Arif menjelaskan, UAS bersama Habib Luthfi dan beberapa ulama berkumpul di dalam ruangan.
Hampir sepanjang pembicaraan, para hadirin menggunakan bahasa Arab.
“Tapi saya mohon maaf sebesar-besarnya, terikat janji di ruangan Habib Luthfi. Jadi saya tidak bisa memberikan komentar,” tambahnya.
Dilansir dari situs resminya, Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah adalah organisasi yang anggotanya terdiri dari orang-orang yang mengamalkan thariqah.
JATMAN merupakan organisasi keagamaan sebagai wadah pengamal ajaran Thariqah Al Mu’tabarah, yang merupakan salah satu pilar dari ajaran Islam Ala Ahlussunah Wal Jama’ah yang telah dirintis dan dikembangkan oleh para salafus shalihin, yang bersumber dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, Malaikat Jibril Alaihi Salam atas petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sanad yang muttasil.
JATMAN merupakan suatu sarana bagi para Mursyidin/Khalifah untuk lebih mengefektifkan pembinaan terhadap para murid yang telah berbaiat sekaligus sebagai forum untuk menjalin ukhuwah antar sesama penganut ajaran Thariqah dalam rangka meningkatkan kualitas keimanan, ketakwaan dan keihlasan didalam amaliyah ubudiyyah serta meningkatkan rabithah terhadap guru Mursyid/Khalifah.
Thariqah ialah metode khusus yang dipakai oleh salik (para penempuh jalan) menuju Allah Swt melalui tahapan-tahapan/maqamat.
Adapun JATMAN didirikan di Tegalrejo Magelang pada 16 Rabi’ul Awal 1377 H atau 10 Oktober 1957.
Sementara itu, penjelasan mengenai kunjungan UAS ke kediaman Habib Luthfi disampaikan secara gamblang oleh KH Fadlolan Musyaffa dalam akun Facebook-nya.
Berikut penjelasan pengasuh Ma'had Al-Jami'ah Walisongo Semarang tersebut:
Saya mendampingi UAS sowan Maulana Habib Lutfi, Pekalongan.
Tdk menduga ternyata Habib Lutfi, sangat senang dan memeluknya dg memanggilnya Syekh Abdus Samad.
Dari detik itulah Habib Lutfi, memproklamirkan harus memanggil dg panggilan Syekh Abdus Samad (tdk boleh dipanggil Ustad lagi, karena seperti tdk ulama NU, kata Habib Lutfi).
Satu jam lbh membanggakan Syekh Abdussamad. beliau sambil mengharap banget, pd syekh Abdus Samad, utk siap ikrar membesarkan NU, Kader NU yg sdh kapabel dan punya segalanya, bahkan tdk hanya ilmu yg mumpuni, tapi nasab yg tinggi dari kakeknya syekh Abdurrahman, ulama Riau, seorang mursyid Toreqoh Syatthoriyah di Sumatra.
Sekalipun Syekh Abdus Samad, sebelumnya telah baiat dua Thoreqoh Syatthoriyah dan Naqsabandiyah, namun Habib Lutfi, menyarankan mengamalkan wiridan thoreqoh naqsabandiyah dan membaiatnya lagi.