Humas sekaligus Guru MIN 1 Belitung Timur Raih Juara II ASEAN Live Creators  

Humas sekaligus guru MIN 1 Belitung Timur, Leni Reziyustikha berhasil meraih Juara II ASEAN Live Creators yang diselenggarakan oleh ASEAN Foundation

Kanwil Kemenag Babel
Leni Reziyustikha, Humas dan Guru MIN 1 Belitung Timur 

BANGKAPOS.COM, BELITUNG - Peran Humas Madrasah kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. 

Humas sekaligus guru MIN 1 Belitung Timur, Leni Reziyustikha berhasil meraih Juara II ASEAN Live Creators yang diselenggarakan oleh ASEAN Foundation.

Pengumuman pemenang disampaikan melalui media sosial resmi ASEAN Foundation.

Dalam ajang bergengsi ini, Leni bersaing dengan 18 kreator dari berbagai negara di Asia Tenggara.

Sebagai Humas, Leni tidak hanya menjalankan fungsi komunikasi, tetapi juga mengangkat isu strategis pelestarian bahasa daerah.

Ia konsisten membuat konten edukasi tentang Bahasa Melayu Belitong bersama para guru dan siswa.

Karya-karyanya menjadi sarana diplomasi budaya yang mengangkat citra MIN 1 Belitung Timur sebagai Madrasah yang peduli muatan lokal.

Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Belitung Timur, H. Suparhun, menyampaikan apresiasi tinggi atas capaian tersebut.

“Kami bangga memiliki SDM Madrasah yang kreatif dan berdedikasi seperti Bu Leni. Prestasi ini menunjukkan bahwa Humas Madrasah tidak hanya berperan menyebarkan informasi, tetapi juga mampu menjadi agen perubahan dan pelestari budaya daerah,” ujarnya.

Senada Plt. Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, H. Pril Marori, menilai capaian ini sebagai bukti nyata kontribusi Humas dalam membawa nama baik Madrasah hingga level internasional. 

“Peran Humas Bangka Belitung, khususnya Humas Madrasah, kini semakin strategis. Mereka hadir bukan sekadar penghubung informasi, tetapi juga sebagai motor penggerak literasi, edukasi dan pelestarian nilai-nilai kearifan lokal,” tegasnya.

Menurut Leni, pelestarian bahasa daerah menjadi isu yang penting. 

“Data UNESCO menunjukkan setiap tahun penutur bahasa daerah terus menurun, bahkan ada yang terancam punah. Inilah yang mendorong saya mengedukasi masyarakat dan siswa, agar bahasa daerah tetap hidup sebagai identitas budaya kita,” tutur Leni.

Kesempatannya mengikuti ASEAN Live Creators for Change bermula dari informasi seorang rekan.

“Saya mendaftar dan terpilih menjadi salah satu dari 20 kreator se-Asia Tenggara. Selama enam bulan, kami membuat konten sekaligus mengampanyekan program masing-masing,” jelasnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved