Ini yang Bikin Bu Guru Honorer Menangis di Pelukan Nadiem, Anak Muridnya Pun Ikut Bersedih

Editor: Alza Munzi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Guru honorer viral menangis di depan Mendikbudristek Nadiem Makarim.

Dalam tangisnya dia menceritakan bahwa gaji guru honorer yang mereka terima selama ini termasuk dirinya hanya Rp100.000 saja sebulan.

Sedihnya lagi, saat sang guru menangis, anak-anak yang sedang belajar di kelas itu pun turut merasakan kesedihan gurunya dan ikut menangis.

Baca juga: Kronologis Bu Camat Dituduh Berzina dengan Suami Anggota DPRD, Ada Bukti Chat Mereka Berbuat Mesum

Dikutip dari Kompas.com, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek)

Nadiem Makarim mengaku tersentuh saat tahu ada guru honorer TK yang menerima gaji Rp100.00 per bulan.

Perasaan tersebut ia sampaikan sesaat setelah bertemu dengan Asmawarni Yanti, guru honorer TK Negeri Pembina Pedesaan Jonggat, Lombok Tengah pada Kamis (7/10/2021).

Baca juga: Demi Wijin, Gisella Anastasia Rela Lakukan Ini hingga Video 19 Detik Viral dan Bikin Heboh

Menurut Nadiem saat Asmawarni menangis kepadannya, rekan-rekan sesama guru dan anak muridnya juga ikut menangis di hadapan Nadiem

"Sampai anak kecilnya mulai nangis, dan itu satu episode yang cukup menyedihkan, mereka bilang kadang-kadang

digaji Rp 100.000 sebulan, dan itu menyakitkan hati saya sekali," kata Nadiem.

Selain itu Nadiem juga mengatakan bahwa ada cara untuk mengatasi hal tersebut, yaitu melalui Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Untuk itu ia meminta agar kepala daerah meyediakan PPK untuk formasi guru honorer di TK agar mendapatkan kesempatan yang sama.

"Mohon kepala daerah, kepala dinas untuk mengisi formasi mereka, karena mereka bisa menjadi PPPK, jad

guru-guru TK itu yang masih honorer tolong dimaksukan sebagai formasi PPPK untuk memberikan mereka kesempatan," kata Nadiem.

Asmawarni Yanti ternyata sudah bekerja menjadi Guru Honorer selama 18 tahun di TK Pembina Pedesaan Jonggat, Lombok Tengah.

Selain menjadi guru honorer, ia bekerja sebagai petani bersama suaminya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari

"Sudah 18 tahun mengabdi, honor hanya Rp 100.000 sekarang, terus pulang pergi pakai motor sekitar 20 kilometer lebih," kata Yanti.

Ia berharap suatu saat bisa menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Kendati demikian Asmawarni Yanti tetap sabar dan bertekad untuk mengajar anak-anak lebih giat lagi.

(Bangkapos.com/Rizky Wardianti)

Berita Terkini