"Walaupun di dunia ini kamu tidak terlalu kebagian. Misalnya ada orang yang kaya, punya uang miliaran.
Sedangkan kamu hanya lima ribu," ucap Gus Baha.
"Paling tidak kamu tahu, yaa Allah, kok Engkau maha kuasa beneran. Alhamdulillah," tambah Gus Baha.
Gus Baha juga menuturkan bahwa dirinya sangat menyayangkan adanya sikap dari seorang hamba yang tidak mensyukuri nikmat yang diberikan Allah.
Terkadang, tanpa sadar manusia sering mengucapkan perkataan yang tidak sepantasnya.
Hal ini justru membuat nikmat Allah pun menjauh akibat dari perkataan yang dilakukan oleh seseorang tanpa sadar.
"Malah tanya kepada Allah gini, kadang orang miskin itu sombong-sombongnya orang.
'Yaa Allah salah saya apa? kok saya tidak punya uang, orang lain punya" tutur Gus Baha menjelaskan perkataan tak pantas itu.
Menurutnya, perkataan yang sering diucapkan itu justru memperlihatkan watak sombong dari seorang hamba.
"Orang kok tidak punya salah. Itu sombong apa tawadhu? Sombong," ungkap Gus Baha.
"Miskin kok sombongnya sampai gitu. Orang kok sampai tidak tau salahnya," terang Gus Baha.
Dirinya pun menerangkan bahwa para kekasih Allah atau para Nabi justru mencintai orang-orang yang dalam keadaan sulit namun pandai bersyukur.
"Padahal Nabi itu sukanya sama orang miskin. Tapi miskin kok sombong," ujar Gus Baha.
Gus Baha pun berpesan kepada semua umat Islam agar kiranya tidak lagi mengucapkan perkataan yang justru membuat nikmat Allah menjauh.
"Jangan mau yaa bilang gitu, 'salah saya apa ya Allah, kok sampai dicoba gini', orang kok tidak pernah salah. Nauzubillah," ucap Gus Baha.
Dengan demikian, bagi Gus Baha, teruslah untuk bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah.
Hal ini kemudian akan menunjukkan bahwa manusia tersebut pandai bersyukur atas nikmat Allah, dan itu bagian dari kesaksian akan kuasanya Allah SWT.
"Jadi nikmat terbesar adalah kita dari tidak ada menjadi wujud atau ada.
Berkahnya wujud kita ikut bersaksi Allah itu berkuasa, Allah itu Tuhan," imbuh Gus Baha.
(Bangkapos.com/Widodo)