Kata Henry, pihaknya juga memberanikan diri menggelar perayaan Imlek yang meriah di tahun 2023 ini lantaran pemerintah telah resmi mencabut PPKM di Indonesia.
Sehingga ia berharap, Tahun 2023 ini membawa keberuntungan bagi semua umat beragama di Bangka Belitung.
"Untuk semua umat beragama semoga ditahun yang baru ini selalu diberikan kesehatan, kelancaran berusaha, keselamatan, serta harapan-harapan baik lainya yang selalu kita panjatkan kepada Tuhan," tuturnya.
Henry mengatakan, menyalakan lilin pada tahun baru imlek memiliki makna sebagai penerang menjalani kehidupan setahun ke depan.
"Masyarakat Tionghoa meyakini lilin tersebut menjadi harapan agar kehidupan yang dijalani dapat berjalan dengan mudah dan lancar," bebernya.
Kata Henry, lilin merah beraneka ukuran yang ada di kelenteng merupakan sumbangan dari umat, yang kemudian selalu dinyalakan setiap hari di kelenteng.
"Selain sumbangan lilin kita juga ada sumbangan sembako, seperti minyak, gula, garam, beras, dan banyak lagi. Nanti setelah ini akan kita serahkan kepada masyarakat yang membutuhkan bukan hanya masyarakat Tionghoa tapi masyarakat umum yang membutuhkan," jelasnya.
Setelah sembahyang awal tahun dilaksanakan oleh para umat di kelenteng, pesta kembang api dilaksanakan meriah. Dentuman kembang api baru berakhir hingga Pukul 00:20 WIB. Pesta kembang api ini juga masih disaksikan oleh para masyarakat umum. (Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah)