Sosok Panglima Jilah dan Kehidupan Aslinya di Kalimantan, Panglima Pajaji Kini Minta Maaf

Penulis: Dedy Qurniawan CC
Editor: khamelia
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Inilah sosok Panglima Jilah dan Kehidupan Aslinya di Kalimantan

BANGKAPOS.COM - Inilah sosok Panglima Jilah dan kehidupan aslinya di Kalimantan sebagai tokoh masyakarat Suku Dayak atau pemimpin Pasukan Merah.

Panglima Jilah adalah tokoh masyarakat Suku Dayak asal Kalimantan Barat yang belakangan viral berseteru dengan Panglima Pajaji, tokoh lainnya.

Keduanya berseteru soal Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur.

Setelah viral, kehidupan asli Panglima Jilah di Kalimantan pun terkuak.

Ternyata di Kalimantan, Panglima Jilah memiliki rumah mewah dan sejumlah kendaraan pribadi.

Lantas bagaimana kehidupan sehari-hari Panglima Jilah?

Apakah selalu garang seperti dengan baju adat dan memperlihatkan tubuh penuh tato?

Ternyata Panglima Jilah saat di rumah tetap tampil seperti orang kebanyakan.

Ia memakai baju biasa yang menutupi kegarangan tato di tubuhnya.

Panglima Jilah juga sosok ayah dan suami yang mencintai keluarga.

Pemimpin besar Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) atau lebih dikenal dengan nama Pasukan Merah Dayak ini tinggal bersama seorang istri dan anak lelaki mereka.

Potret kehidupan Panglima Jilah pernah ditampilkan dalam kanal YouTube Jenta Lamiang.

Dalam video di kanal Youtube tersebut, terlihat jika Panglima Jilah memiliki rumah mewah bertingkat tiga.

Saat menelusuri bagian dalam rumah, ternyata panglima Suku Dayak ini punya hobi memelihara ikan.

Tampak beberapa akuarium berisi ikan hias berukuran besar terpajang di dalam rumahnya.

Selain aktif menjadi tokoh adat, Panglima Jilah tampak mengoleksi beberapa jenis ikan hias.

Rumah mewah milik Panglima Jilah ditempati bersama istri, anak dan juga beberapa hewan peliharaannya.

Telihat beberapa hewan seperti ikan, kucing dan anjing pitbul yang menjadi peliharaan Panglima Jilah.

Dalam kehidupan sehari-hari, Panglima Jilah tidak mengenakan pakaian adat Suku Dayak.

Kolase Panglima Jilah, kehidupan sehari-hari dan rumah mewahnya di Kalimantan.

Tampil santai, kaos oblong dan celana pendek menjadi pakaian yang digunakan Panglima Jilah sehari-hari.

Kemewahan hidup Panglima Jilah tak hanya pada rumah mewah, diketahui ia memiliki beberapa kendaraan.

Seperti motor dan juga mobil Jeep yang terparkir di depan rumahnya.

Seperti disebutkan di atas, Panglima Jilah kian jadi sorotan setelah mengultimatum Rocky Gerung karena mengkritik pembangunan IKN.

Lantaran pernyataannya yang membela Jokowi itu, Panglima Jilah langsung mencuri perhatian.

Kehidupannya sebagai pimpinan pasukan elit suku Dayak pun ikut disorot.

Panglima Jilah atau Pangalangok Jilah memiliki nama lengkap Agustinus Jilah.

Putra asli Suku Dayak ini dikenal sebagai tokoh adat di Kalimantan.

Lahir pada 19 Agustus 1980 di Desa Sambora, Toho, Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat.

Panglima Jilah diketahui sudah menikah dan memiliki anak.

Namun informasi terkait keluarga Panglima Jilah cukup sulit untuk ditemukan.

Tak banyak informasi yang menjelaskan tentang seluk-beluk keluarga Panglima Jilah.

Begitu pun tentang istri dan anak Panglima Jilah yang saat ini banyak dicari tahu.

Walaupun begitu, keberadaan istri Pangeran Jilah sempat beredar di media sosial.

Melansir dari YouTube Pojok Terang terungkap istri Pangeran Jilah pernah terekam kamera.

Ia bersama Panglima Jilah hadir dalam pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono.

Panglima Jilah mengajak sang istri berfoto dengan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono.

Tak lupa di samping istri Panglima Jilah terlihat Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan sang istri.

Mengenakan setelan baju khas Dayak, istri Panglima Jilah menunjukkan pesonanya.

Sosok Istri Panglima Jilah Pemimpin Pasukan Merah Suku Dayak (capture YouTube)

Ia tampil sebagai cerminan dari perempuan Suku Dayak di hadapan ribuan tamu undangan.

Tak hanya itu, beredar juga kebersamaan Panglima Jilah dan sang istri ketika foto dengan Jokowi.

Kendati begitu, informasi terkait istri Panglima Jilah belum diketahui secara jelas.

Mengenakan baju Dayak berwarna merah delima, penampilan istri Panglima Jilah kerap disorot.

Ia tidak pernah melepas identitasnya sebagai perempuan Dayak terkhusus istri dari seorang panglima.

Sebagai informasi, kehadiran istri Panglima Jilah tidak terlepas dari isu yang tengah viral saat ini.

Ya, terjadinya perseteruan antara Panglima Jilah dan Panglima Pajaji menjadi perbincangan hangat.

Kedua tokoh Suku Dayak ini mengalami perseteruan karena perbedaan prinsip.

Panglima Jilah disebut mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.

Sementara Panglima Pajaji menentang sikap pro Panglima Jilah terhadap program kerja Presiden Jokowi.

Menurut Panglima Pajaji, adanya IKN akan merusak hutan adat di Kalimantan.

Sehingga kelestarian alam dan budaya akan mudah untuk tercemari.

Panglima Pajaji Minta Maaf

Kabar terkini, Panglima Pajaji akhirnya kini meminta maaf Panglima Jilah.

Melalui video yang diunggah akun @kamidayakkalbar, Panglima Pajaji meminta maaf kepada Panglima Jilah.

Sebab perkataan Panglima Pajaji viral di media sosial imbas dianggap menantang Panglima Jilah.

Kini, Panglima Pajaji menyesali perbuatan yang dilakukan kepada pria yang dianggap sebagai kakak tersebut.

Oleh karena itu, sebagai adik, Panglima Pajaji meminta maaf kepada Panglima Jilah.

Di balik permintaan maaf tersebut, Panglima Pajaji mengaku tak menyangka omongannya menjadi sorotan tajam.

"Kepada pimpinan tertinggi Borneo Bangkule Rajakng Pangalangok Jilah, dengan begitu juga saya memohon maaf," ujar Panglima Pajaji dikutip dari Instagram @kamidayakkalbar, Rabu (23/8/2023) yang dilansir Sripoku

Lantas Panglima Pajaji menyesal dan mengakui bahwa hal tersebut sebagai bentuk keteledoran.

"Disitu ada keteledoran, sedikit kesalahan saya sebagai manusia," ungkapnya.

"Bicara saya salah, video yang beredar tidak bermaksud membuat gaduh," imbuhnya.

Selain itu, Panglima Pajaji tak menyangka suasana semakin memanas usai videonya viral di media sosial.

Ia menyadari hal tersebut membuat seolah-olah terjadi perseteruan.

"Saya tidak bermaksud seolah-olah isu yang beredar disini semakin panas, padahal tidak seperti itu," ungkapnya.

Namun, ia tak mengungkap alasan mengunggah video tersebut hingga dianggap berseteru dengan Panglima Jilah.

Ia hanya meminta maaf kepada Panglima Jilah dan pasukkan anggota TBBR.

"Bilamana perkataan saya yang menyinggung dan perasaan saudara semua, dengan tulus hati dan ikhlas saya mohon maaf dari ujung rambut sampai ujung kaki," katanya.

Video permintaan maaf Panglima Pajaji tersebut menjadi sorotan tajam.

Didampingi seorang pria yang dipanggil bapak, Panglima Pajaji mengucap permintaan maaf.

Profil Panglima Jilah

Panglima Jilah atau Pangalangok Jilah, nama aslinya adalah Agustinus Jilah.

Ia lahir pada 19 Agustus 1980 di Toho, tepatnya Desa Sambora, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar), Indonesia.

Seperti dilansir dari TribunPontianak.co.id dalam artikel 'Siapa Panglima Jilah? Anak Dayak yang Sakti dan Rendah Hati Pimpinan Pasukan Merah, Masa Kecil Miris'.

Panglima Jilah adalah cucu dari seorang panglima yang sangat terpandang pada jaman kerajaan.

Maka tidak heran Panglima Jilah sangat disegani sekaligus dikagumi khususnya di Pulau Kalimantan.

Ia berdiri di barisan terdepan untuk memperjuangkan hak masyarakat yang terancam dirampas pihak lain.

Hingga Panglima Jilah pun dijadikan simbol perjuangan masyarakat dalam mencari keadilan di tanah leluhurnya.

Ia menguasai seni beladiri tradisional Dayak dan memiliki kesaktian ilmu kebal.

Tubuhnya dibalut dengan tato khas Dayak hingga penampilan Panglima Jilah selalu menarik perhatian.

Namun dibalik itu semua, Panglima Jilah melalui masa lalu yang penuh liku dan bisa dikatakan sangat miris.

Pada masa kecilnya, Panglima Jilah memiliki kelainan dari teman-temannya kala itu.

Konon katanya lidahnya sering keluar, perut buncit dan keterbatasan dalam bicara alias gagap.

Namun dengan kegigihan yang dimiliki seperti halnya spirit para leluhur, perlahan Panglima Jilah mampu mengatasi semuanya hingga normal.

Kini Ia pun sangat dikagumi khususnya suku Dayak.

Ia tampak sangat tangguh dan menjadi orator ulung untuk membakar semangat Pasukan Merah.

Bersama sekitar 44 ribuan Pasukan Merah, Panglima Jilah menjadi orang terdepan untuk memperjuangkan keadilan dan bertanggung jawab penuh atas adat budaya Dayak.

Sejumlah persoalan yang merugikan masyarakat telah dituntaskan hanya bermodal keberanian dan kemampuannya beradu pendapat.

Walau demikian, Panglima Jilah sangat menyadari semua itu adalah titipan. Ia tidak sombong, tidak pula semena-mena.

Sebaliknya, Panglima Jilah adalah sosok rendah hati dan selalu mengutamakan kedamaian satu sama lain.

Ia sangat ramah, murah senyum, peduli dengan masyarakat dan lingkungannya.

Bersama Pasukan Merah yang dipimpinnya, Panglima Jilah terus menghidupkan tradisi dan adat istiadat yang mulai tergerus jaman.

Ia merangkul kaum muda untuk bersama-sama menghidupkan adat budaya serta melestarikan hutan Kalimantan.

Lalu siapakah yang layak menjadi Pasukan Merah?

Ternyata menjadi Pasukan Merah tidak semudah yang dibayangkan. Ada tahapan seleksi dan harus memenuhi sejumlah persyaratan baru bisa menjadi Pasukan Merah.

Selain seleksi kemampuan fisik, Pasukan Merah harus rendah hati, tidak radikalis, membela yang benar, dan menjadi garda terdepan untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI.

Jika melanggar satu saja syarat-syarat tersebut, maka dipastikan si pelanggar dikeluarkan dari Pasukan Merah. (Tribun Jateng/ Sripo/ Tribun Trend/ Bangka Pos)

Berita Terkini