencuat di kancah nasional ketika terpilih sebagai anggota DPR RI pada Pemilu 2014, mewakili Daerah Pemilihan Sumatera Utara II.

Di parlemen, ia dikenal aktif dalam berbagai isu strategis, terutama yang berkaitan dengan pendidikan, keagamaan, dan sosial.

(Kompas.com/Tribun Jatim/Bangkapos.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved