Terima Ancaman Lalu Lapor Polisi Tapi Tak Digubris, Dea Tewas Bersimbah Darah di Rumahnya

Terima Ancaman Lalu Lapor Polisi Tapi Tak Digubris, Dea Tewas Bersimbah Darah di Rumahnya.

Penulis: Evan Saputra CC | Editor: Evan Saputra
Kolase/Tribun Jabar/IG @feryriyana
PEMBANTU BUNUH MAJIKAN - Ade Mulayana (26), pria yang menjadi tersangka atas tewasnya Dea Permata Karisma (27) dihadirkan pada konferensi pers di Mapolres Purwakarta, Kamis (14/8/2025). Polisi ungkap motif pembunuhan karena gaji belum dibayar. 

BANGKAPOS.COM - Terima Ancaman Lalu Lapor Polisi Tapi Tak Digubris, Dea Tewas Bersimbah Darah di Rumahnya

Nasib tragis menimpa Dea Permata Karisma (27) warga Komplek Perumahan PJT II, Blok D, Desa Jatimekar, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta.

Dea diduga menjadi korban pembunuhan tragis oleh pembantu atau ART di rumahnya sendiri bernama Ade Mulyana (26).

Sebelum pembunuhan terjadi, pihak keluarga menyebutkan Dea mendapat ancaman dan teror.

Pihak keluarga pun menyebutkan sudah lapor polisi soal ancaman tersebut tapi tak digubris hingga berujung tewas bersimbah darah di rumahnya sendiri di Komplek Perumahan PJT II, Blok D, Desa Jatimekar Kabupaten Purwakarta pada Selasa (12/8/2025) sekitar pukul 13.30 WIB.

Fery Riyana (38) suami Dea, mengatakan ia sengaja meminta Ade untuk menjaga istrinya karena sebelumnya mereka sempat mendapat teror atau ancaman di rumahnya.

Baca juga: Diperiksa Kasus Ijazah Jokowi, Eks Ketua KPK Abraham Samad Siap Melawan Jika Jadi Tersangka

‎Fery percaya kepada Ade karena ibu kandung Ade sudah lama bekerja dengan keluarganya.

Selama ini Ade dipekerjakan sebagai asisten rumah tangga karena memang Dea membutuhkan sosok pria yang bisa mengangkut barang-barang untuk berjualan.

‎"Jadi sebenarnya Ade itu sebagai asisten rumah tangga engga sendiri, dia bareng dengan ibunya yang sudah juga bekerja lama. Tapi, setahun terakhir ini Adek bekerja sendiri karena dibutuhkan tenaganya yang bisa mengangkat barang-barang berat untuk berjualan," kata Fery kepada Tribunjabar.id di kediaman rumah duka di, Perum POJ Sadang, Desa Cisereuh, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta, Kamis (14/8/2025).

‎Fery menyebutkan bahwa sang istri memiliki usaha berjualan makanan dan kerap ikut bazar-bazar.

‎"Istri itu punya usaha, jadi Ade ini suka bantu-bantu pas ada event atau bazar, bantuin barang-barang berat untuk bukan tenant, dari para cari orang baru, jadi Ade aja yang diajak, karena emang sudah sepercaya itu dengan keluarganya," katanya.

‎Namun pada Juli 2025, rangkaian ancaman melalui WhatsApp meneror sang istri. Fery yang kesehariannya bekerja di Kantor PJT II, mempercayai Ade untuk menjaga Dea.

‎"Selain ancama lewat WhatsApp yang diterima istri saya, Ade ini juga bercerita ada orang asing datang kerumah, terus dikejar sama dia orangnya hilang. Pernah juga pas ada saya di rumah, dia bilang ada orang mantau rumah, kami kejar bawa golok, tapi pas disamperin hilang atau engga ada," kata Fery.

‎Terkait ancaman tersebut, Fery mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian, yakni Babhinkamtibmas setempat. 

Saat itu, kata Fery, pihak kepolisian menyarankan agar membuat laporan resmi ke Polsek atau Polres dengan membawa sejumlah alat bukti.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved