WIKI BANGKA

Intip Peluang, Endang Sri Hastuti Kembangkan Batik Motif Khas Bangka Belitung

Penulis: Rifqi Nugroho
Editor: nurhayati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Seiring berjalannya waktu, batik saat ini juga sangat mudah jumpai dalam berbagai jenis produk.

Dari yang awalnya hanya berbentuk selembar kain ataupun pakaian jadi, saat ini banyak juga yang berwujud berbagai kerajinan tangan.

Hal itu membuat batik semakin dikenal oleh masyarakat Indonesia, karena tidak hanya dianggap sebagai bahan yang bisa digunakan pada acara formal, tetapi banyak juga dipakai di acara non-formal.

Peluang bisnis itu lah yang ditangkap oleh Endang Sri Hastuti pada 2017 silam, saat ia merasa bahwa pembuat batik yang mempunyai motif khas atau khusus dan asli dari Bangka Belitung ketika itu belum terlalu banyak.

"Awalnya, dari izin-izinnya diproses di tahun 2017, tapi usaha mulai berjalannya itu 2018. Pertama idenya ya karena adanya peluang bisnis, karena saat itu batik yang mempunyai ciri khusus Bangka Belitung masih sangat sedikit," ungkap Endang, Jumat (25/8/2023) saat berbincang dengan Bangkapos.com.

Pemilik galeri Batik Kampung Katak itu juga menjelaskan, karena merasa masih sedikitnya motif-motif khas Bangka Belitung itu dirinya dan pelaku usaha Batik lainnya di Bangka Belitung kemudian membuat batik dengan motif batik yang berkaitan dengan kearifan lokal Bangka Belitung. 

"Kan dulunya di Babel mungkin belum ada pelaku usaha batik , jadi kami para pelaku usaha Batik Babel mulai berpikir bagaimana mengembangkan batik dengan motif-motif asli dari Babel. Jadi mau gak mau harus mengangkat motif kearifan lokal Bangka Belitung atau apa yang menjadi ciri khas dari Babel, misalnya seperti tudung saji , lada, dambus , pinang ,daun simpor, kantong semar, dan titik nol," jelasnya.

Wanita penyandang gelar sarjana di bidang hukum itu sengaja memilih motif-motif yang menjadi kearifan lokal dan sangat melekat pada masyarakat Bangka Belitung dibumbui dengan pewarnaan lebih cerah apabila dibandingkan batik yang berasal dari daerah lain.

"Oh motif apa ini, dambus kepala rusa, khas Bangka Belitung kan. Terus orang kan taunya lada, dari jaman Belanda, Bangka Belitung sudah terkenal dengan lada Muntok nya," kata Endang. 

Ia juga menjelaskan, dengan kreativitasnya kemudian gambar-gambar yang sudah dikenal sangat lekat dengan Bangka Belitung itu lebih dikembangkan lagi dengan berbagai variasi.

"Misalnya dari lada sendiri kan bisa diangkat beberapa motif, tidak hanya daun dan buah ladanya saja tetapi bisa dikembangkan menjadi motif lain seperti junjung sahang nya ya kan, kemudian tata cara mutik sahang nya juga," sebutnya.

Melalui ide-ide kreatifnya itu, Endang juga sering mendapatkan kesempatan menjadi wakil dari Bangka Belitung pada pameran UMKM, baik itu di Bangka Belitung sendiri ataupun di tingkat nasional yang disupport oleh provinsi, kota , BUMN seperti Bank Indonesia dan Angkasa Pura ataupun mancanegara, seperti pada tahun 2018 saat berkesempatan mengikuti pagelaran di Kuala Lumpur Malaysia.

"Itu diajak oleh salah satu Bank BUMN, setelah melalui proses kurasi juga waktu itu. Dari Babel saya sendiri, kemudian enam lainnya berasal dari daerah lain. 

Tahun 2022, di bulan Maret, salah satu motif batik saya, mutik sahang, juga dipakai pada Fashion show yang di gelar di Paris Perancis. Beberapa teman lain di bidang yang sama ( fashion) dari Babel juga ikut serta dengan desingner Yanti Adeni, " jelas Endang.

Tak hanya itu, pada gelaran G-20 di Pulau Belitung beberapa waktu lalu, produk-produk dari Batik Kampung Katak juga ikut ditampilkan dihadapan delegasi asing yang datang pada acara tersebut.

Halaman
12

Berita Terkini