BANGKAPOS.COM -- Diriwayatkan dari Ibnu Umar radiallahu ‘anhu, terdapat hadits nabi tentang dunia dan akhirat.
Hadits tersebut berbunyi i’mal lidunyaka ka-annaka ta’isyu abadan, wa’mal li-akhiratika ka-annaka tamuutu ghadan.
Dalam bahasa Arab ditulis:
اعْمَلْ لِدُنْيَاكَ كَأنَّك تَعِيشُ أبَدًا، وَاعْمَلْ لِآخِرَتِكَ كَأَنَّكَ تَمُوْتُ غَدًا
Artinya: “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok pagi.” (HR. Hasan)
Dikutip dari laman nu.online, penggalan pertama dari hadits di atas yakni:
اعْمَلْ لِدُنْيَاكَ كَأنَّك تَعِيشُ أبَدًا
Ada sebagian orang yang memahaminya sebagai perintah supaya dalam bekerja untuk mencari dunia kita hendaknya melakukannya sebaik dan sekeras mungkin.
Hal tersebut dilakukan agar kita mendapatkan hasil sebanyak-banyaknya sehingga mencukupi seluruh kebutuhan karena akan hidup selamanya.
Pemaknaan seperti itu sesungguhnya tidak tepat meskipun dengan dalih sebagai perimbangan terhadap penggalan kedua dari hadits tersebut yang berbunyi:
وَاعْمَلْ لِآخِرَتِكَ كَأَنَّكَ تَمُوْتُ غَدًا.
Di antara kaum Muslimin tidak ada perbedaan pendapat tentang makna penggalan kedua ini.
Mereka sepakat bahwa bekerja untuk kepentingan akhirat harus dilakukan sesegera mungkin dan sebaik-baiknya.
Karena kita dianjurkan berpikir seolah-olah besok kita akan mati.
Pemaknaan penggalan pertama dari kalimat di atas adalah sebagaimana dijelaskan Muhammad Mutawalli asy-Sy’rawi dalam Tafsir asy-Sya’rawi (Akhbarul Yaum, 1991, jilid 3 hal. 1752)