Dukung Hilirisasi Timah, Senator Dinda Rembulan Minta Kompensasi untuk Bangka Belitung
Senator asal Bangka Belitung, Dinda Rembulan, meminta pemerintah pusat memberi kompensasi bagi daerah penghasil timah. Ia menilai ...
BANGKAPOS.COM, JAKARTA -- Senator asal Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Dinda Rembulan, meminta pemerintah pusat memberikan kompensasi khusus bagi Bangka Belitung sebagai daerah penghasil timah yang selama ini memasok bahan baku industri hilir di dalam negeri maupun ekspor.
Permintaan tersebut disampaikan Dinda dalam Rapat Kerja (Raker) Komite IV DPD RI bersama Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (4/11).
Hadir dalam rapat tersebut Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Todotua Pasaribu, beserta jajaran pejabat kementerian terkait.
Dinda menyoroti kekecewaan masyarakat Bangka Belitung atas keputusan pembangunan pabrik hilirisasi timah yang ditempatkan di Batam, Kepulauan Riau, bukan di wilayah penghasil timah seperti Bangka Belitung.
“Masyarakat kami sebenarnya sempat kecewa dengan hilirisasi timah karena pabriknya dibuat di Batam, Kepri. Tapi tidak masalah karena sudah diputuskan dan pemerintah juga tentu memiliki pertimbangan strategis. Kamipun siap mendukung hilirisasi,” kata Dinda.
Menurutnya, sebagai daerah penghasil timah, Bangka Belitung telah lama menanggung dampak kerusakan lingkungan akibat aktivitas pertambangan, terutama dari penambangan ilegal yang tidak memperhatikan aspek keberlanjutan.
Kerusakan itu kata Dinda dapat dilihat dengan mudah dari atas pesawat lahan-lahan Babel yang bolong-bolong bekas penambangan.
“Karena itu sebagai penghasil dan pensuplay timah, Bangka Belitung harus ada keuntungan juga, Pak. Bayangkan sampai sekarang kami belum memiliki pelabuhan yang memenuhi standar kelayakan. Nah, apa ada strategi khusus dari kementerian Bapak untuk Bangka Belitung agar kami dapat diikutsertakan dalam proses pertumbuhan ekonomi 8 persen yang bapak sebutkan tadi,” tanya Dinda.
Merespon pertanyaan Dinda, Wamen Todotua mengatakan smelter dan pabrik solder yang ada di Batam itu bahan bakunya diambil dari kabupaten Lingga, Kepulauan Riau. Perusahaan tersebut memiliki IUP (izin usaha pertambangan) di kawasan tambang timah di Pulau Lingga. Adapun khusus untuk Babel, Todutua menjelaskan pihaknya telah mendorong PN Timah untuk membangun kawasan industri di Bangka.
“Mereka (PN Timah) punya pabrik solder dan tin chemical sendiri yang ada di Banten. Dan kami minta PN Timah memindahkan pabrik solder dan tin chemical mereka dipindah ke kawasan industri tersebut,” kata Todutua.
Todutua mengatakan, market solder dan tin chemical di Indonesia adalah industry elektronik dan semi conductor yang jumlahnya di Indonesia ada sekitar 286 pabrik. Selama ini pabrik tersebut memenuhi kebutuhan solder dan tin chemicalnya dengan mengimpor dari luar.
“Jadi solusi terhadap timah ini memang negara harus mampu menghadirkan seluruh line up daripada hilirisasi, Bu. Setidaknya sampai ke pabrik solder karena solder sampai saat ini kita masih impor dan juga tin chemical untuk penguatan plastic,” ujar Todotua.
Todutua menngungkapkan, dari mitigasi yang mereka lakukan, masih ada kendala fiskal yang membuat proses hilirisasi timah ini berbiaya tinggi . Kementerian Hilirisasi dan Investasi telah mengadakan pembicaraan dengan Kementerian Keuangan untuk mengurangi pajak agar produk atau industri hilir timah ini dapat bersaing dengan produk dari luar.
“Bila industrinya sudah ada di Bangka, otomatis efek domino ekonominya pun akan dirasakan oleh warga Bangka,” tutup Todutua mengakhiri penjelasannya. (*/E4)
| Polda Babel Gelar Apel Kesiapsiagaan, Seluruh Personel Disiagakan Hadapi Cuaca Ekstrem |
|
|---|
| Kejati Babel Upayakan Damai, Kasus Dugaan Penipuan Wagub Hellyana Masuk ke JPU |
|
|---|
| Profil Rio Setiady Politisi Babel yang Aktif Berdakwah dan Perjuangkan Aspirasi Masyarakat |
|
|---|
| Ketua DPW PKS Babel Rio Setiady Tutup Usia, Sejumlah Pelayat Datangi Rumah Duka |
|
|---|
| Babel Tertinggal Soal Pahlawan Nasional, Sejarawan: Ini Bukan Sekadar Soal Penghargaan |
|
|---|
