Berita Pangkalpinang

Prediksi BI: Cadangan Timah di Babel Bakal Habis 10-24 Tahun Lagi, Hilirisasi Timah Tak Terwujud

Penulis: Riki Pratama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI: Balok timah di gudang penyimpanan di sekitar Pelabuhan Pangkalbalam, Pangkalpinang

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bangka Belitung (Babel) menyampaikan cadangan timah di Babel diprediksi bakal habis 10 hingga 24 tahun lagi. 

Sebanyak 98 persen timah di Babel diekspor ke luar negeri dan hanya dua persen yang diolah atau hilarisasi di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Pihak BI pada Babel Economic Forum secara virtual  di Hotel Novotel Bangka, bertema Hilirisasi Timah untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Bangka Belitung, Selasa (26/7/2022).

Anggota Komisi III DPRD Provinsi Bangka Belitung, Azwari Helmi, mengatakan hilirisasi timah tak kunjung terwujud karena kurangnya sumber daya manusia yang belum mampu mengelola mineral ikutan asal timah.

"Hilirisasi kita ini susah untuk terwujud karena sumber daya manusia yang sangat kurang. Bukan hanya di Babel tetapi se-Indonesia, jadi saat ini banyak bekas tambang timah seperti slag timah atau mineral ikutannya tidak dapat diolah kembali," kata Helmi kepada Bangkapos.com, Kamis (28/7/2022).

Dikatakan Helmi, pemerintah perlu serius untuk mewujudkan hilirisasi timah, dengan berupaya menyediakan SDM dan pendanaan dengan negara lain yang memiliki kemampuan.


"Caranya itu apakah SDM kita dapat belajar ke luar negeri, belajar ke negara lain. Karena apabila hilirisasi ini terwujud dampaknya luar biasa, banyak manfaat. Sehingga ekonomi kita bakal meningkat dengan dapat mengelola miniral ikutan menjadi bernilai," katanya.

Politikus PPP ini, menegaskan pemerintah harus terus optimis untuk dapat mewujudkan hilirisasi timah, walupun dengan kondisi SDM dan pendanaan yang minim saat ini.

"Apabila pembiayan minim sudah pasti tidak cukup makanya lakukan kerjasama, buat aturan legalitas koordinasi, lakukan kerjasama dengan luar negeri. Kemudian hidupkan lembaga penelitian, banyak ilmuan kita berpotensi untuk membantu mewujudkanya," tegasnya.

Ia menegaskan, untuk mewujudkan itu semua perlu keberanian dan lompatan tinggi yang dilakukan pemerintahan baik pusat dan daerah.

"Satu-satunya pemerintah harus dapat ambil terobosan. Lakukan lompatan besar, dengan pemikiran yang cepat, itulah perlu pemikiran pemimpinan visioner agar dapat melakukan lompatan, pemikiran dan tindakan cepat untuk mewujudkanya. Kalau dari DPRD tidak dapat mengambil keputusan. Tetapi dari gubernur dan pemerintah dapat melakukanya," katanya.

Sementara sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur Bangka Belitung (Babel), Ridwan Djamaluddin, mendukung upaya implementasi hilirisasi timah guna meningkatkan nilai tambah, serta menyediakan lapangan kerja.

Hal tersebut disampaikan, pada Babel Economic Forum secara virtual  di Hotel Novotel Bangka, Pangkalpinang bertema Hilirisasi Timah untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Bangka Belitung, belum lama ini.

"Indonesia adalah penghasil timah kedua di dunia, 91 persen timah tersebut berasal dari Kepulauan Bangka Belitung. Sejauh ini pemurnian memang sudah mencapai 99,9 persen. Namun, yang saya maknai atas kebijakan hilirisasi oleh Presiden Joko Widodo, kalaupun kita lakukan hilirisasi, itu lebih kepada menghasilkan produk produk yang lebih dekat ke industri hilirnya, sehingga mampu menyerap tenaga kerja," kata Ridwan.

Sebagai Dirjen Minerba dan juga kapasitasnya sebagai Pj Gubernur Babel, kata Ridwan, penyediaan lapangan kerja ini sangat penting, terlebih adanya kebijakan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), akan melakukan pengurangan tenaga honorer secara perlahan di pemerintah pusat, maupun daerah. 

Halaman
12

Berita Terkini