Jika barqun berarti kilat, maka turunan katanya adalah buroq.
“Buroq berarti tunggangan atau alat transportasi untuk menuju ke satu tempat dengan kilat atau cepat sekali,” paparnya.
Baca: Modal MakeUp, Wanita Ini Sukses Dapatkan Rp13,1 Miliar dari Pria Kenalannya
Nah, sekarang seperti apakah spesifikasi Buroq?
Nabi Muhammad menjelaskan dalam sebuah hadisnya yang diriwayatkan oleh Bukhari, nomor hadis 3207 yang berarti “Saya diperlihatkan dan dipersiapkan satu hewan tunggangan yang bukan bighol (hewan campuran kuda dan keledai, kuda paling tangguh di masa itu) tetapi lebih besar dari keledai, namanya Buroq.”
Baca: Dulu Disayang dan Dikagumi, Tak Disangka Begini Ternyata Nasib Dorce Gamalama Sekarang
“Jadi, berdasarkan hadis ini, Buroq itu perawakannya tak setinggi kuda, tetapi lebih besar dari keledai. Lantas bagaimanakah kecepatannya? Ini dijelaskan lagi oleh Nabi Muhammad dalam sebuah hadis diriwayatkan oleh Muslim,nomor hadisnya 164, yaitu Buroq bergerak sekelebat pandangan. Jadi, dia begitu kita lihat ke satu gerbang dia sudah ada di situ. Kita lihat lagi ke satu galaksi dalam sekejap, dia sudah ada di situ. Jadi, pergerakannya sangat cepat bagaikan kilat,” katanya menjelaskan detil spesifikasi Buroq.
Baca: Ternyata Segini Tarif Ceramah dari Ustaz Abdul Somad, Aa Gym, Mamah Dedeh hingga Nur Maulana
Simak videonya di bawah ini:
Tiba di langit dunia
sebagaimana dikutip dari laman nu.or.id, Imam Bukhari mengisahkan perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dalam Shahih Bukhari, Juz 5 halaman 52.
Intisarinya adalah, suatu ketika Nabi berada di dalam suatu kamar dalam keadaan tidur, kemudian datang malaikat mengeluarkan hati Nabi dan mencucinya, kemudian memberikannya emas yang dipenuhi dengan iman. Kemudian hati Nabi dikembalikan sebagaimana semula.
Setelah itu Nabi melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj dengan mengendarai Buraq dengan diantar oleh malaikat Jibril hingga langit dunia, kemudian terdapat pertanyaan, “Siapa ini?” Jibril menjawab: “Jibril.” “Siapa yang bersamamu?” Jibril menjawab, “Muhammad”. “Selamat datang, sungguh sebaik-baiknya orang yang berkunjung adalah engkau, wahai Nabi.”
Di langit dunia ini, Nabi bertemu dengan Nabi Adam ‘alaihissalam, Jibril menunjukkan bahwa Nabi Adam adalah bapak dari para nabi. Jibril memohon kepada Nabi Muhammad untuk mengucapkan salam kepada Nabi Adam, Nabi Muhammad mengucapkan salam kepada Nabi Adam ‘alaihissalam, sebaliknya Nabi Adam juga membalas salam kepada Nabi Muhammad.
Perjalanan dilanjutkan menuju langit kedua, di sini Nabi bertemu dengan Nabi Yahya dan Nabi Isa.
Di langit ketiga, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Yusuf ‘alaihissalam, di langit keempat, Nabi bertemu dengan Nabi Idris, di langit kelima Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Harun ‘alaihissalam, di langit keenam, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Musa, Nabi Musa menangis karena Nabi Muhammad memiliki umat yang paling banyak masuk surga, melampaui dari umat Nabi Musa sendiri. Dan terakhir di langit ketujuh, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.