BANGKAPOS.COM-Polemik uang sumbangan Rp 2 Triliun yang dijanjikan anak Akidi Tio menjadi sorotan berbagai pihak.
Apalagi uang tersebut hingga saat ini tak kunjung cair.
Berkaitan dengan kisruh sumbangan 2 triliun tersebut, Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla meminta sumbangan Rp2 Triliun Akidi Tio dihentikan saja dan tak perlu diperpanjang.
Ia menyebutkan bahwa kejadian ini bukan pertama kali terjadi di Indonesia karena sudah ada kejadian serupa sebelumnya.
Kala itu, JK pun sempat menghentikan satu di antara kasus di masa silam yang menyebut utang Indonesia bisa dilunasi oleh temuan ribuan ton emas.
Baca juga: Bisa Dapat Gaji hingga Rp 140 Juta/Bulan, Yuk Ikutan Jadi Kreator YouTube Shorts, Ini Caranya
Untuk itu, dari pelajaran kasus sebelumnya, JK meminta agar sumbangan Rp 2 triliun ini dihentikan.
"Saya kira ini tidak perlu diperpanjang, dihentikan saja bahwa ini menipu seluruh bangsa," kata JK, dikutip dari tayangan Youtube tvOne, Rabu (4/8/2021).
JK menilai, sumbangan yang awalnya hendak diberikan secara pribadi kepada Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri, sudah tidak masuk akal.
"Jadi semuanya tidak masuk akal. Tidak ada logikanya menyumbang pribadi lewat Kapolda, yang menerima salah, yang memberi juga salah," jelas JK.
Baca juga: Gabrielly Meregang Nyawa saat Berhubungan Suami Istri di Mobil, Terungkap Ini Penyebab Kematiannya
Menurutnya, secara logika, ketika ada yang hendak menyumbang sebanyak Rp 2 triliun, paling tidak harus memiliki harta Rp 10 triliun.
Pasalnya, tidak mungkin seseorang menyumbangkan seluruh hartanya, tanpa tersisa.
Baca juga: Olahraga Bareng, Maria Vania Bagikan Tips ini untuk Sule dan Rigen, Bisa Kencangkan Otot
"Kalau ada yang mau nyumbang Rp 2 triliun, setidaknya dia punya uang Rp 10 triliun, tidak mungkin semua hartanya disumbangkan."
"Itu juga tidak masuk akal, ini masalah akal sehat saja bahwa kita percaya orang yang menipu-nipu seperti itu," ujarnya.
Kemudian, JK pun menceritakan kasus lama terkait isu temuan emas yang bisa membayar seluruh utang Indonesia.
Adapun, isu tersebut disampaikan oleh mantan Menteri Agama Said Agil Husin Al-Munawar.
Said Agil Husin Al-Munawar menyebut, temuan emas itu merupakan peninggalan Kerajaan Pajajaran yang tersimpan di bawah Prasasti Batutulis, Bogor.
Kala itu, JK yang menjabat sebagai Menko Kesra langsung memanggil Said Agil Husin Al-Munawar untuk mengklarifikasi ucapannya.
Kemudian, JK menanyakan apakah Said Agil mengetahui berapa utang Indonesia, dan ternyata Said Agil tidak bisa menjawabnya.
Baca juga: Fakta Baru, Bilyet Giro Rp 2 Triliun Akidi Tio Ternyata Bodong, PPATK akan Lakukan Ini
"Dulu juga begitu, ada isu temuan emas yang bisa membayar utang kita, lalu saya panggil."
"Saya tanya, tahu tidak jumlah utang kita? Waktu itu sekitar Rp 1.500 triliun."
"Berapa ton emas itu? Jadi mana mungkin ada emas 6.000 ton disitu," jelas JK.
Jejak Akidi Tio di Langsa
Nama Akidi Tio menjadi perbincangan sejak putri bungsunya, Heriyanti, menyatakan akan menyumbangkan uang sebanyak Rp 2 triliun bagi penanganan pandemi di Sumatera Selatan.
Pernyerahan sumbangan secara simbolis dilakukan di Mapolda Sumatera Selatan.
