Profil Joao Angelo De Sousa Mota, Mundur Setelah 6 Bulan Menjabat BPI Danantara, Ini Alasannya

Joao Angelo De Sousa Mota resmi mengundurkan diri dari jabatan Direktur Utama (Dirut) PT Agrinas Pangan Nusantara

Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
Tangkapan layar dari YouTube Kompas TV
MUNDUR AKIBAT BIROKRASI - Joao Angelo De Sousa Mota mengumumkan pengunduran diri dari posisi Direktur Utama PT Agrinas Pangan Nusantara (Persero). 

Per Mei 2025, PT Yodya Karya telah berganti nama menjadi PT Agrinas Pangan Nusantara (Persero).

Pemerintah resmi meluncurkan PT Agrinas Pangan Nusantara (Persero) di Jakarta pada Rabu (14/5/2025). 

Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, menyatakan perusahaan BUMN tersebut akan menggarap bisnis di sektor pangan dari hulu ke hilir untuk mewujudkan swasembada pangan. 

“Fungsi dari BUMN itu adalah jaminan atas hajat hidup orang banyak. Agrinas hadir sebagai lengan negara untuk menjawab kebutuhan pangan rakyat, dari hulu hingga hilir,” kata Sudaryono dalam keterangannya, Jumat (16/5/2025), dilansir Kompas.com.

Perubahan nama dan fokus ini sejalan dengan mandat Presiden Prabowo untuk meningkatkan produktivitas pertanian, termasuk pencetakan lahan sawah baru seluas 425.000 hektar di berbagai daerah.

Alasan Mundur

Joao Angelo De Sousa Mota resmi mengumumkan pengunduran diri dari jabatan Direktur Utama (Dirut) PT Agrinas Pangan Nusantara, Senin (11/8/2025).

Joao Mota telah menjabat sebagai Dirut super holding Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) ini, selama enam bulan sejak pertama kali ditunjuk pada 10 Februari 2025.

Adapun alasan pengunduran diri Joao Mota karena merasa belum memberikan kontribusi nyata kepada ekonomi negara dan para petani di Indonesia.

Ia menambahkan, tidak ada dukungan dari stakeholder terkait cita-cita Presiden Prabowo Subianto agar Indonesia mencapai kedaulatan pangan.

Menurut Joao Mota, hal itu dibuktikan dengan PT Agrinas Pangan belum memperoleh anggaran untuk melaksanakan segala program yang sudah direncanakan.

"Keseriusan Presiden dalam mendukung dan menggerakan segala upaya untuk mewujudkan kedaulatan pangan tidak didukung sepenuhnya oleh stakeholder atau orang-orang pembantu-pembantunya."

"Sehingga kami sampai hari ini tidak mendapatkan dukungan maksimal untuk bisa membuat langkah-langkah nyata yang sudah kami siapkan. Termasuk anggaran sampai hari ini, Agrinas Pangan Nusantara masih nol," jelasnya.

Joao pun menilai, cara kerja Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) masih bersifat terlalu birokratis dan tidak berorientasi bisnis.

Ia mencontohkan betapa berbelitnya birokrasi di Danantara ketika PT Agrinas Pangan, di mana ia sudah tiga kali menyerahkan studi kelayakan atau feasibility study untuk sebuah rencana proyek.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved