BANGKAPOS.COM, BELITUNG - Angin kencang dan gelombong tinggi membuat hasil tangkapan ikan bulat nelayan di Kabupaten Belitung untuk dipasok ke pasar menjadi berkurang.
Imbas kurangnya pasokan ikan bulat ke pasar ini membuat inflasi di Kabupaten Belitung pada Juli 2025 naik sebesar 1,41 persen secara bulanan (month to month).
Tak hanya ikan bulat saja, besarnya kenaikan inflasi itu juga dipengaruhi harga daging ayam ras dan angkutan udara.
Kepala BPS Kabupaten Belitung, Baiq Kurniawati, menjelaskan ikan bulat memberikan andil inflasi tertinggi sebesar 0,23 persen, disusul daging ayam ras 0,17 persen, dan angkutan udara 0,14 persen.
“Ikan bulat mengalami inflasi karena hasil tangkapan nelayan berkurang di sejumlah pasar. Hal ini akibat angin kencang dan gelombang yang cukup tinggi,” ujar Baiq.
Daging ayam ras mengalami inflasi selama tiga bulan terakhir.
Meski demikian, tren andil inflasi bulan Juli lebih rendah dibanding bulan sebelumnya, meski tetap terjadi peningkatan harga.
Komoditas lain seperti kangkung juga mengalami inflasi karena hasil panen yang sedikit akibat cuaca tidak menentu, sehingga terjadi lonjakan harga cukup signifikan.
Kelompok transportasi mengalami inflasi sebesar 1,34 persen dengan andil 0,17 persen.
Penyumbang inflasi dari kelompok ini berasal dari angkutan udara yang memiliki potensi cukup besar memberikan tekanan terhadap tingkat inflasi Juli 2025.
Secara tahunan (year on year), inflasi Kabupaten Belitung mencapai 2,67 persen, meningkat dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 1,25 persen.
Komoditas penyumbang inflasi tahunan antara lain daging ayam ras, ikan bulat, dan ikan kerisi.
Sementara itu, inflasi secara tahun kalender atau year to date sebesar 1,04 persen.
Terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) jika dibandingkan kondisi Desember 2024.
Ini memberikan gambaran pergerakan harga dari Januari hingga Juli 2025 berada di angka 1,04 persen.