Sosok Roro dan Theresia Dapat Hadiah Mobil dan Titipan Tanah dari Dirut Taspen Antonius Kosasih

Roro Dina dan Theresia Mela adalah dua wanita yang pernah menjalin hubungan asmara dengan Antonius Kosasih.

Editor: Fitriadi
Tribunnews.com/Rahmad W Nugraha
KASUS INVESTASI FIKTIF - Raden Roro Dina Wulandari hadir sebagai saksi sidang perkara dugaan korupsi investasi fiktif PT Taspen (Persero) tahun anggaran 2019 di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (25/8/2025). Raden Roro mengaku pernah menerima pemberian satu unit mobil HRV senilai Rp 500 juta dari ekd Dirut PT Taspen Antonius Kosasih yang menjadi terdakwa. 

BANGKAPOS.COM - Sosok dua perempuan muda bernama Raden Roro Dina Wulandari dan Theresia Mela Yunita jadi sorotan dalam sidang kasus korupsi investasi fiktif di PT Taspen, Senin (25/8/2025).

Kasus merugikan negara Rp 1 triliun ini melibatkan eks Direktur Utama PT Taspen, Antonius Nicholas Stephanus Kosasih dan eks Direktur Utama PT Insight Investments Management (IIM), Ekiawan Heri Primaryanto sebagai terdakwa.

Dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Tipikor Jakarta Pusat, Senin kemarin, Raden Roro Dina Wulandari dan Theresia Mela Yunita hadir sebagai saksi.

Roro Dina dan Theresia Mela adalah dua wanita yang pernah menjalin hubungan asmara dengan Antonius Kosasih saat masih menjabat Dirut Taspen.

Sebagai pacar, Roro Dina dan Theresia Mela menerima pemberian barang dari Antonius Kosasih. Itulah kenapa keduanya dihadirkan ke persidangan.

Selain Roro Dina dan Theresia Mela, Jaksa KPK dalam persidangan kasus ini juga memanggil 20 orang saksi lainnya. Dua di antaranya merupakan mantan istri Kosasih yang bernama Yulianti Malingkas dan Rina Lauwy.

Tidak ada riwayat yang memberitakan siapa sosok Roro Dina. Namun, dari foto di persidangan, Roro terlihat masih muda.

Sedangkan Theresia Mela merupakan seorang pramugari sebuah maskapai ternama di Indonesia.

Roro Dina Dapat Hadiah Ultah Mobil HRV

Dalam sidang kemarin terungkap bahwa Roro Dina pernah menerima hadiah ulang tahun dari Antonius Kosasih berupa satu unit mobil HRV seharga Rp 500 juta.

"Apakah Saudara pernah menerima satu unit mobil dari Pak Kosasih?" tanya Jaksa KPK kepada saksi Raden Roro Dina Wulandari di persidangan.

Roro membenarkan hal tersebut.Ia diberi sebuah mobil model HRV.

"HRV Hitam," jawab Roro.

Jaksa lalu menanyakan kapan pemberian tersebut terjadi.

"Seingat saya 2023," jawab Roro.

Atas hal apa pemberian tersebut, tanya jaksa kembali.

Kemudian dijawab Roro sebagai hadiah ulang tahunnya.

"Apakah Saudara mengetahui apa latar belakangnya antara Saudara ultah dengan diberikan mobil?" tanya jaksa.

Roro mengaku tak mengetahui hal itu. Hanya sebatas hadiah ulang tahun.

"Ibu nggak nanya kenapa saya diberi mobil? Apakah terdapat sebab musabab sehingga memberikan?" tanya jaksa kembali.

Saksi Roro lalu menjawab hal itu merupakan hadiah ulang tahun saat dirinya menjalin hubungan dengan Kosasih.

"Pada saat itu kami menjalin hubungan pacaran. Kalau nggak salah 2022," terangnya.

Kala itu jaksa menanyakan apakah saksi Roro mengetahui jabatan dari Kosasih.

"Sebagai Direktur Taspen," jelas Roro.

Jaksa lalu menanyakan berapa lama saksi Roro menjalin hubungan dengan Kosasih.

"Satu tahun," jawab Roro.

Jaksa kembali menanyakan bagaimana sekarang nasib mobil tersebut.

Roro menjawab mobil tersebut sudah lunas dan telah disita penyidik KPK.

