BANGKAPOS.COM - Presiden Amerika Serikat ( AS) Donald Trump telah mengumumkan serangan terhadap Suriah Jumat (13/4/2018) waktu setempat.
Tak lama setelah pernyataan Trump, serangkaian ledakan terdengar di Damaskus, ibu kota Suriah, pukul 01.00 GM, atau sekitar pukul 07.00 WIB.
Jenderal Joseph Dunford, salah satu perwira tinggi ternama AS mengatakan, serangan tersebut menghantam tiga target.
Ketiga target itu adalah pusat riset di dekat Damaskus, fasilitas gudang, dan pos komando juga di dekat ibu kota, serta fasilitas penampungan senjata kimia di dekat Homs.
Baca: Rudal Dahsyat Rusia Ini Disebut-sebut Bikin Presiden AS Donald Trump Pikir-pikir Serang Suriah
Dalam menghantam ketiga fasilitas tersebut, Negeri "Paman Sam" menggunakan rudal penjelajah mereka, Tomahawk.
Rudal yang awalnya dikembangkan pada awal dekade 1970-an silam tersebut mampu terbang rendah untuk menghindari radar musuh.
Shaun King, kolumnis situs berita The Intercept dalam kicauannya di Twitter mengatakan, setidaknya terdapat 112 Tomahawk yang diluncurkan ke Suriah.
Rudal sepanjang 5,56 meter buatan pabrikan Raytheon tersebut dihargai 1,87 juta dolar AS, sekitar Rp 25,7 miliar, per buah.
"Total, AS menggelontorkan 224 juta dolar AS, atau sekitar Rp 3,08 triliun," kata King dalam kicauannya tersebut.
Baca: Serangan Pertama, AS Luncurkan Rudal Tomahawk Hantam 3 Target di Suriah
Mengutip Kompas.com Properti, biaya serangan pertama AS itu sama dengan biaya pembangunan 30 kilometer Tol Semarang-Solo jika estimasinya Rp 100 miliar per kilometer.
Adapun rudal Tomahawk tersebut diangkut menggunakan pesawat pembom strategis Rockwell B-1 Lancer.
Merujuk kepada akun Twitter Martin Pfeiffer, untuk mengudara, pesawat supersonik itu butuh biaya 58.000 dolar AS, sekitar Rp 797,8 juta, per jam.
Sebelumnya, serangan itu merupakan respon AS terhadap dugaan penggunaan senjata kimia yang disebut Trump sebagai sebuah "kejahatan seorang monster".
Senjata kimia jenis gas beracun klorin itu digunakan rezim Bashar al-Assad kepada kelompok pemberontak di Douma, Ghouta Timur.
Akibat serangan klorin tersebut, pada pekan lalu petugas penyelamat di Ghouta menyebut lebih dari 40 warga sipil tewas, dan 11 lainnya mengeluh mengalami gangguan pernapasan. (Kompas.com/Ardi Priyatno Utomo)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Biaya Serangan Pertama AS ke Suriah Setara 30 Km Jalan Tol di Indonesia"
7 Fakta di Balik Serangan Rudal Amerika Serikat Terhadap Suriah
Mungkinkah akan terjadi Perang Dunia ke tiga setelah ini?
Kabar peluncuran rudal Amerika Serikat terhadap Suriah sontak menggegerkan warga dunia.
Pasalnya, Presiden AAmerika, Donald Trump baru memberikan pernyataan tentang serangan rudal itu kemarin, Jumat (14/04/2018).
Baca: Ini Alasan Rusia Tak Membalas Serangan Misil Amerika Serikat dan Sekutunya ke Suriah
Tak lama setelah itu, serangkaian ledakan terdengar di Damaskus yang merupakan ibu kota Suriah.
Serangan itu terjadi pada pukul 01.00 GM atau sekitar 07.00 WIB.
Berdasarkan penelusuran dari beberapa sumber, Grid.ID telah mengumpulkan fakta di balik peluncuran rudal AS terhadap Suriah.
Penasaran? langsung simak di sini ya.
1. Serangan menghantam 3 target
Seperti yang dikutip Grid.ID dari laman Kompas pada Sabtu (14/04/2018), serangan itu menghantam setidaknya tiga target.
Hal ini disampaikan oleh Jenderal Joseph Dunford yang merupakan salah satu perwira tinggi ternama AS.
Ketiga target itu tak lain adalah pusat riset di dekat Damaskus, fasilitas gudang dan pos komando di dekat ibu kota, serta fasilitas penampungan senjata kimia di dekat Homs.
2. AS menggunakan rudal Tomahawk
Dalam meluncurkan serangan itu, Negeri Paman Sam menggunakan rudal penjelajah mereka, Tomahawk.
Rudal ini dikembangkan pada awal dekade 1970-an silam.
Kelebihan dari rudal ini adalah mampu menghindari radar musuh.
Baca: Sudah Lebih dari 100 Rudal Penjelajah Amerika Serikat dan Sekutunya Diluncurkan ke Suriah
3. Ada 112 Tomahawk yang diluncurkan
Dikutip Grid.ID dari laman Tribun Pontianak pada Sabtu (14/04/2018), setidaknya terdapat 112 Tomahawk yang diluncurkan ke Suriah.
Hal ini disampaikan oleh kolumnis berita The Intercept, Shaun King melalui postingan di twitternya.
4. Harga rudal 1,87 juta dolar AS
Rudal sepanjang 5,56 meter ini dihargai sejumlah 1,87 juta dolar AS atau sekitar Rp 25,7 miliar per buahnya.
Rudal ini merupakan buatan pabrik Raytheon.
Jadi, total AS mengeluarkan biaya sebesar 224 juta dolar AS yang setara dengan Rp 3, 08 triliun.
Nah, total biaya di atas ternyata sama dengan biaya pembangunan 30 kilometer Tol Semarang-Solo.
Hmmmm, padahal baru serangan pertama lho.
5. Rudal Tomahawk diangkut dengan pesawat Rockwell B-1 Lancer
Rudal Tomahawak itu kemudian diangkut dengan pesawat pembom strategis Rockwell B-1 Lancer.
Untuk mengudara, pesawat supersonik ini membutuhkan biaya sekitar 58.000 dolar AS atau sekitar Rp 797,8 juta per jamnya.
6. Serangan merupakan respon AS terhadap senjata kimia
Serangan rudal ini merupakan bentuk respon Amerika terhadap penggunaan senjata kimia.
Trump menyebut ini sebagai sebuah "Kejahatan Seorang Monster".
Senjata kimia jenis gas beracun klorin itu digunakan rezim Bashar al Assad kepada kelompok pemberontak di Douma, Ghouta Timur.
7. Lebih dari 40 orang tewas akibat serangan rudal AS
Akibat serangan gas klorin pada pekan lalu, petugas penyelamat di Ghouta lebih dari 40 warga sipil tewas.
Sementara 11 lainnya mengalami gangguan pernapasan. (Grid/ID/Septiyanti Dwi Cahyani)
Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul "7 Fakta di Balik Serangan Rudal Amerika Serikat Terhadap Suriah, Ternyata Setara dengan Biaya Pembangunan Jalan Tol di Indonesia"