Perang Israel vs Palestina

Sosok Benjamin Netanyahu, PM Israel yang Deklarasikan Perang dengan Hamas

Penulis: Fitri Wahyuni
Editor: Teddy Malaka
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sosok Benjamin Netanyahu, PM Israel yang Deklarasikan Perang dengan Hamas

Dia menambahkan bahwa Hamas telah melancarkan serangan mendadak yang mematikan terhadap Israel dan rakyatnya.

"Saya telah memerintahkan mobilisasi cadangan yang ekstensif dan kami akan membalas dengan kekuatan yang tidak diketahui oleh musuh."

"Musuh akan membayar harga yang belum pernah terjadi sebelumnya," katanya.

Dia juga menyerukan kepada seluruh warga Israel untuk waspada.

"Sementara itu, saya menyerukan kepada seluruh warga Israel untuk secara ketat mematuhi instruksi tentara dan instruksi dari komando pusat."

"Kita sedang berperang dan kita akan memenangkannya," tegasnya.

Alasan Hamas Serang Israel

Serangan Hamas ke Israel pada awal Oktober 2023 menandai eskalasi kedua pihak sejak mereka terlibat perang 11 hari pada 2021.

Hamas mengklaim, pihaknya telah menembakkan 5.000 roket, sedangkan Israel menyebutkan bahwa pesawat tempur kelompok ini sudah memasuki wilayahnya.

Juru Bicara Hamas Khaled Qadomi menyebutkan, serangan kelompoknya ke Israel dilakukan sebagai respons atas kekejaman yang dirasakan rakyat Palestina selama beberapa tahun belakangan.

"Kami ingin masyarakat internasional menghentikan kekejaman di Gaza, terhadap rakyat Palestina, situs-situs suci kami seperti Al-Aqsa."

"Semua hal ini adalah alasan di balik dimulainya pertempuran ini," ujarnya dikutip dari Al Jazeera.

Sementara itu, Komandan Militer Hamas Mohammed Deif mengatakan, serangan ke Israel merupakan respons atas blokade yang terjadi di Gaza selama 16 tahun.

Ia juga menyoroti serangan Israel ke kota-kota di Tepi Barat selama setahun terakhir, termasuk tindak kekerasan di Al Aqsa.

Deif menyebutkan, serangan ini sebagai Operasi Badai Al Aqsa dan mengajak warga Palestina dari Yerusalem Timur dan Palestina untuk bergabung dalam perlawanan ini.

"Cukup sudah. Hari ini rakyat mendapatkan kembali revolusi mereka," ujarnya Deif dikutip dari Associated Press, Sabtu.

(Bangkapos.com/Fitri,
Kompas.com/Bernadette, Irawan Sapto, Yefta C)

Berita Terkini