Pertamina Dukung Sahabat Farm Kelola Sampah Organik dan Anorganik Berkelanjutan

Kelompok Sahabat Farm, mitra binaan Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, kini selangkah lebih maju dalam pengelolaan ...

Istimewa/ PT. Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel
Kelompok Sahabat Farm, mitra binaan Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel dalam program PELIKAS (Penggerak Lingkungan Kelola Sampah saat mencoba alat konversi sampah plastik menjadi minyak energi pada Jumat (7/11) di Kelurahan Bukit Besar, Kota Pangkalpinang. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Kelompok Sahabat Farm, mitra binaan Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) melalui program PELIKAS (Penggerak Lingkungan Kelola Sampah), menerima bantuan alat konversi sampah plastik menjadi minyak energi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Dinas Koperasi, UKM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Jumat (7/11/2025).

Penyerahan alat berkapasitas 300 kilogram ini dilakukan secara simbolis kepada Sekretaris Daerah Kota Pangkalpinang, Mie Go, di Kelurahan Bukit Besar, Pangkalpinang. Kehadiran alat tersebut melengkapi program pengelolaan sampah organik yang selama ini telah dijalankan Sahabat Farm melalui budidaya maggot dengan pendampingan dari Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel.

Ketua Peneliti RIIM 3 (Riset Inovasi dan Implementasi Material), Karna Wijaya, menjelaskan bahwa teknologi konversi plastik tersebut menggunakan material stainless steel berkualitas tinggi, sehingga lebih aman, efisien, dan ramah lingkungan dibandingkan dengan teknologi drum besi konvensional.

"Sahabat Farm memiliki track record yang baik dalam pengelolaan sampah organik, sehingga kami percaya mereka dapat memanfaatkan alat ini secara optimal untuk mengelola sampah anorganik. Kami berharap inovasi ini dapat direplikasi di berbagai daerah," jelas Karna.

Sahabat Farm dipercaya mengelola alat konversi plastik ini berkat konsistensinya dalam menjalankan program PELIKAS yang telah dimulai sejak 2023 dan aktif berjalan secara penuh pada 2024. Sebagai mitra binaan Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, kelompok ini telah mengembangkan berbagai inisiatif pengelolaan sampah organik, seperti budidaya maggot, pembangunan rumah bibit dan rumah maggot berisi 26 biopon, penyediaan kandang ternak, serta pengadaan sumur bor untuk akses air bersih di wilayah rawan kekeringan.

Program budidaya maggot menghasilkan produksi mencapai 20 kilogram per hari dengan pendapatan hingga Rp4,8 juta per bulan. Kini, dengan hadirnya alat konversi plastik untuk sampah anorganik, Sahabat Farm semakin komprehensif dalam mengelola seluruh jenis sampah secara berkelanjutan. Untuk mendukung operasional alat konversi tersebut, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel bersama PNRE (Pertamina New & Renewable Energy) juga akan menyediakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai sumber energi ramah lingkungan.

Nurhayati, bendahara Sahabat Farm, menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan dan dukungan dari berbagai pihak.

"Ini adalah kolaborasi luar biasa. Selama ini kami fokus pada sampah organik lewat maggot bersama Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, kini dengan alat konversi plastik kami bisa mengelola semua jenis sampah. Dukungan PLTS dari Pertamina juga sangat membantu untuk operasional alat ini," ujar Nurhayati.

Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Rusminto Wahyudi, menegaskan bahwa kolaborasi ini menjadi model pengelolaan sampah berkelanjutan yang melibatkan riset, akademisi, korporasi, dan pemerintah daerah.

"Sahabat Farm adalah bukti nyata bahwa mitra binaan yang konsisten dapat dipercaya mengelola program dari berbagai pihak. Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel akan terus mendukung keberlanjutan operasional melalui PLTS, melengkapi ekosistem pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi," ujar Rusminto.

Melalui program PELIKAS, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel memperkuat kolaborasi multipihak dalam pengelolaan sampah berkelanjutan. Sinergi tersebut menjadi bukti bahwa inovasi teknologi, pemberdayaan masyarakat, dan pengembangan energi terbarukan dapat berjalan beriringan, sekaligus mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya Tujuan 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), serta Tujuan 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan). (*/E1)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved