Tulisan Denny JA, Prabowo Didukung UAS, UAH, Aa Gym Tapi Kalah, Alasannya 'Too Little, Too Late'

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno saat Deklarasikan klaim kemenangan dalam Pilpres 2019 di kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta, Kamis (18/4/2019).

Tulisan Denny JA, Prabowo Didukung UAS, UAH, Aa Gym Tapi Kalah, Alasannya 'Too Little, Too Late'

BANGKAPOS.COM -- Calon Presiden 02 Prabowo Subianta dan tim pemenangan mengklaim kemenangan 62 persen berdasarkan hasil Real Count Formulir C1 internal hingga Jumat (19/4/2019).

Adapun Prabowo dan Sandiaga Uno sudah melakukan jumpa pers dan telah menyatakan kemenangannya.

Sebelumnya pada Rabu (17/4/2019) sejumlah lembaga survei terdaftar di KPU mengumumkan kemenangan pasangan Jokowi - KH Maruf Amin berdasarkan  hasil quick count atau  Hitung Cepat.

Real Count C1 Prabowo - Sandi maupun quick count lembaga survei bukan hasil resmi KPU.

Terbaru Real Count KPU Pilpres 2019, Jumat (19/4) Pukul 02.30 WIB: Suara Prabowo Naik, Jokowi Turun

KPU akan melakukan penghitungan suara secara berjenjang dari TPS, Kecamatan, kabupaten/kota, Provinsi, hingga tingkat nasional. KPU akan mengumumkan hasil perolehan suara nasional Pilpres dan Pemilu 2019 pada 25 April - 22 Mei 2019.

Versi hitung cepat lembaga survei terdaftar di KPU, Jokowi - KH Maruf Amin menang.

hasil quick count Pilpres 2019 memenangkan Jokowi (capture Kompas.com)

Bagaimana bisa kalah di quick count sementara Prabowo - Sandi mendapatkan tambahan amunisi dari tiga dai 'kesayangan' dunia maya; Ustadz Abdul Somad, Ustadz Adi Hidayat (UAH), dan Aa Gym menjelang hari H?

Untuk melihat dukungan UAS, UAH, Aa Gym, berikut tulisan penelitis senior Denny JA yang mengurai alasan dukungan UAS dkk tidak mampu mengangkat suara 02: 

Viral Lagi Kabar Ustadz Arifin Ilham Meninggal Dunia Via WhatsApp, Alvin Faiz Tegaskan Begini

(Dukungan Ustad Somad Kepada Prabowo):

TOO LITTLE, TOO LATE !

Denny JA

Pengaruh Ulama terhadap individu untuk kehidupan beragama di Indonesia sangatlah besar. Tapi pengaruh ulama untuk mengarahkan pilihan politik individu dalam pemilu, baik untuk memilih partai, ataupun memilih capres, sangatlah kecil!

Hukum besi di atas perlu dipahami jika kita ingin mengerti dinamika perilaku pemilih di Indonesia. Untuk tahu itu tak perlu kita membaca aneka buku teori soal perilaku pemilih. Untuk mengerti soal tersebut, Kita cukup membuka mata saja. Lihatlah hasil pemilu bebas Indonesia.

Pemilih Muslim di Indonesia sekitar 85 persen- 87 persen. Sejak pemilu demokratis 1999, amati partai apa yang tertinggi. Aneka partai yang berwarna keIslaman, yang dekat dengan ulama, justru menjadi partai papan tengah saja: PKB, PPP, PKS, PAN, juga PBB.

Halaman
1234

Berita Terkini