"Pada saat ibu menerima dihubungi terlebih dahulu dong?" tanya jaksa kembali.

Roro menerangkan mobil tersebut datang begitu saja sebagai kejutan.

"HRV warna hitam Rp 500 juta?" tanya jaksa.

"Iya," jawab Roro yang kemudian dijawab Jaksa KPK dengan kata "wow".

Antonius Kosasih Beli Tanah Rp 4 Miliar Atas Nama Theresia Mela 

Dalam sidang juga terungkap bahwa Antonius Kosasih meminjam kartu tanda penduduk (KTP) milik pacarnya, Theresia Mela Yunita untuk membeli tiga bidang tanah di Jelupang, Serpong, Tangerang Selatan.

Saat diperiksa sebagai saksi kasus korupsi korupsi di PT Taspen yang menjerat Antonius Kosasih, Theresia mengaku memiliki hubungan khusus dengan Kosasih sehingga meminjamkan KTP-nya. 

“Apakah pernah KTP Ibu dipinjam?” tanya salah satu jaksa dalam persidangan di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (25/8/2025).

Theresia membenarkan bahwa KTP-nya pernah dipinjam oleh Kosasih. Namun, ia mengaku tidak tahu untuk apa KTP miliknya dipinjam.

“Enggak tahu (untuk apa), dipinjam saja,” jawab Theresia.

Kepada jaksa, Theresia mengaku tidak bertanya banyak kepada Kosasih terkait peminjaman KTP-nya.

“Ya, karena (hubungan) sudah dekat, ya enggak tanya,” kata dia. 

Dalam sidang, JPU membacakan tiga bidang tanah di Tangerang Selatan yang dibeli Kosasih, tetapi surat kepemilikannya atas nama Theresia.

“Atas nama Theresia Mela Yunita berdasarkan buku tanah hak milik yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Tangerang Selatan pada 28 September 2022 dengan harga Rp 4 miliar dengan perincian seperti berikut,” kata jaksa.

Tiga bidang tanah ini yaitu satu bidang tanah seluas 178 meter persegi sebagaimana yang tercatat dalam buku tanah hak milik nomor 11181. Kemudian, satu bidang tanah seluas 122 meter persegi, tercatat dalam buku tanah hak milik nomor 11182. Lalu, satu bidang tanah seluas 174 meter persegi, tercatat dalam buku tanah nomor 1183.

Theresia mengaku tahu soal tiga bidang tanah yang dibeli Kosasih menggunakan namanya. Namun, ia membantah pernah meminta dibelikan tanah oleh kekasihnya itu.

Sejak namanya disebut terkait dalam kasus tersebut, pramugari lulusan Universitas Atmajaya, kampus swasta ternama di Jakarta ini tidak luput menjadi sorotan publik.

Nama wanita asal Bandar Lampung ini disebut memiliki hubungan dekat dengan mantan petinggi BUMN tersebut.

Apalagi banyak aset dan properti dengan total miliaran rupiah yang ditemukan atas nama dirinya.

Theresia Mela Yunita yang menjadi sasaran empuk pengguna media sosial pun buka suara lewat TikTok pribadinya. Ia mengaku sudah menikah dan memiliki suami.

"Untuk saat ini saya sudah memiliki anak dan suami," beber Theresia Mela Yunita di video TikTok miliknya.

Lewat pengakuan itu, Theresia Mela Yunita seolah menegaskan bahwa dirinya enggan terus dikait-kaitkan dengan Antonio Kosasih karena terus disebut-sebut sebagai wanita selingkuhan dan saluran dana hasil korupsi.

Namun Theresia Mela Yunita tidak menyebut siapa suaminya meskipun sudah dicecar beragam pertanyaan dari pengguna media sosial.

Duduk Perkara Korupsi di Taspen

Mantan Direktur Investasi sekaligus Direktur Utama PT Taspen, Antonius Nicholas Stephanus Kosasih dan eks Direktur Utama PT Insight Investments Management (IIM), Ekiawan Heri Primaryanto didakwa rugikan negara Rp 1 triliun dalam perkara investasi fiktif.

Adapun hal itu disampaikan jaksa saat membacakan surat dakwaan untuk dua terdakwa tersebut di PN Tipikor Jakarta Pusat, Selasa (27/5/2025).

