Semboyan itu yang hingga kini merajut keberagaman, mencipta kebersamaan, menjalin kegotongroyongan dalam membingkai kehidupan saling menghormati, menghargai dalam kasing sayang.
Oleh karena itu tak heran saat meletus konflik SARA khususnya Tionghoa, di ibukota Jakarta di masa awal reformasi 1998 lalu, Bangka Belitung disebut sebagai “surga” tempat berteduh bagi para korban konflik.
Hudarni diketahui memiliki visi mewujudkan negeri "Serumpun Sebalai" yang sejahtera dengan meningkatkan kualitas masyarakat serta memberdayakan semua potensi daerah secara arif dan berwawasan lingkungan dalam NKRI.
(Bangkapos.com/Vigestha Repit)