Dukun di Percut Sei Tuan Diduga Bunuh Pasien dan Coba Perkosa Anaknya, Jasad Dibuang di Paluh Merbau

Seorang dukun bernama Alfian di Percut Sei Tuan, Deli Serdang, diduga membunuh pasiennya KJ lalu mencoba memperkosa anak korban.

Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
Sripuku.com
DUKUN BUNUH PASIEN--Foto ilustrasi dukun, Dukun di Percut Sei Tuan Diduga Bunuh Pasien dan Coba Perkosa Anaknya, Jasad Dibuang di Paluh Merbau 

Ia menjelaskan, korban dibunuh dengan cara diberi minuman kopi yang sudah dicampur racun potasium sianida oleh Ibun.

Dwi mengungkapkan, tersangka menjalankan modus dengan mengaku bisa menggandakan uang.

Korban diminta mengikuti ritual di tempat sepi pada tengah malam.

"Selain ritual, korban juga diminta meminum kopi yang sudah dicampur racun potas," ujar Dwi di kantornya, Rabu, dilansir dari Kompas.com.

Sebelum peristiwa pembunuhan, korban beberapa kali menagih uang yang dijanjikan bisa digandakan oleh tersangka.

Karena kehabisan akal untuk membohongi korban, tersangka lalu mengajak mereka melakukan ritual terakhir yang berujung pada kematian.

"Beberapa kali melakukan ritual dan korban menagih kok uangnya tak bisa kembali," kata Dwi.  

"Kemudian saat ritual terakhir itulah korban diracun," ungkapnya.

Menurut polisi, korban mengalami kerugian sekitar Rp2 juta akibat penipuan tersebut.

"Korban mengalami kerugian Rp 2 jutaan itu yang ditagih," lanjutnya.

Efek racun potas membuat korban meninggal dunia kurang dari tiga jam setelah menenggak kopi beracun.

Pasutri Diberi Minum Kopi

Sebelumnya, Satreskrim Polres Pemalang menghadapi teka-teki dalam mengungkap penyebab kematian pasangan suami istri korban dukun Ibin.

Penyelidikan menjadi rumit karena hasil pemeriksaan awal tidak menunjukkan adanya tanda kekerasan pada kedua korban, sehingga memunculkan berbagai pertanyaan.

"Menurut keterangan salah satu saksi, malam sebelumnya (Sabtu, 9 Agustus 2025), pasangan tersebut sempat mampir di sebuah warung dekat jembatan untuk minum kopi," ujar Kasat Reskrim Polres Pemalang, AKP Johan Widodo, dalam rilis yang diterima Tribun Jateng.

Namun keesokan paginya, warga yang melintas menemukan jasad keduanya dalam posisi tertidur yang tidak wajar di atas pecahan batu.

Setelah dicek, ternyata pasangan tersebut sudah tak bernyawa.

Poin utama yang menjadi fokus misteri ini adalah hasil pemeriksaan awal oleh tim medis dari Puskesmas Warungpring.

Tim medis menyatakan tidak menemukan adanya tanda-tanda bekas kekerasan atau penganiayaan pada tubuh kedua korban.

Temuan ini memaksa polisi untuk menggali lebih dalam kemungkinan penyebab kematian di luar tindak pidana penganiayaan.

Untuk memastikan penyebab kematian, jenazah keduanya dievakuasi ke RSUD dr M Ashari Pemalang.

AKP Johan Widodo mengkonfirmasi bahwa pihaknya sedang bekerja intensif untuk mengumpulkan semua petunjuk yang ada untuk mengungkap penyebab kematian.

Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengamankan sejumlah barang bukti.

"Kami sudah mengamankan sejumlah barang bukti dan memintai keterangan dari beberapa saksi di sekitar lokasi kejadian," ucap AKP Johan.

Pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan, guna mengungkap penyebab pasti kematian kedua korban.

Hingga hasil pemeriksaan medis lebih lanjut keluar, pihak kepolisian belum dapat memberikan kesimpulan apa pun.

"Penyelidikan masih berlangsung. Kami belum bisa menyimpulkan motif atau penyebab kematian sampai hasil pemeriksaan medis dan keterangan saksi-saksi selesai kami kumpulkan," tutup AKP Johan.

(Bangkapos.com/Cr25/Tribun-medan.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved