Tanggal 15 Juni 2022 kemarin, tambahnya, diperingati sebagai ASEAN Dengue Day (ADD) dengan tema Nasional ADD Tahun 2022 adalah Wujudkan Indonesia Bebas Dengue, Basmi Dengue dengan PSN 3 M Plus.
3M adalah pertama, menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan penampungan air, seperti bak mandi, ember, dan lain-lain.
Kedua, menutup rapat tempat-tempat yang dapat menampung air, seperti kendi, vas, toren air, dan lain-lain.
Ketiga, mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
"Rangkaian ini kemudian ditambahkan dengan plus, yaitu bentuk kegiatan pencegahan lain. Seperti menaburkan bubuk abate di tempat penampungan air, menggunakan obat antinyamuk, menggunakan kelambu, memelihara ikan pemangsa jentik, dan lain-lain," jelasnya.
Waspadai Gejala DBD
Sebelumnya, Dokter Umum Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Pangkalpinang, dr Riza Jayanti, menjelaskan, mengenai gejala dan bahaya DBD.
"Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang ditularkan oleh gigitan nyamuk bernama Aedes Aegypti, lebih kecil, badannya berwarna hitam pekat dengan dua garis vertikal putih di punggung dan garis-garis putih horizontal pada kaki," kata Riza.
Nyamuk ini biasanya bekerja dari pagi hingga sore hari, meskipun terkadang juga menggigit pada malam hari.
"Serangga ini menyukai tempat gelap dan sejuk sehingga lebih banyak ditemukan di dalam rumah dibandingkan di luar rumah yang panas, terutama bagi daerah-daerah yang intensitas curah hujan cukup tinggi. Tempat penampungan air akan menjadi sarang utama bagi perkembangbiakan Nyamuk Aedes Aegpty," imbuhnya.
Dia mengingatkan, ciri-ciri gejala DBD tidak langsung muncul. Pasalnya, seseorang baru merasakan gejala pada 4 hingga 10 hari setelah digigit nyamuk bervirus dengue.
"Gejala paling umum yaitu demam tinggi hingga 40 derajat Celcius. Bintik-bintik merah yang muncul di permukaan kulit, merupakan tanda terjadinya pendarahan pada kulit akibat penurunan trombosit. DBD bisa berkembang menjadi kondisi berat dan merupakan kegawatan, yang disebut dengan dengue shock, atau DSS (Dengue Shock Syndrome)," jelasnya.
Tak hanya itu, perlu diwaspadai apabila muncul gejalanya berupa muntah, nyeri perut, perubahan suhu tubuh dari demam menjadi dingin atau hipotermia, dan melambatnya denyut jantung. Hal ini dapat menyebabkan kematian ketika penderitanya mengalami syok karena perdarahan.
"Sampai saat ini, belum ada obat spesifik untuk melawan atau menyembuhkan DBD. Pemberian obat hanya ditujukan untuk mengurangi gejalanya (simptomatis), misalnya demam, nyerinya, serta mencegah komplikasi. Selain itu, penderita DBD dianjurkan untuk banyak istirahat dan cukup minum agar tidak mengalami dehidrasi," beber Khairiah. (Bangkapos.com/Cici Nasya Nita)