Di persidangan jaksa menyebut Kosasih bersama Ekiawan melakukan rencana investasi pada reksadana portfolio PT Taspen tanpa didukung hasil analisa investasi.

"Terdakwa menunjuk PT IIM sebagai manajer investasi dan meminta agar PT IIM langsung memaparkan skema optimalisasi SIA-ISA dihadapan komite Investasi PT Taspen," kata jaksa.

Pada sebuah pertemuan terdakwa Ekiawan, kata jaksa menyebut besaran dana PT Taspen sebagai investasi baru sebesar Rp 800 miliar sampai Rp 1 triliun.

"Ekiawan juga menyampaikan PT IIM sudah menyiapkan reksadana yang nanti akan digunakan oleh PT Taspen," jelas jaksa.

Atas perbuatannya tersebut, perbuatan terdakwa menyebabkan kerugian keuangan negara.

"Bahwa perbuatan melawan hukum terdakwa bersama-sama Ekiawan Heri Primaryanto telah mengakibatkan kerugian keuangan negara pada PT Taspen sebesar Rp 1 triliun," kata jaksa di persidangan.

Jaksa tau setidak-tidaknya jumlah tersebut berdasarkan laporan hasil pemeriksaan investigatif BPK RI dalam rangka perhitungan kerugian negara atas kegiatan investasi PT Taspen Persero.

Selain itu dalam dakwaannya, jaksa juga menyebut perbuatan para terdakwa memperkaya diri sendiri dan orang lain.

"Memperkaya Kosasih senilai Rp 28.455.791.623, USD 127.037, SGD 283 ribu, Euro 10.000, Bath Thailand 1.470, Pound Sterling 20, Yen Jepang 128, Dollar Hongkong 500 dan Won Korea 1.262.000," kata jaksa.

Kemudian memperkaya Ekiawan Heri Primaryanto sebesar USD 242.390, Patar Sitanggang sebesar Rp 200 juta.

"Memperkaya korporasi PT IMM sebesar Rp 44.207.902.471, PT KB Valbury Sekuritas Indonesia sebesar Rp 2.465.488.054, PT Pacific Sekuritas Indonesia sebesar Rp 108 juta, PT Sinar Emas Sekuritas sebesar Rp 44 juta, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (PT TPSF) sebesar Rp 150 miliar," jelas jaksa.

Atas perbuatannya para terdakwa didakwa melanggar Pasal 2 Ayat (1) juncto Pasal 18 UU No 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan UU No 20/2001 tentang Perubahan atas UU No 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP atau Pasal 3 juncto Pasal 18 UU Tipikor juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

Sosok Antonius Kosasih

Antonius Nicholas Stephanus Kosasih merupakan mantan Direktur Utama PT Taspen (Persero).

Pria yang akrab disapa Antonius Kosasih itu juga dikenal sebagai ekonom dan birokrat.

Antonius Kosasih lahir di Jakarta pada 12 Juli 1970.

Terkait pendidikan, Antonius Kosasih diketahui pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Ia meraih gelar Sarjana Ekonomi tahun 1992.

Antonius melanjutkan pendidikannya dengan meraih gelar S2 di Institut Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI) pada 2006, spesialisasi dalam Magister Manajemen Keuangan dan Investasi.

KarierAntonius Kosasih diketahui sempat mengemban jabatan mentereng di berbagai perusahaan BUMN.

Di antaranya dari Direktur Keuangan Perum Perhutani pada tahun 2010 hingga 2014, lalu berlanjut sebagai Direktur Utama PT Transjakarta dari 2014 hingga 2016.

Setelah lepas dari PT Transjakarta, Antonius kemudian menjabat Direktur Keuangan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dari 2016 hingga 2019.

Ia juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT WIKA Realty dari 2016 hingga 2017.

Puncak karirnya datang pada Januari 202.

Saat itu ia diangkat sebagai Direktur Utama PT Taspen (Persero) oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), menggantikan Iqbal Lantaro.

Sebelumnya, ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Investasi di perusahaan yang sama.

PT Taspen sendiri merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang asuransi sosial Pegawai Negeri Sipil (PNS).

(Tribunnews.com/Rahmat Fajar Nugraha) (Kompas.com/Shela Octavia, Ardito Ramadhan)

 

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved