BANGKAPOS.COM -- Inilah jejak karir militer Prabowo Subianto sampai berpangkat Jenderal bintang empat.
Kini menjadi presiden terpilih.
Secara professional, kariernya dimulai pada sejak tahun 1974, saat ia bergabung sebagai anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Belum lama menjadi anggota Kopassus, Prabowo ditugaskan ke Timor Leste.
Tidak tanggung-tanggung, ia diberikan amanah sebagai Komandan Pleton Grup I Kopassus.
Setelah menyelesaikan tugasnya di Timor Leste, pada 1981 bersama Mayor Luhut Binsar Pandjaitan dan beberapa perwira lain kembali dikirim ke Jerman.
Melansir TribunJabar.id, di sana mereka menjalani Pendidikan di Polisi Elit Jerman Barat, Grenzschutzgrupppe 9 (GSG-9) untuk belajar tentang penanganan terorisme.
Pulang dari Jerman, karier Prabowo semakin cemerlang.
Ia didaulat menjadi Wakil Komandan Datasement 81 Penanggulangan Teror (Gultor) Kopassus dari tahun 1983 sampai 1985.
Pada tahun 1985, ia ditempatkan di Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) sebagai Wakil Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 sampai tahun 1987.
Kemudian pada tahun 1991 sampai 1993, ia menjadi Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17 di Kostrad.
Kariernya terus naik, di Kopassus ia diangkat sebagai Komandan Grup-3 pada tahun 1993.
Setahun kemudian ia diangkat menjadi Wakil Komandan Kopassus, dan pada tahun 1995 sampai 1996, ia menjabat sebagai Komandan Kopassus.
Kariernya di dunia militer semakin moncer ketika ia ditunjuk sebagai Komandan Jenderal Kopassus pada 1996 asmpai 1998.
Ketika menjadi Komandan Jenderal Kopassus, ia ditugaskan untuk memimpin pembebasan sandera Mapenduma.
Dalam operasi tersebut, Prabowo Bersama timnya berhasil menyelamatkan 10 dari 12 peneliti yang disandera oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Puncak kariernya terjadi pada 1998, ketika ia ditunjuk sebagai Panglima Kostrad (Pangkostrad) yang membawahi sekitar 11.000 prajurit.
Saat itu, ia juga memegang peran penting di dalam TNI AD, dimana ia ditugaskan untuk mengamankan Jakarta karena situasi yang sedang kacau saat terjadi reformasi.
Saat itu, mahasiswa melakukan aksi besar-besaran untuk menuntut mundurnya Soeharto yang sudah menjadi presiden selama lebih dari tiga dasawarsa itu.
Sayangnya karier Prabowo juga merosot dengan pesat.
Sehari setelah Soeharto yang juga mertuanya mengundurkan diri, jabatannya sebagai Pangkostrad dan Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI dicopot.
Pemberhentian ini dilakukan setelah ia menjalani siding Dewan Kehormatan Perwira terkait beberapa kasus.
Salah satunya adalah kasus penculikan aktivis yang disebut-sebut dilakukan oleh Tim Mawar.
Nama Prabowo terseret karena dialah yang membawahi Tim Mawar itu.
Meski tidak terbukti ia telah memberikan instruksi untuk melakukan penculikan, namun ia tertap disalahkan karena tidak mampu mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh bawahannya.
Sejak saat itu, kariernya di dunia militer akhirnya harus terhenti.
Pasca berhenti dari dunia militer, Prabowo mulai masuk ke dalam dunia bisnis dan politik.
Di dunia bisnis, namanya tercatat sebagai salah satu pemegang peranan penting di beberapa perusahaan.
Dikutip dari daftar riwayat hidup calon presiden yang dimiliki KPU, pada tahun 2001 sampai 2009, namanya tercatat sebagai Presiden / CEO PT. Kertas Nusantara.
Adapun sejak tahun 2002 sampai sekarang, namanya masih tercatat sebagai Presiden / CEO PT. Nusantara Energy dan sebagai Komisaris Utama PT. Tidar Kerinci Agung.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto resmi menerima kenaikan pangkat menjadi jenderal kehormatan bintang empat.
Penghargaan itu langsung diserahkan oleh Presiden Joko Widodo dalam Rapat Pimpinan TNI/Polri di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (28/2/2024).
Semula, Prabowo berpangkat Letnan Jenderal (Purn) atau bintang tiga. Kini, ia memiliki gelar atau pangkat baru Jenderal (Hor).
(Bangkapos.com/Widodo)