Rektor Unmuh Babel Ajak Mahasiswa Baru Jadi Pelopor Perubahan dan Pencerah Peradaban

Jadilah Pelopor Perubahan artinya mahasiswa yang berani memulai. Jadilah Pencerah Peradaban artinya mahasiswa yang membawa...

Istimewa/ dok Unmuh Babel
Kuliah Perdana Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung bertempat di Auditorium Sofyan Tsauri Unmuh Babel, Senin, 15 September 2025. 

BANGKAPOS.COM, PANGKALPINANG -- Suasana Auditorium Sofyan Tsauri, Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung (Unmuh Babel) pada Senin (15/9/2025) tampak berbeda. Ratusan mahasiswa baru mengikuti kuliah perdana bersama Rektor Unmuh Babel, Ir. Fadillah Sabri, S.T., M.Eng., IPM, dengan penuh semangat.

Dalam kuliah umum bertema “Mahasiswa Unmuh Babel: Pelopor Perubahan dan Pencerah Peradaban”, Rektor menegaskan bahwa mahasiswa tidak boleh sekadar datang ke kampus, belajar, lalu pulang, tetapi harus hadir sebagai aset bangsa yang memberi warna bagi perubahan.

“Jadilah Pelopor Perubahan artinya mahasiswa yang berani memulai. Jadilah Pencerah Peradaban artinya mahasiswa yang membawa nilai-nilai Islam, ilmu pengetahuan, dan akhlak mulia sebagai cahaya yang membimbing masyarakat menuju peradaban yang beradab,” tegasnya.

Dalam materinya bertema “Mahasiswa Unmuh Babel: Pelopor Perubahan dan Pencerah Peradaban”, Fadillah menjelaskan bahwa mahasiswa dituntut untuk mampu memimpin arah perubahan sosial. Tidak hanya berhenti pada teori, tetapi juga bergerak dengan aksi nyata di kampus, masyarakat, hingga dunia global.

Aksi nyata itu bisa dimulai dari hal sederhana: aktif di organisasi kemahasiswaan, membuat gerakan kampus bebas sampah plastik, hingga menginisiasi kajian lintas program studi. Di masyarakat, mahasiswa juga bisa berperan melalui edukasi kesehatan, pemberdayaan desa, sampai membantu pengembangan UMKM lokal. Bahkan di level global, mahasiswa Unmuh Babel didorong ikut serta dalam konferensi internasional, menjadi relawan kemanusiaan, dan membangun jejaring dunia.

Rektor juga menekankan pentingnya karakter: spiritual, moral, intelektual, sosial, hingga kepemimpinan. Semua itu menjadi bekal untuk melahirkan generasi muda yang siap memimpin sekaligus memberi manfaat.

“Setiap pemimpin ada masanya, setiap masa ada zamannya. Pemimpin terbaik adalah mereka yang mampu membaca sejarah. Tapi jauh lebih baik lagi adalah pemimpin yang mampu membuat sejarah,” pesan Fadillah menutup kuliah perdana.

Dalam kesempatan itu, Fadillah juga memperkenalkan sosok inspiratif: Putri Rahmawati, mahasiswi baru asal Simpang Rimba, penulis muda sekaligus Duta Literasi 2025. Ia sempat hampir gagal melanjutkan pendidikan karena keterbatasan biaya, hingga akhirnya mendapat beasiswa dan diterima di Unmuh Babel.

Kisahnya jadi simbol harapan: bahwa siapa pun bisa menjadi pelopor perubahan dan pencerah peradaban. (MJ) (*/E4)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved