“Sebagai manusia yang tak luput dari salah, dan terus berusaha memperbaiki ke depan untuk bisa menjadi lebih baik, semua keputusan ini sudah saya pikirkan lama, dan tidak ada kaitannya dengan rumah tangga yang pernah saya jalanin, dan ini bukan karena paksaan siapapun,” tegas Ruben.
Ruben mengatakan keputusannya untuk mualaf sebagai bentuk menjemput hidayah. Namun, bukan karena paksaan.
“Hatiku penuh dengan keyakinan, membimbingku masuk ke dalam tempat suci ini. Kini, aku belajar meresapi setiap gerakan dan doa. Bukan sekadar gerakan, tetapi sebagai penghubung hatiku dengan-Nya. Sebuah pengingat bahwa ada kekuatan yang lebih besar yang selalu menyertaiku,” tutur Ruben.
“Banyak yang bilang hidayah itu harus dijemput, aku pun begitu. Tapi ini bukan paksaan dari siapapun. Tapi karena aku sudah memantapkannya sendiri. Aku tahu ini adalah jalan yang tepat,” sambungnya.
Meski tidak mudah, Ruben percaya ini adalah pilihan yang terbaik. Ia pun berharap dapat menjadi Muslim yang istiqomah, selalu tekun, dan konsisten dalam menjalani ibadah.
“Ini bukan hanya kewajiban, tapi ini momen untuk menemukan kedamaian yang selama ini aku cari. Air mata ini tak bisa ku bendung. Bukan karena kesedihan, tapi karena aku merasa ada kedamaian yang selama ini hilang di hadapan-Nya. Aku menemukan jati diriku. Ya Allah ya Tuhanku, terimalah sujudku,” kata Ruben Onsu.
(Bangkapos.com/Tribunnews.com, Fauzi Nur Alamsyah)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ruben Onsu Tak Belanja Barang Mewah dan Tas Mahal, Kini Uangnya untuk Sekolah Gratis Anak Tak Mampu