Profil Tokoh
Profil Mayjen TNI Piek Budyakto, Disorot Usai Ibu Prada Lucky Bersimpuh di Kakinya, Pangdam Udayana
Mayjen Piek adalah Panglima Kodam IX/Udayana yang mengumumkan 20 orang tersangka dalam kasus kematian Prada Lucky Namo.
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: Dedy Qurniawan
Dia mendapat laporan kalau tengah dilakukan pemeriksaan oleh pihak berwenang.
"Siapa pun yang melakukan perbuatan ini harus diusut, tidak pandang bulu. Seluruhnya harus kita periksa sesuai mekanisme hukum, dan kita sesuaikan dengan prosedur yang ada," ujarnya.
"Hukuman terberat sesuai dengan mekanisme nanti oleh Polisi Militer yang berhak menyampaikan dan permintaan keluarga. Proses hukum kemudian tindaklanjuti akan kita laksanakan secara transparan tidak ada yang kita tutupi. Sudah jadi tersangka dan sudah ditahan," ujarnya.
Dia menyampaikan duka cita atas kejadian itu. Piek sedih atas peristiwa memilukan dan menyayat hati. Ia mengaku akan melakukan segala proses secara terang-terangan benderang.
"Saya kehilangan anggota saya Prada Lucky Chepril Saputra Namo, anak kandung dari Sersan Mayor Kristian Namo, ini menyedihkan dan sesalkan," ujarnya.
Dirinya juga menyampaikan perintah dari Menteri Pertahanan maupun pejabat Mabes TNI agar pengusutan kejadian ini dilakukan secara terbuka sesuai aturan yang berlaku.
Penyelidikan Denpom
Sebelumnya, penyelidikan kasus kematian Prada Lucky Namo, anggota Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere, yang diduga akibat dianiaya sejumlah seniornya oleh jajaran Sub Denpom Sub Denpom IX/1-1 Ende telah membuahkan hasil.
Sayangnya, pihak Sub Denpom Sub Denpom IX/1-1 Ende belum memberikan keterangan resmi terkait hasil penyelidikan kasus kematian Prada Lucky Namo.
Komandan Sub Denpom Sub Denpom IX/1-1 Ende, Kapten CPM Stefanus Kopong Ola yang dikonfirmasi TribunFlores.com, Minggu (10/9/2025) sekitar pukul 17.33 WITA melalui pesan WhatsApp terkait hasil pemeriksaan kasus tersebut mengatakan pihaknya tidak bisa memberikan keterangan terkait hasil pemeriksaan.
Bahkan TribunFlores.com sempat meminta kesediaan Kapten Stefanus untuk diwawancarai secara langsung terkait kasus yang cukup menghebohkan masyarakat NTT tersebut.
"Kalau hasil pemeriksaan tidak bisa, tapi kalau bicara boleh, tapi kami masih bekerja supaya cepat penyelesaiannya," kata Kapten Stefanus melalui pesan WhatsApp.
Ditanya apakah TribunFlores.com tidak bisa melakukan wawancara terkait kasus tersebut, Kapten Stefanus menyebut Ia belum punya waktu.
"Bisa tapi mohon waktu karena kami belum ada waktu karena masih kerja," jelas Kapten Stefanus.
TribunFlores.com bahkan meminta jumlah oknum anggota Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere yang telah diperiksa di Sub Denpom Sub Denpom IX/1-1 Ende serta jumlah terduga pelaku yang sudah ditahan dan kronologi singkat kasus tersebut namun hingga saat ini belum ada penjelasan resmi dari Kapten Stefanus.
Sebelumnya, Jenazah Prada Lucky Chepril Saputra Namo telah dimakamkan di TPU Kapadala, Kota Kupang, Sabtu (9/8/2025).
Kedua orang tua, Serma Christian Namo dan Sepriana Paulina Mirpey, kakak dan adik serta sahabat kenalan melepas kepergian Prada Lucky Namo untuk selama-lamanya dengan berlinang air mata.
Serma Christian dan sang istri begitu terpukul atas berpulangnya putra kebanggaan mereka.
Saat jenazah hendak dibawa dari rumah duka Asrama TNI, Kelurahan Kuanino ke TPU Kapadala, Sepriana seakan tak mau berpisah dengan anaknya.
"Jangan bawa beta pung anak," ratap Sepriana sambil memeluk peti jenazah anaknya.
Sepriana merasa hatinya hancur. "Lucky, mama hancur nak. Lucky, tolong mama, kasihan mama, nak," ucapnya dengan suara lemas.
Saat peti jenazah ditutup petugas, isak tangis pun semakin menjadi-jadi.
Pemakaman jenazah Prada Lucky Namo dilakukan secara militer, dipimpin oleh Komandan Brigade Infanteri 21/Komodo.
Peti jenazah diselubung dengan bendera merah putih, dipikul beberapa anggota TNI ke mobil ambulans kemudian dibawa ke TP Kapadala.
Sepriana menuntut keadilan untuk anaknya yang meninggal dunia setelah dianiaya para seniornya.
Anggota Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/ Wakanga Mere ( Yonif TP/834 WM ) Nagekeo ini menghembuskan napas terakhir di RSUD Aeramo, Rabu (6/8).
Menurut Sepriana, jika anaknya mati di medan perang dia masih bisa terima, karena anaknya adalah prajurit TNI sudah tugasnya membela negara.
Namun, nyatanya Prada Lucky Namo meninggal karena ulah para senior yang melakukan penganiayaan.
