BANGKAPOS.COM--Wacana tentang libur sekolah selama satu bulan penuh saat Ramadan 2025 telah diluruskan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti.
Ia menegaskan bahwa tidak akan ada istilah "libur" selama bulan Ramadan, melainkan pembelajaran khusus yang saat ini masih dalam tahap pembahasan lintas kementerian.
“Jangan pakai kata libur. Tidak ada pernyataan libur Ramadan, yang ada adalah pembelajaran di bulan Ramadan. Kata kuncinya bukan libur, tapi pembelajaran,” ujar Abdul Mu’ti di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (17/1/2025).
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti, mengatakan terkait kebijakan itu telah ia sampaikan sebelumnya.
Menurutnya, masih menunggu kebijakan melalui surat edaran dari tiga kementerian.
"Itu sudah kami sampaikan, masih nunggu surat edaran bersama," kata Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abudul Mu’ti, kepada wartawan, saat berada di Rumdin Bupati Bangka Barat, pada Sabtu (18/1/2025) malam.
Ia menambahkan, surat edaran bakal disampaikan pada Minggu depan, dengan dua kementerian lainnya, termasuk dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah.
"Tiga kementerian, Menteri Agama, Menteri Pendidikan Dasar Menengah dan Menteri Dalam Negeri. Tunggu saja surat edaranya, Insya Allah Minggu depan sudah keluar," ujarnya.
Diketahui, Abdul Mu’ti datang ke Bangka Barat, untuk mengikuti rangkaian kegiatan resepsi puncak Milad ke-112 Muhammadiyah.
Abdul Mu'ti tiba di Kabupaten Bangka Barat, pada Sabtu (18/1/2025) sore di SD Muhammadiyah Mentok.
Dia melakukan, penandatanganan prasasti peresmian gedung belajar baru, penandatanganan pencanangan Sekolah Unggul Muhammadiyah Bangka Belitung dan penyerahan simbolis beasiswa Lazismu ke siswa SD, SMP, SMA Muhammadiyah.
Selain ke Mentok Bangka Barat, Abdul Mu'ti dijadwalkan mengunjungi Kota Pangkalpinang, pada Minggu (19/1/2025) pagi.
Melakukan berbagai kegiatan dari Sholat Subuh berjamaah dan ramah tamah di Masjid Muhajirin Pangkalpinang.
Selanjutnya, senam anak sehat Indonesia di Alun-Alun Taman Merdeka pada pukul 07.00 WIB-08.00 WIB.
Hingga melakukan diskusi panel dengan guru-guru se Bangka Belitung pukul 08.00 WIB-11.00 WIB di Gedung BPMP Dinas Pendidikan fi Pangkalpinang.
Tiga Usulan Mekanisme Libur Ramadan
Sejauh ini, pemerintah sedang mempertimbangkan tiga opsi untuk pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar selama Ramadan:
- Libur penuh dengan fokus pada kegiatan keagamaan.
- Libur sebagian, misalnya beberapa hari di awal Ramadan dan masuk kembali hingga menjelang Idulfitri.
- Sekolah tetap masuk seperti biasa.
Kebijakan serupa pernah diterapkan pada era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), di mana sekolah diliburkan selama satu bulan penuh saat Ramadan, dengan kegiatan pesantren kilat dan pendidikan agama sebagai fokus utamanya.
Pengamat Sambut Positif Wacana Libur Ramadan
Pengamat sosial dan keagamaan, Anwar Abbas, menyambut baik wacana ini.
Menurutnya, libur selama Ramadan dapat memberi siswa kesempatan mendalami esensi bulan suci.
“Ini adalah momen untuk anak-anak belajar menghormati bulan Ramadan. Pendidikan juga bisa dilakukan daring agar pembelajaran tetap berjalan,” katanya.
Meskipun begitu, keputusan akhir mengenai kebijakan ini masih dirumuskan dan akan diumumkan dalam waktu dekat.
Pemerintah berharap kebijakan tersebut mampu mengakomodasi kebutuhan siswa sekaligus menghormati nilai-nilai Ramadan.
Penjelasan Kemenag
Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo HR Muhammad Syafi’i mengungkapkan bahwa ada pembicaraan tentang kebijakan libur 1 bulan puasa 2025 tersebut, meski belum dibahas lebih lanjut di lingkungan Kementerian Agama.
“Heeh (iya) sudah ada wacana (libur selama puasa). Oh kami belum bahas, tapi bacaannya kayaknya ada, tapi saya belum bahas itu,” kata Syafi’i dikutip dari kompas.com.
Kebijakan libur selama Ramadhan sendiri sangat dikenang oleh banyak orang, khususnya bagi anak-anak sekolah di era 1990-an hingga awal 2000-an yang merasakan langsung manfaatnya.
Menteri Agama Nasaruddin Umar juga turut memberi penjelasan, bahwa pihaknya masih mempertimbangkan kemungkinan untuk meliburkan sekolah-sekolah di bawah naungan Kementerian Agama, seperti madrasah dan pondok pesantren.
“Ya, sebetulnya sudah warga Kementerian Agama, khususnya di pondok pesantren, itu libur,” kata Nasaruddin.
Menurutnya, kebijakan serupa juga sedang dipikirkan untuk sekolah-sekolah umum dan madrasah.
Nasarudin meminta bersabar menunggu keputusan mengenai wacana libur selama bulan Ramadhan tersebut.
Kementerian Agama sendiri masih merumuskan kebijakan ini, dan keputusan finalnya diperkirakan akan segera diumumkan.
(Bangkapos.com/Tribunjatim.com)