BANGKAPOS.COM, DEPOK -- Seorang tahanan wanita bersama bayinya yang masih berusia beberapa hari berada di dalam tiga blok tahanan Mako Brimob yang dikuasai narapidana.
Hingga saat ini, narapidana masih menguasai tiga dari enam blok tahanan yang berada di Mako Brimob Depok.
Tiga blok tahanan yang berhasil dikuasai oleh para narapidana, adalah blok tahanan A, B, dan Blok C.
"Tim negosiator masih bekerja, secara kemanusiaaan napi perempuan tersebut akan dipindahkan dan diminta untuk keluar," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto di Markas Polisi Satwa, Cimanggis, Depok, Kamis (10/5/2018) seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Baca: 5 Anggota Densus 88 Tewas Akibat Tikaman di Leher dan Tembakan
Setyo mengatakan, tim negosiator sedang bekerja untuk memindahkan wanita tersebut bersama bayinya yang baru lahir beberapa hari yang lalu.
Namun, jika narapidana perempuan tersebut menolak untuk dipindahkan keluar, Setyo mengatakan tidak bisa memaksa wanita tersebut.
"Bayinya itu lahir di Rumah Sakit, namun dirawat di Rumah Tahanan karena ibunya seorang tahanan," kata Setyo.
Napi Terorisme Kuasai 3 Blok Tahanan di Mako Brimob
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto narapidana tersebut memiliki senjata api yang didapat dari lima anggota Polisi yang gugur sebelumnya.
Hal ini mengakibatkan, Polisi tidak dapat masuk ke dalam sel tahanan untuk bernegosiasi langsung dengan narapidana, yang sedang menyandera Bripka Iwan Sarjana sejak Selasa 8 Mei 2018.
Baca: Napi Teroris Mako Brimob Minta Pasokan Makanan Saat Bebaskan Anggota Densus 88
Untuk bernegosiasi, narapidana diberikan satu unit handphone, untuk berkomunikasi dengan tiga sampai empat Petugas Polisi yang sedang melakukan negosiasi.
"Jadi mereka kami kasih handphone untuk berkomunikasi, dan memantau keadaan sandera," kata Setyo dilansir dari Tribunnews.com.
Perihal senjata tajam yang digunakan narapidana untuk menghabisa lima anggota Polisi, Setyo mengatakan hhal tersebut masih menjadi pertanyaan dan sedang didalami.
Saat ini, petugas masih mengikuti prosedur untuk bernegosisi, jika gagal Setyo mengatakan sudah memiliki rencana B, rencana C, dan juga yang lainnya.
Terakhir ia menuturkan, akan mengevaluasi kembali, mengingat kejadian ini sudah terjadi sebanyak dua kali, terkait keamanan dan yang lainnya.