"Saya seorang ibu, saya minta keadilan. Saya punya anak sudah mati sia-sia. Mati di medan perang saya terima. Itu tugas dia. Bela negara, bela bangsa. Ini mati sia-sia di tangan seniornya," kata Sepriana.
Sepriana menuntut agar para pelaku diproses hukum secepatnya dan bila perlu diberi hukuman mati.
Berdasarkan informasi yang didapat Sepriana, ada 20 orang yang ikut dalam aksi penganiayaan Prada Lucky.
Sepriana juga meminta agar proses hukum terhadap pelaku penganiayaan tak pilih kasih, semua harus ikut diproses dan mendapatkan hukuman yang setimpal.
"Proses mereka, pecat bila perlu hukuman mati. Ada 20 orang semua. Bukan empat orang saja, yang hukuman pukul cambuk itu juga semuanya proses."
"Tidak ada bilang pilih kasih semuanya proses. Saya mama kandung saya melahirkan dia. Kalau kalian tidak proses kalian bunuh saya ikut anak saya langsung. "
"Saya sakit hati saya hancur hati saya. Kalian bikin seperti ini," tegas Sepriana.
Kondisi Prada Lucky Namo mengenaskan. Tubuhnya dipenuhi lebam dan bekas luka.
Hal ini diketahui dari dua foto yang beredar. Foto pertama Prada Lucky Namo dibaringkan menyamping, dibantu petugas yang memakai sarung tangan.
Dia tidak memakai baju sehingga bagian belakangnya terekspose. Tampak bekas luka menyebar di sekujur belakangnya, dari pinggang sampai ke bahu.
Diduga foto itu diambil saat petugas hendak memandikan jenazah Prada Lucky Namo saat berada di RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo.
Foto kedua Prada Lucky Namo tidur tengadah. Meski ditutup kain putih namun bagian perut dan dadanya terekspose.
Dada bidangnya tertempel beberapa alat medis. Luka lebam tampak jelas terlihat di dada dan perut.
Lewat dua foto ini, menguatkan dugaan bahwa Prada Lucky Namo menjadi korban penganiayaan.
Seorang warga yang membantu mengurus jenazah Prada Lucky Namo mengungkapkan bahwa tubuhnya dipenuhi luka lebam dan sayatan di beberapa bagian.
Saat dirawat sejak Sabtu (2/8), dalam kondisi lemah, Prada Lucky Namo sempat menyampaikan kepada seorang dokter bahwa dirinya mengalami tindak kekerasan dari sesama prajurit TNI.
Ayahnya merupakan seorang anggota TNI yang saat ini bertugas di Kodim 1627 Rote Ndao.
Sang ayah menjemput jenazah Prada Lucky Namo di RSUD Aeramo kemudian membawanya ke Kupang.
Serma Christian Namo mengungkapkan bahwa putranya sempat curhat kepada dokter yang merawatnya bahwa dipukul senior di barak. "Dia mengaku kepada dokter dipukuli oleh seniornya di barak," ujarnya, Kamis (7/8).
Serma tak terima anaknya dihajar hingga tewas. "Saya akan kejar pelakunya sampai ke mana pun. Anak saya sudah tidak ada, saya tuntut keadilan," tegasnya.
Ia mengungkapkan kondisi sang putra sebelum meninggal dunia. Tubuh Prada Lucky Namo dipenuhi luka lebam dan sayatan. Ada juga luka seperti sulutan api rokok.
Pada bagian punggung korban penuh bekas hantaman benda keras, sementara lengan dan kakinya terdapat luka bakar mirip sundutan rokok.
Serma Christian Namo menduga, putranya tewas akibat ginjal pecah dan paru-paru bocor.
Menurut Komandan Brigade Infanteri (Brigif) 21/Komodo, Letkol Inf Agus Ariyanto, kasus tersebut sedang ditangani penyidik Polisi Militer.
“Kita serahkan semuanya kepada penyidik dalam hal ini Polisi Militer,” ujar Agus, dilansir dari Kompas.com, Kamis (7/8).
Agus menegaskan bahwa penyelidikan dilakukan untuk mengungkap kasus kematian Prada Lucky Namo, termasuk pelaku dalam kejadian itu. Sebab, ada dugaan Prada Lucky tewas akibat dianiaya seniornya.
Apabila terbukti korban meninggal dunia karena dianiaya, maka pelaku akan diproses sesuai aturan yang berlaku. “Tentunya nanti akan proses selanjutnya,” kata dia.
(Bangkapos.com/Tribun Medan/Tribun Flores)
Profil Roni Ardiansyah, Kepsek SMPN 1 Prabumulih Dicopot, Diduga Tegur Anak Wali Kota Bawa Mobil |
![]() |
---|
Profil Biodata Komjen Suyudi Ario Seto, Dirumorkan Masuk Bursa Calon Kapolri, Lulusan Akpol 1994 |
![]() |
---|
Sosok Prof Heri Hermansyah, Rektor UI Diteriaki Zionis, Hadirkan Tokoh Pro Israel & Minta Dana Abadi |
![]() |
---|
Biodata Nurul Aziah Wabup Bojonegoro, Gratiskan Parkir Motor & Mobil Pelat S, Suami Perwira Polisi |
![]() |
---|
Profil Nurul Azizah, Wakil Bupati Bojonegoro Viral Gratiskan Parkir Semua Kendaraan, Segini Hartanya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.