VSAT yang merupakan sistem satelit komunikasi, diharapkan dapat mengatasi masalah konektivitas di daerah terpencil yang belum terjamah jaringan internet atau blank spot.
Secara sederhana, cara kerja VSAT adalah dengan mengarahkan antena parabola kecil atau aperture terminal ke satelit di luar angkasa agar bisa saling berkirim data.
Ketika mengirim data, antena VSAT mengonversi informasi digital yang dikirim menjadi sinyal radio lalu dikirimkan ke satelit luar angkasa yang berperan sebagai repeater.
Dari satelit, data tersebut lalu diteruskan ke stasiun pusat atau hub station yang ada di darat, lalu diolah melalui server internet ataupun jaringan.
“Kami juga menginstruksikan kepada pihak desa, sekolah, puskesmas dan sentra pelayanan publik lainnya di wilayah yang jangkauan sinyalnya lemah. Agar bisa memanfaatkan peralatan penyediaan sinyal yang berbasis satelit. Saat ini teknologi tersebut sudah tersedia dan menjadi solusi yang tepat,” ucapnya.
Kendati demikian kata Yuri Siswanto, layanan internet VSAT berperan besar dalam kebijakan pembangunan yang direncanakan pemerintah untuk menyamaratakan akses distribusi informasi seluruh wilayah.
Sementara itu proses instalasi peralatan akan langsung ditangani oleh teknisi dari pihak Kominfo.
Dirinya berharap penginstalan dapat berjalan lancar dan segera berfungsi. Terpenting pihak penerima dapat merawat peralatan tersebut dengan baik agar tetap bisa dimanfaatkan.
“Alhamdulillah, beberapa usulan kita direspons oleh pihak Kementrian Kominfo. Untuk tahun ini, peralatan tersebut sudah pada tahap persiapan pengiriman ke lokasi,” ujar Yuri Siswanto. (Bangkapos.com/Cepi Marlianto)