Mahasiswa Pangkalpinang Korban Mutilasi

DNA Korban Mutilasi di Sleman Identik dengan Mahasiswa UMY Redho Tri Agustian, Makam Sudah Disiapkan

Penulis: Dedy Qurniawan CC
Editor: M Zulkodri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kenangan Redho Tri Agustian (kanan) bersama gurunya saat duduk di SMAN 4 Pangkalpinang.

BANGKAPOS.COM - Hasil tes DNA korban mutilasi di Sleman dipastikan identik dengan mahasiswa Universitas Mahasiswa Yogyakarta (UMY) yang bernama Redho Tri Agustian.

Redho adalah mahasiswa UMY asal Pangkalpinang, Bangka Belitung yang sempat dikabarkan hilang sebelum ditemukan jadi korban mutilasi di Sleman.

Demikian fakta perkembangan terbaru kasus mutilasi yang sempat bikin geger publik ini.

Fakta ini dipastikan setelah Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditkrimum) Polda DIY mengumumkan hasil Tes DNA korban mutilasi di Sleman.

DNA R alias Redho identik dengan DNA keluarganya di Pangkalpinang, Bangka Belitung.

"Iya, itu Redho. Tes DNA sudah keluar identik antara sempel darah dan tulang keluarga identik dengan potongan satu tubuh (korban)," kata Direskrimum Polda DIY, Kombes Pol FX Endriadi, dihubungi Senin (31/7/2023) dikutip dari Tribun Jogja.

Pihaknya menjelaskan, terkait potongan tubuh yang sudah teridentifikasi itu pihak kepolisian menunggu perwakilan keluarga Redho untuk keperluan proses pemulangan jenazah.

"Setelah selesai proses pemberkasan nanti (jenazah) diambil keluarga," jelasnya.

Endriadi menjelaskan, terkait apa saja bagian tubuh korban yang akan diserahkan kepada pihak keluarga, sejauh ini Polisi belum memastikan.

"Itu dari rumah sakit, kondisi di rumah sakit yang (menyampaikan) rumah sakit," terang dia. (hda)

Redho Lakukan Penelitian tentang LGBT

Sebelumnya, polisi menyebut Redho Tri Agustian jadi korban mutilasi karena terkait aktivitas tak wajar.

Ternyata Redho sedang melakukan penelitian terkait LGBT.

Fakta ini diungkapkan oleh Wakil Rektor V Bidang Kerjasama dan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Prof Dr Achmad Nurmandi.

"Jadi memang sedang meneliti orang harus mencari informasi, mungkin masuk to ke kelompok kayak gitu itu," kata Nurmandi saat dihubungi melalui telepon, Kamis (27/6/2023).

Dijelaskannya, Redho sudah melakukan penelitian selama 3 bulan.

"Cuma namanya masuk ke kelompok itu kan susah," kata dia.

Nurmandi mengatakan, Redho disebut sedang meneliti mengenai kelompok-kelompok unik di Jogja, termasuk kelompok LGBT, hingga kelompok radikal.

Nurmandi mengatakan, Redho indikasinya masuk ke dalam lingkaran mereka untuk melakukan penelitian.

"Ya indikasinya seperti itu lho kalau misalnya dia itu LGBT Ndak mungkin.

Nggak sejajar kok itu kan pengangguran kabeh sik pelaku.

Kalau LGBT itu kan sejajar mahasiswa dengan mahasiswa," kata dia.

"Jadi itu yang gak wajar (perbedaan status sosial) begitu, makanya karena informasi dari pelaku, karena korban yang sudah meninggal," kata Nurmandi.

Saat ini pihaknya sedang mencari informasi lebih mendalam terkait hal ini.

"Kita mencari informasi apa yang dialakukan termasuk riset. Kita kan sedang cari, mendalami toh dia sudah masuk ke berapa informan segala macam. Karena laptopnya masih di Polda DIY, kita belum tahu," kata dia.

Keluarga Sudah Siapkan Makam Mahasiswa UMY Redho Tri Agustian

Kondisi Tempat Pemakaman Umum Kelurahan Ampui, yang akan menjadi lokasi pemakaman Redho Tri Agustian, Jum'at (21/7/2023). (Bangkapos.com/Rizky Irianda Pahlevy)

Sampai saat ini, keluarga mendiang Redho Tri Agustian di Pangkalpinang masih menunggu kepulangan jenazah.

Saat ini ada pihak keluarga yang mengurus dan menyiapkan pemulangan jenazah Redho Tri Agustian ke Pangkalpinang, Bangka Belitung.

Sebelumnya, keluarga di Pangkalpinang sudah menyiapkan makam untuk mendiang Redho Tri Agustian.

Mereka menunggu jenazah Redho dipulangkan untuk dimakamkan.

Saat bertemu bangkapos.com beberapa waktu lalu. tatapan mata kosong dengan tubuh yang lesu tampak dari ayahanda dari Redho Tri Agustian, Abdullah .

Ia menyebut sebuah liang lahat di Tempat Pemakaman Umum Ampui sudah disiapkan untuk mendiang putra bungsunya.

"Iya sudah disiapin pemakamannya, pihak masjid juga sudah disiapkan. Jadi ketika jenazah datang langsung disholatkan di Masjid, lalu langsung dikebumikan jam berapa pun itu mau dini hari malam juga siap," ujar Abdullah, Kamis (20/7/2021) silam.

Abdullah kini hanya bisa terus menunggu terkait kapan kepulangan Jenazah Redho Tri Agustian.

"Kami ingin jenazah lebih cepat kembali ke Pangkalpinang, karena semua sudah siap jadi lebih cepat lebih baik," ungkapnya.

Sementara paman mendiang Redho, Majid tampak terduduk lemas saat ditemui bangkapos.com.

Majid berarap ada keadilan untuk keponakannya tersebut.

Majid meminta para pelaku bisa dihukum dengan hukuman mati.

"Hukum sebarat-beratnya mereka berani menghilangkan jejak, bukan manusia lagi itu. Gak usah keluarga, orang asing lihat pasti minta hukuman mati. Kita hanya bisa berharap, masih ada keadilan di kasus ini," ujar Majid.

Majid berharap Polda DIY dapat menuntaskan kasus secara terang-benderang.

"Kita sebagai warga negara yang baik kita cuma bisa ikut proses hukum, semua sudah ditangani dan kita serahkan ke pihak Polda DIY," ujarnya. (*/Tribun Jogja / BangkaPos.com)

Berita Terkini