Kata dasar itu bisa digunakan dalam kalimat: dengan cepat ia menubruk musuh itu lalu (piting) batang lehernya.
2. Piting-memiting, yakni saling memiting; baku piting.
Kata dasar itu bisa digunakan dalam kalimat: kedua anak itu (piting-memiting).
3. Pitingan, yakni cara (hasil) memiting.
Kata dasar itu bia digunakan dalam kalimat: Ia merobohkan lawan dengan teknik (pitingan) yang baru dipelajarinya.
Postingannya pun disambut ramai masyarakat.
Para pengikutnya menyatakan setuju dengan sarkas yang dituliskan UAS.
Sebagian lainnya menghujat Panglima TNI Laksamana Yudo Margono karena dinilai sangat arogan terhadap rakyat.
Unggahan UAS ada alasannya.
Dia mempertanyakan klarifikasi Kapuspen TNI, Laksamana Muda TNI Julius Widjojono atas pernyataan Laksamana Yugo Margono.
Menurut Julius, makna 'piting' yang disampaikan Laksamana Yudo Margono merupakan bahasa untuk prajurit yang berarti merangkul.
"Yang berarti setiap prajurit 'merangkul' satu masyarakat agar terhindar dari bentrokan. Kadang-kadang bahasa prajurit itu suka disalahartikan oleh masyarakat yang mungkin tidak terbiasa dengan gaya bicara prajurit," ujar Julius dikutip dari Kompas TV pada Senin (18/9/2023).
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono Minta Maaf
Perintah Panglima TNI Laksamana Yudo Margono kepada anggotanya untuk memiting rakyat Rempang, Kota Batam, Kepulauan Riau viral di media sosial.
Pernyataan itu pun menuai kritik keras dan tanda tanya besar publik.
Sebab dalam instruksinya, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono memerintahkan anggotanya untuk mengatasi kerusuhan di Pulau Rempang dengan cara memiting rakyat yang mencoba melawan.