Bahkan, disampaikan langsung oleh Heriyanti kepada Gubernur Sumsel Herman Deru dan Kapolda Irjen Eko Indra.
Namun, pada Senin (2/8/2021), Polda Sumsel justru memanggil Heriyanti untuk memastikan apakah benar ada pemberian uang sebesar Rp 2 triliun itu.
Kabar gempar itu lalu membuat Kompas.com menelusuri jejak Akidi Tio di Kota Langsa, Provinsi Aceh.
Seperti diketahui, Akidi disebut-sebut sebagai pengusaha asal Kota Langsa.
Akidi Tio pernah bermukim di Aceh sekitar tahun 1976.
Anggota DPR RI asal Kota Langsa, Ilham Pangestu, menyebutkan, Akidi Tio pernah bermukim di Jalan Iskandar Muda, Kota Langsa.
Keturunan terakhir Akidi di Kota Langsa adalah Ahok (60) yang tinggal di Jalan Gang Nasional, Desa Blang Seunibong, Kecamatan Langsa Kota.
Sehari-hari, Ahok berbisnis pabrik limun.
Namun, Ahok meninggal dunia pada lima tahun lalu.
Semua anak Ahok, atau cucu dari Akidi Tio, sudah pindah dari Kota Langsa.
Di lokasi pabrik limun tersebut juga sudah berdiri rumah milik warga lainnya.
“Mereka mayoritas di Palembang, Medan, dan Jakarta. Namanya ada di Langsa. Namun, orangnya sudah tidak ada,” kata Ilham kepada Kompas.com, Selasa (3/8/2021).
Ilham mengakui bahwa dia ikut penasaran dengan sosok Akidi Tio yang menghebohkan Indonesia itu.
“Namun, saya tidak kenal pasti. Informasi ini dari mulut ke mulut,” kata Ilham.
Kisah soal rencana bangun mal
Hal senada disampaikan Ayong, seorang tokoh Tionghoa di Langsa.
Dia menyebutkan, tidak banyak warga Tionghoa di Kota Langsa yang sukses sebelum dan pada masa awal kemerdekaan RI.
“Saya tak kenal persis. Kabarnya Akidi Tio itu bolak-balik ke Langsa ini. Misalnya, era 1950-an sempat pindah ke Singapura dan kembali ke Langsa tahun 1970-an,” kata Ayong.
Terakhir kali nama Akidi Tio populer di Langsa pada sekitar 1970.
Saat itu, Akidi ingin membangun mal pertama di Langsa.
Namun, terkendala pembebasan lahan dari Pemerintah Kabupaten Aceh Timur.
“Berarti Akidi itu duluan ke Langsa dibanding saya. Bisa jadi kalau mal itu dibangun, saya salah satu yang bekerja di sana. Dulu kan Langsa ini kecamatan saja. Susah juga cari kerja,” kata Ayong.
Menurut Ayong, setelah mal itu gagal dibangun, kabar mengenai Akidi kian redup.
Tak pernah lagi terdengar nama dan aktivitas Akidi di Kota Langsa.
Sumber lainnya yang coba dikonfirmasi oleh Kompas.com adalah Banta Cut, dosen Universitas Samudera, Kota Langsa.
Banta menyebutkan bahwa tidak diketahui pasti jumlah anak Akidi Tio.
Jejak karier dan bisnisnya di Langsa pun tidak diketahui dengan jelas.
“Namun, informasi di Langsa ini, cucu-cucu Akidi Tio masih berteman baik dengan masyarakat Langsa. Misalnya, salah satu cucunya itu Sumardi alias Acien, berteman dengan Samsoe, di Jalan Teuku Umar, Kota Langsa dulu," kata Banta.
Dia menyebutkan, tak banyak masyarakat yang mengetahui jejak Akidi Tio.
“Akidi Tio, menurut informasi di Langsa ini, pindah ke Palembang sekitar 1980-an. Setelah itu tak pernah beraktivitas di Aceh lagi,” kata Banta.(tribunnews/kompas.com)