KM Barcelona Terbakar: Nahkoda Jadi Tersangka, Kelalaian Manifes & ABK Diduga Abaikan Keselamatan
KM Barcelona Terbakar, Nahkoda Kapal Ditetapkan tersangka, sejumlah fakta terungkap jumlah penumpah melebihi manifes hingga dugaan kelalaian teknis
Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
BANGKAPOS.COM--Tragedi kebakaran kapal KM Barcelona VA di perairan Minahasa Utara, yang menewaskan tiga penumpang dan menyebabkan dua lainnya masih hilang, kini berbuntut panjang ke ranah hukum.
Iknosi Bawotong, nahkoda kapal yang selamat dari insiden tersebut, resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Sulawesi Utara.
Namun, kasus ini tidak semata soal kelalaian teknis.
Fakta mencengangkan terungkap, kapal ternyata mengangkut jumlah penumpang jauh melebihi manifes resmi.
Kapasitas maksimal KM Barcelona VA tercatat 280 penumpang, namun dalam peristiwa kebakaran itu, kapal mengangkut 571 orang.
“Ketidaksesuaian data manifes ini menjadi salah satu poin berat dalam penyidikan,” tegas Kabid Humas Polda Sulut, Kombes Pol Alamsyah Hasibuan, Senin malam (21/7/2025). Ia juga menegaskan, ketidaksesuaian tersebut berkontribusi pada buruknya proses evakuasi saat kebakaran terjadi.
Fakta Baru: Penumpang Tanpa Pelampung, ABK Lompat Duluan
Investigasi sementara mengungkap kondisi memprihatinkan di tengah insiden, sejumlah penumpang mengaku tidak mendapatkan pelampung, sementara beberapa anak buah kapal (ABK) justru lebih dahulu menyelamatkan diri dengan melompat ke laut.
Hal ini menjadi pertanyaan besar mengenai kesiapan dan pelatihan awak kapal dalam menghadapi situasi darurat.
“Ini bukan sekadar musibah laut biasa. Ada indikasi kuat kelalaian sistemik dalam prosedur keselamatan,” ujar pakar hukum maritim dari Universitas Sam Ratulangi, Dr. Yuni Tangkudung.
Jeratan Hukum untuk Nahkoda dan Potensi Tersangka Lain
Direktur Polairud Polda Sulut, Kombes Eko Wimpiyanto, menyatakan bahwa nahkoda Iknosi Bawotong dijerat dengan sejumlah pasal berat, termasuk:
- UU Pelayaran Pasal 302 ayat 3, 303 ayat 3, 312, dan 323
- KUHP Pasal 359 dan Pasal 188 tentang kelalaian yang menyebabkan kematian dan kebakaran
Namun demikian, penyidikan tak berhenti pada Iknosi seorang.
Polisi kini mendalami peran para ABK dan kemungkinan keterlibatan pemilik kapal maupun pihak Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP).
“Saat ini tim sedang mengumpulkan alat bukti tambahan dan membuka kemungkinan penambahan tersangka,” kata Kombes Eko.
Kronologi Tragedi dan Dua Korban Masih Hilang
KM Barcelona VA berangkat dari Kepulauan Talaud menuju Manado dengan 571 penumpang dan 15 ABK.
Kebakaran terjadi pada Minggu (20/7/2025) pukul 14.00 WITA, sekitar 25 mil laut dari Pelabuhan Manado.
Kobaran api yang diduga berasal dari kamar salah satu penumpang dengan cepat meluas.
Tiga korban meninggal dunia dan dua lainny Levi Aiba dan Hamen Langinan—masih dalam pencarian oleh tim SAR gabungan.
Pakar Serukan Evaluasi Menyeluruh Transportasi Laut
Pakar transportasi laut dan keselamatan pelayaran menyatakan bahwa tragedi KM Barcelona merupakan cerminan rapuhnya pengawasan keselamatan transportasi laut di Indonesia, terutama di kawasan timur yang minim infrastruktur dan kontrol teknis.
“Evaluasi total terhadap regulasi, pengawasan, dan sanksi terhadap pelanggaran manifes penumpang perlu segera dilakukan,” ujar pakar pelayaran, Capt. Rachmat Widodo.
Tragedi KM Barcelona membuka luka mendalam bagi dunia pelayaran Indonesia.
Di balik insiden kebakaran yang menelan korban jiwa, terungkap pula rentetan pelanggaran keselamatan, kelalaian prosedural, dan lemahnya pengawasan, yang kini menyeret kapten kapal ke meja hijau.
Sementara itu, upaya pencarian dua korban hilang terus dilanjutkan, dan penyidikan masih berlangsung untuk memastikan seluruh pihak yang bertanggung jawab turut dimintai pertanggungjawaban.
Kronologi Singkat Insiden
Kapal Motor Barcelona VA mengalami kebakaran hebat saat dalam pelayaran dari Pelabuhan Talaud menuju Manado pada Minggu (20/7/2025), sekitar pukul 14.00 WITA.
Lokasi kejadian berada di perairan Talise, Kabupaten Minahasa Utara.
Berdasarkan data Basarnas Manado, kapal tersebut mengangkut total 571 penumpang, dengan rincian 568 orang selamat, dan tiga korban ditemukan meninggal dunia.
"Dua korban hilang yang dilaporkan ke kami itu bernama Levi Aiba dan Hamen Langinan," ujar anggota staf Humas Basarnas Manado, Nuriadin Gumelang, Senin (21/7/2025).
Tiga korban meninggal adalah Asna Lapae (50), Zakaria Tindiuling, dan Juliana Humulung (40).
Ketiganya merupakan pasien yang hendak berobat ke Manado.
Korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk proses identifikasi dan pemulangan ke keluarga masing-masing.
Beberapa penumpang yang mengalami luka masih menjalani perawatan di berbagai rumah sakit di Manado dan Minahasa Utara akibat benturan dan trauma.
Penyidikan Masih Berlanjut
Polda Sulut menyatakan penyidikan terhadap penyebab kebakaran dan potensi kelalaian masih terus dilakukan.
Api diduga berasal dari salah satu kamar penumpang, namun pihak berwenang masih menelusuri titik awal dan penyebarannya.
Diketahui, keberangkatan KM Barcelona 5 sempat tertunda dari jadwal awal pada Sabtu (19/7/2025) pukul 18.00 WITA, menjadi Minggu (20/7/2025) pukul 01.00 WITA karena cuaca buruk.
Saat kejadian, penumpang masih sempat mengenakan life jacket dan melompat ke laut, sebelum akhirnya dievakuasi oleh tim gabungan dari Basarnas, Brimob, Bakamla, Lanal Manado, KSOP Manado, dan warga sekitar Pulau Talise dan Gangga.
(Tribunnews.com, Kompas.com, Bangkapos.com)
Kisah 3 Bayi Selamat saat KM Barcelona Terbakar, Ayah dan Bayi Leonardo Tak Pakai Pelampung 1,5 Jam |
![]() |
---|
TERHARU, Abdul Rahman Penyelamat Anak saat KM Barcelona Terbakar Dihadiahi Umrah Pendakwah Nasional |
![]() |
---|
Penyebab KM Barcelona Terbakar Terkuak, 300 Penumpang Tak Tercatat Manifest, Kapten Jadi Tersangka |
![]() |
---|
Kisah Nelayan Gangga Pertama Tolong Penumpang KM Barcelona Terbakar, Tanpa Dikomando Bawa 40 Perahu |
![]() |
---|
Kapten KM Barcelona Jadi Tersangka Kebakaran Kapal, Polisi: Data Penumpang dan Manifes Beda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.