Rajut Asa Lestarikan Budaya, Maslina Yazid dan PT Timah Jaga Cual Bangka

Setiap motif memiliki makna sendiri dan ada nilai filosifisnya, karena dulu ini digunakan untuk keturanan raja kalau dulu. Bahkan ...

Istimewa/ PT Timah
Perajin cual Maslina Yazid 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Tenun Cual bukan sekadar kain, tetapi warisan budaya bernilai tinggi yang menjadi identitas daerah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Di balik keindahan dan kerumitan benang sutra serta benang emas itu, tersimpan kisah dedikasi dan ketekunan seorang perajin, Maslina Yazid, yang telah puluhan tahun menenun cual Bangka.

Bersama PT Timah Tbk, Maslina terus mengenalkan, mempromosikan, dan melestarikan tenun cual Bangka dengan berbagai motif khas yang menggambarkan keindahan alam dan budaya daerah.

Ia menjelaskan, Cual berasal dari kata 'Celupan Awal' yang berarti benang putih atau sutra yang diperoses. Setiap tenun cual memiliki nilai filosofis dalam setiap motif dan warna yang dihadirkan.

Maslina menenun cual dengan berbagai motif seperti kembang setaman, kembang sepatu, kembang melati, kembang kenanga dan balok timah. Bahkan ada beberapa motif yang sudah memiliki Hak Paten.

"Setiap motif memiliki makna sendiri dan ada nilai filosifisnya, karena dulu ini digunakan untuk keturanan raja kalau dulu. Bahkan warnanya pun punya makna misalnya emas kuning untuk raja, merah marun untuk anak muda, kalau ungu untuk janda dan kalau hitam untuk diletakkan di atas keranda pada saat meninggal," cerita Maslina beberapa waktu lalu.

"Kalau motif yang banyak dicari orang motif kembang kenanga karena sudah dilombakan di tingkat nasional dan sudah mendapatkan bintang 4," katanya.

Proses untuk membuat cual tenun membutuhkan waktu yang tidak sebentar, paling singkat 12 hari, bahkan ada yang hingga harus dibuat dalam waktu satu tahun. Tergantung tingkat kerumitan dan motif yang dipilih.

Tak heran, proses pengerjaan cual yang rumit, cual memiliki nilai yang tinggi. Maslina memproduksi kain cual dengan harga mulai dari Rp3juta hingga ratusan juta. Bahkan dirinya memiliki puluhan koleksi cual kuno yang bernilai ratusan juta.

Untuk bisa melestarikan cual bangka, Maslina turun ke sekolah-sekolah dan kampus-kampus mengajarkan menenun cual Bangka. Dibutuhkan waktu dan modal yang tidak sedikit untuk hal ini. Diakuinya, saat ini ada tantangan tersendiri dalam melestarikan cual karena semakin sedikitnya minat generasi muda untuk menjadi penenun cual Bangka

"Saya ke sekolah dan kampus untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang tenun cual, mereka tertarik dengan proses menenun cual. Tapi masih sedikit yang mau menekuni menjadi penenun. Ada generasi muda juga yang sudah bisa tapi berhenti menenun karena kesibukan," ceritanya.

Dirinya mengapresiasi PT TIMAH Tbk yang sejak tahun 1990 terus mendukung dirinya untuk melestarikan cual Bangka. Ia menyebutkan, selain memberikan dukungan modal, PT TIMAH Tbk juga membantu pemasaran, memberikan pelatihan bagi dirinya untuk bisa mengembangkan cual.

"Saya terus berinovasi untuk menghadirkan motif terbaru, terakhir kemarin balok timah, saya juga terinpirasi untuk membuat motif pinang mas. Terima kasih PT TIMAH Tbk yang luar biasa mendukung penenun cual seperti saya, mulai dari permodalan, pelatihan, pemasaran dan promosi," ucapnya.

Menurutnya, setiap kali mengikuti pameran yang difasilitasi PT TIMAH Tbk, produknya selalu laku terjual. Dukungan ini membantu mereka bertahan dan terus berkarya,

“Kami bangga punya bapak angkat seperti PT TIMAH yang peduli dan terus membantu kami melestarikan budaya Bangka, Kepada generasi muda jangan malu jadi perajin. Kalau dijalani dengan sungguh-sungguh, hasilnya juga bisa membanggakan seperti profesi lain. Mari kita jaga budaya kita agar tidak punah,” pesannya.

Melalui dukungan PT Timah Tbk, tenun cual Bangka tidak hanya menjadi simbol keindahan dan keanggunan, tetapi juga bukti nyata kolaborasi antara perusahaan dan masyarakat dalam menjaga warisan budaya bangsa. (*/E88)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved