Mengenal Seaplane, Pesawat Amfibi Subsidi 17 Miliar yang Bakal Mengudara di Sulsel, Untuk Apa?

Subsidi diberikan untuk mendukung operasional seaplane yang akan melayani rute ke wilayah kepulauan di Sulsel.

|
Tribun Timur
SEAPLANE - Seaplane atau pesawat amfibi digadang-gadang akan hadir di Sulawesi Selatan (Sulsel). 

BANGKAPOS.COM -- Seaplane atau pesawat amfibi digadang-gadang akan hadir di Sulawesi Selatan (Sulsel).

Pesawat ini disubsidi Rp17 miliar.

Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sulsel Erwin Sodding mengatakan, dua armada disiapkan yakni Caravan Cessna 208 yang dioperasikan Starwisata dan ATR 72 milik Fly Wijaya.

Baca juga: Profil Dirut Agrinas Pangan Nusantara Joao Mota yang Mundur karena Malu Akibat Birokrasi Danantara

Dana subsidi mencakup biaya sewa pesawat, aerodrome, dan sea port portable.

Subsidi diberikan untuk mendukung operasional seaplane yang akan melayani rute ke wilayah kepulauan di Sulsel.

“Untuk subsidi penerbangan rute khusus seaplane, kita anggarkan Rp17 miliar melalui kerja sama dengan Starwisata,” kata Erwin Sodding.

“Subsidi Rp17 miliar ini berlaku untuk satu tahun,” kata Erwin Sodding di sela kegiatan uji coba seaplane di kawasan sekitar Taman Andalan, Center Point of Indonesia (CPI), Kota Makassar, Senin (11/8/2025) pagi.

Uji coba Seaplane Sulsel menggunakan pesawat amfibi Cessna 172S Skyhawk SP dengan kode registrasi PK-APO.

Baca juga: Perjalanan Kasus Bos Timah Bangka Hendry Lie Hingga Tetap Divonis 14 Tahun dan Bayar Rp 1,05 T

Hadir Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi dan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman.

Berdasarkan data dari situs monitoring penerbangan Flightradar24.com, pesawat PK-APO sebelumnya terbang dari Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pesawat itu milik Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbang Banyuwangi dan pada Jumat (8/8/20256) lalu, terbang dari Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, Jawa Timur.

Cessna 172S Skyhawk SP hanya memiliki kapasitas untuk empat orang.

Masing-masing satu pilot dan tiga penumpang.

Lantas seaplane untuk siapa?

Penggunaan Seaplane

Andi Sudirman Sulaiman menjelaskan, pengadaan pesawat amfibi guna menghubungkan sejumlah destinasi strategis, diantaranya Taka Bonerate menuju Labuan Bajo.

Taman Nasional Takabonerate, kawasan konservasi laut yang terkenal dengan keindahan atolnya, di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulsel.

Taka Bonerato merupakan salah satu destinasi wisata andalan bagi Sulsel.

“Alhamdulillah, sesuai arahan Pak Menteri, kita sudah merencanakan studi terkait aerodrome (bandara perairan) dan penerbangan seaplane," kata Andi Sudirman Sulaiman.

"Untuk tahap pertama, koneksi kita dimulai dari Taka Bonerate ke Labuan Bajo,” imbuhnya.

Dalam waktu dekat, lanjut Andi Sudirman, Pemprov Sulsel akan menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk pengadaan pesawat jenis ATR dengan maskapai untuk melayani rute Selayar, Bone, dan Kendari.

“Ke depan, kami berencana mewujudkan satu kartu untuk semua jenis transportasi,” katanya.

Uji coba seaplane ini diharapkan dapat membuka akses baru bagi wisatawan, mempercepat mobilitas, serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di Sulawesi Selatan.

Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, menilai Sulsel memiliki potensi besar sekaligus tantangan dalam pengembangan konektivitas transportasi, mengingat provinsi ini memiliki garis pantai yang panjang dan banyak.

“Kondisi geografis Sulsel memerlukan strategi khusus untuk memastikan pemerataan akses transportasi,” ujarnya.

Ia berharap rencana operasional seaplane dapat memberikan manfaat luas bagi masyarakat.

“Semoga penerbangan ini bisa menunjang layanan kesehatan, konektivitas antarwilayah, dan pengembangan pariwisata di Sulsel,” jelasnya.

Mengenal Seaplane

Seaplane atau pesawat amfibi adalah pesawat terbang yang dirancang khusus untuk lepas landas dan mendarat di permukaan air, seperti danau, sungai, atau laut.

Berbeda dengan pesawat biasa yang memerlukan landasan pacu di darat, seaplane memanfaatkan air sebagai “runway” alami. Keunikan ini membuatnya sangat berguna di wilayah terpencil atau daerah yang sulit dijangkau oleh infrastruktur bandara.

Secara umum, ada dua tipe utama seaplane:

1. Floatplane

- Memiliki pontoon (floats) di bawah badan pesawat yang berfungsi sebagai pengapung.

- Badan pesawat tidak langsung menyentuh air, hanya pontoon yang bersentuhan.

- Cocok digunakan di perairan dengan gelombang rendah hingga sedang.

2. Flying Boat

Badan pesawat (fuselage) berbentuk seperti perahu, yang langsung mengapung di atas air.
Umumnya berukuran lebih besar dan mampu membawa penumpang serta kargo lebih banyak dibanding floatplane.
 
*Kegunaan Seaplane

Seaplane digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain:

- Transportasi antar pulau di daerah terpencil.

- Penerbangan wisata (scenic flight) yang menawarkan pemandangan indah dari udara.

- Misi pencarian dan penyelamatan di area perairan.

- Pengawasan laut untuk patroli pantai atau perbatasan.

- Pengiriman logistik ke daerah yang tidak memiliki landasan udara darat.

*Kelebihan dan Kekurangan Seaplane

- Kelebihan:

Tidak memerlukan landasan darat, cukup perairan yang memadai.
Fleksibel untuk menjangkau wilayah terpencil.
Bisa menggabungkan fungsi transportasi dan wisata.
- Kekurangan:

Rentan terhadap kondisi cuaca buruk dan gelombang tinggi.
Memerlukan perawatan ekstra pada bagian yang sering terkena air.
Kecepatan dan kapasitas angkut umumnya lebih rendah dibanding pesawat darat berukuran sama.
Sejarah Singkat Seaplane

Seaplane mulai populer pada awal abad ke-20, terutama untuk kebutuhan militer dan ekspedisi. Pada masa Perang Dunia I dan II, flying boat digunakan untuk patroli laut jarak jauh.

Saat ini, meskipun jumlahnya tidak sebanyak pesawat darat, seaplane tetap menjadi transportasi penting di negara-negara dengan banyak pulau seperti Kanada, Maladewa, dan Indonesia. 

Spesifikasi Cessna 172S Skyhawk

*Dimensi & Bobot

Panjang: 27 ft 2 in (≈ 8,28 m)

Lebar Sayap (wingspan): 36 ft 1 in (≈ 11,00 m)

Tinggi: 8 ft 11 in (≈ 2,72 m)

Area Sayap: 174 sq ft (≈ 16,2 m⊃2;) flyingacademy.comcessna.txtav.com

Berat Kosong (Empty): sekitar 1 680 lb (762–767 kg) flyingacademy.comcessna.txtav.com

Berat Maksimum Takeoff (MTOW): 2 550 lb (1 157 kg) flyingacademy.comcessna.txtav.com

Usable Fuel: 53 gal (≈ 201 L), total kapasitas 56 gal cessna.txtav.comflyingacademy.com

Muatan Bawaan Penuh (Full Fuel Payload): sekitar 599 lb (272 kg) flyingacademy.com

*Mesin & Avionik

Mesin: 1 × Lycoming IO-360-L2A, 180 hp pada 2 700 rpm flyingacademy.combefa.org

Propeller: 2-blade metal, fixed-pitch cessna.txtav.comflyingacademy.com

Avionik (opsional): Garmin G1000 glass cockpit modern flyingacademy.comEpic Flight Academy

*Performa

Kecepatan Jelajah: sekitar 122–124 kt (≈ 226–230 km/j) flyingacademy.comH-AVIATIONEpic Flight Academy

Kecepatan Maksimum (VNE): 163 kt (≈ 302 km/j) flyingacademy.comH-AVIATION

Stall Speed: sekitar 47–48 kt dengan flap flyingacademy.comH-AVIATION

Jangkauan (Range): hingga 640–696 nm dengan cadangan bahan bakar 45 menit flyingacademy.comcessna.txtav.comH-AVIATION

Ceiling (Ketinggian Layanan Maksimum): antara 13 500–14 000 ft flyingacademy.comH-AVIATION

Rate of Climb: sekitar 721–730 ft/min flyingacademy.comH-AVIATION

*Jarak Lepas Landas & Pendaratan

Ground Roll (Lepas landas): 960 ft

Lepas landas melewati rintangan 50 ft: 1 630 ft

Ground Roll (Pendaratan): 575 ft

Jarak pendaratan melewati 50 ft: 1 335 ft.

Pengumuman kerjasama

Pemprov Sulsel bekerja sama dengan 2 maskapai perintis baru Starwisata Air dan Fly Jaya untuk memudahkan konektivitas antarpulau di Sulawesi Selatan.

Kerja sama dalam bentuk subsidi harga tiket/biaya operasional.

Pemprov Sulsel akan menggelontorkan angagran subsidi Rp 17 miliar pada tahun ini.

Pengumuman kerja sama disampaikan di sela uji coba sekaligus peluncuran seaplane (pesawat amfibi) dan pencanangan aerodrome (tempat pendaratan atau lepas landas di air atau darat), di CPI, Pantai Losari, Sulawesi Selatan, Senin (11/8/2025).

Seremoni tersebut disaksikan Menteri Perhubungan RI Dudy Purwagandhi sekaligus mantan Direktur PT Jhonlin Marine Trans dan Direktur PT Jhonlin Air Transport.

Starwisata Air baru pada pekan lalu memeroleh Sertifikat Operator Penerbangan (Air Operator Certificate atau AOC) bernomor 084 dari Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan.

Dikutip dari akun resmi direktorat di Instagram @officialdkppu, sertifikat diserahkan di Jakarta, Rabu, 6 Agustus 2025.

AOC merupakan dokumen resmi diterbitkan Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan sebagai izin sebuah perusahaan atau organisasi menjadi operator untuk mengoperasikan pesawat udara untuk tujuan transportasi udara komersial berjadwal maupun tidak berjadwal. 

Saat kerja sama ini berjalan, Starwisata Air akan mengoperasikan pesawat seaplane Cessna 172 Skyhawk dan Cessna 208 Caravan untuk menerbangi rute pulau-pulau dan danau di Sulsel.

Rute tersebut, antara lain Taka Bonerate dan Pulau Jampea di Kabupaten Kepulauan Selayar, pulau terluar di Kabupaten Pangkep, Danau Matano di Luwu Timur, Danau Tempe di Wajo, dan pelabuhan di Bone.

"Mengkoneksikan Taka Bonerate, Labuan Bajo, Danau Tempe dan Danau Matano, dan pelabuhan di Bone dengan beberapa tempat," kata Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman menyebutkan, Senin kemarin, usai seremoni launching seaplane.

Pada tahap awal, seaplane Sulsel akan melayani rute 2 destinasi wisata unggulan di 2 provinsi bertetangga, yakni Taka Bonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar dengan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

Taka Bonerate merupakan kawasan konservasi laut yang terkenal dengan keindahan atolnya.

Labuan Bajo, destinasi wisata snorkeling, diving, dan trekking yang banyak dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara.

Selain untuk wisata, pesawat buatan Cessna Aircraft Company asal Wichita, Kansas, Amerika Serikat yang akan dioperasikan Starwusata Air itu diproyeksikan digunakan untuk evakuasi medis (medivac) dan distribusi logistik.

(Bangkapos.com/Tribun Timur)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved