Gen Z Rentan Disinformasi, Karina Meidy Beberkan Cara Tangkal Hoaks dan Deepfake

BANGKAPOS.COM, JAKARTA - Penyebaran hoaks masih menjadi ancaman serius di era digital. Meskipun dianggap paling melek teknologi, Generasi Z (Gen Z) tetap rentan terpapar informasi palsu, termasuk konten manipulatif seperti deepfake. 

Influencer Karina Meidy membagikan pandangannya mengenai peran Gen Z dalam melawan hoaks di platform media sosial.

“Sebagai Gen Z, saya merasa generasi kami justru yang paling peka terhadap berita atau isu di media sosial. Tapi di saat yang sama, kami juga yang paling sering jadi sasaran hoaks,” ujar Karina.

Karina menilai, Gen Z memiliki modal kuat untuk melawan misinformasi karena terbiasa membuat konten kreatif.

“Gen Z bisa memerangi hoaks dengan konten positif—mulai dari lagu, video, hingga gerakan kreatif yang mendorong masyarakat berhenti menyebarkan berita palsu,” jelasnya.

Baca juga: Waspada Hoaks, Gen Z! Begini Cara Hoaks Menyerang dan Menghadapinya

Ia juga membagikan langkah praktis untuk memverifikasi informasi sebelum dibagikan.

Pertama, saring dan telaah informasi dari berbagai sumber terpercaya, termasuk institusi resmi pemerintah dan media arus utama.

Gen Z juga bisa melaporkan akun atau situs penyebar hoaks melalui fitur pelaporan resmi di media sosial.

Kemudian sebarkan kembali informasi yang benar, terutama bagi pengguna yang punya banyak pengikut.

Karina berharap literasi digital bisa diperkuat, khususnya untuk Gen Z.

“Literasi digital penting agar kita punya etika berkomunikasi, bisa memfilter informasi, dan terhindar dari jebakan hoaks,” ujarnya.

Sebagai influencer, ia berkomitmen menggunakan platform media sosialnya untuk memberikan edukasi, mengklarifikasi hoaks, dan membangun komunitas yang peduli pada kebenaran informasi.

“Influencer harus jadi suara klarifikasi dan rutin mengingatkan publik untuk tidak mudah percaya pada informasi yang belum jelas,” tegasnya. (*/E0)