BANGKAPOS.COM, JAKARTA - Yodi Prabowo (26) editor Metro TV diduga tengah dirundung depresi sehingga mengonsumsi amphetamine.
Yodi dipastikan positif amphetamine pasca-tim forensik melakukan pemeriksaan.
Pengaruh amphetamine itulah yang diduga menjadi penyebab utama dirinya nekat melakukan tindakan bunuh diri.
"Kita sudah lakukan pemeriksaan, kalau sudah diperiksakan amphetamine berarti dia pakai," kata Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (25/7/2020).
Yodi diduga tengah dirundung depresi sehingga mengonsumsi amphetamine.
"Meningkatnya keberanian yang luar biasa, jangan pernah bandingkan pemikiran orang normal dengan orang tak normal karena tak akan nyambung ini," ucap Tubagus Ade.
Terkait konsumen amphetamine, Tubagus belum mengetahui sejak kapan dia mengonsumsi barang tersebut.
"Untuk barangnya sejak kapan dikonsumsi kita belum masuk ke sana, itu nanti bagian dari satuan narkoba," ucap dia.
Jenazah Yodi ditemukan di pinggir Tol JORR Pesanggrahan, Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta, pada Jumat lalu pukul 11.30 WIB oleh tiga anak kecil yang bermain layangan. Yodi tertelungkup di dekat tembok.
Yodi ditemukan memakai helm, berjaket hijau, bercelana hitam, bersepatu, dan mengenakan tas. Yodi diperkirakan tewas pada Rabu (8/7/2020) sekitar pukul 00.00-02.00 WIB.
Sebelum ditemukan tewas, Yodi terakhir terlihat di kantor Metro TV pada Selasa (7/7/2020) pukul 22.27 WIB.
Di tempat kejadian perkara, polisi menemukan dompet berisi KTP, NPWP, kartu ATM, motor Honda Beat warna putih bernomor B 6750 WHC, tiga STNK, uang sebesar Rp 40.000, helm, jaket, dan tas milik korban.
Diduga Kuat Bunuh Diri
Polisi menduga kuat editor Metro TV Yodi Prabowo (26) tewas akibat bunuh diri.
Penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya menemukan sejumlah fakta dan bukti terkait dugaan korban mengakhiri hidupnya dengan sebilah pisau.