BANGKAPOS.COM - Berikut fakta demo Pati 13 Agustus 2025 mulai dari tuntutan warga, respons Bupati Sudewo, donasi, dan pengamanan ribuan personel.
Ribuan warga Kabupaten Pati, Jawa Tengah, menggelar demonstrasi akbar di depan Kantor Bupati Pati, Rabu (13/8/2025), guna mengungkapkan kekecewaan dan tuntutan mereka kepada Bupati Pati, Sudewo.
Sejumlah pernak-pernik, termasuk bendera bajak laut Topi Jerami dalam anime dan manga One Piece, dibawa oleh para demonstran.
Akhir-akhir ini bendera itu kerap dikibarkan sebagai bentuk ekspresi kekecewaan masyarakat atas situasi ekonomi, politik, dan sosial sekarang.
Guna mendukung aksi unjuk rasa, warga menyalurkan donasi dari masyarakat di lebih dari 20 titik yang tersebar di Alun-Alun Pati yang berdekatan dengan Kantor Bupati.
Tampak banyak sekali dus logistik berisi air mineral dan makanan di posko donasi.
Di samping itu, ada bertundun-tundun pisang yang akan dibagikan kepada massa unjuk rasa.
Di salah satu posko terdapat papan ucapan yang cukup mencuri perhatian. Papan itu bertuliskan “REVOLUSI DIMULAI DARI PATI”.
Di atas tulisan revolusi itu terdapat tulisan “Selamat Berjuang Saudaraku”. Diduga papan itu berasal dari warga Jakarta Selatan lantaran ada tulisan “ANAK JAKSEL BERSAMAMU”.
Tribun Jateng melaporkan sudah ada lebih dari lima ribu dus donasi yang disalurkan di beberapa posko
Menurut Mulyati (50) selaku koordinator penyaluran donasi, seluruh donasi yang terkumpul adalah amanah dari masyarakat dan nantinya juga dikembalikan kepada masyarakat.
Donasi tidak hanya dalam bentuk air mineral, tetapi juga dalam bentuk roti, buah-buahan, kerupuk, hingga mi instan.
Makanan siap saji akan langsung disalurkan kepada yang membutuhkan.
“Ada 20 posko lebih yang sudah kami siapkan,” kata Mulyati, Rabu.
Peserta unjuk rasa merangsek masuk ke depan pintu gerbang Kantor Bupati Pati sekitar pukul 08.00 WIB.
Mereka meminta Bupati Sudewo mundur.
“Bupati harus lengser, bupati lengser,” kata perwakilan massa, Rabu.
“Turun, turun, turun Sudewo, turun Sudewo sekarang juga.”
Baca juga: 100 Ribu Warga Pati Targetkan Bupati Sudewo Lengser, Sudah Minta Maaf tapi Tetap Diminta Mundur
Baca juga: Tantang Warga Demo Kenaikan Pajak 250 Persen, Bupati Pati Sudewo Minta Maaf, Kasus Lama Mencuat
Para demonstran mengaku siap berdemo hingga berhari-hari sampai Sudewo lengser.
“Kita di sini mengikuti tantangan Bupati Sudewo, kita datang 50.000 orang bahkan lebih, tapi kenapa Sudewo tidak menampakkan diri. Bupati pengecut,” kata demonstran di atas panggung.
Teguh Istiyanto selaku Koordinator Lapangan (Korlap) Penggalangan Donasi Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, menyatakan warga Pati menolak menjadi “objek uji coba pemimpin”.
“Pemimpin harus yang betul-betul paham, tahu kondisi masyarakat bawah, sehingga ada rasa empati dan simpati dengan rakyat,” ucap Teguh.
Demo besar itu digelar setelah Sudewo mengeluarkan kebijakan tentang penyesuaian nilai jual objek pajak (NJOP) dan menaikkan tarif pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen.
NJOP adalah harga rata-rata jual beli yang diperoleh dari harga objek lain yang sejenis, Nilai Jual Objek Pajak Pengganti atau nilai baru.
Sementara itu, PBB-P2 adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.
Keputusan penaikan itu mendapat kritik pedas dari masyarakat Pati. Situasi memanas setelah Sudewo menyatakan tidak takut didemo oleh masyarakat.
“Siapa yang mau menolak, saya tunggu, silakan lakukan. Bukan hanya 5.000, 50.000 orang pun saya hadapi. Saya tidak akan gentar, saya tidak akan mengubah keputusan,” ucap Sudewo pada Rabu (6/8/2025).
Sudewo akhirnya mencabut keputusan itu. Namun, masyarakat sudah terlanjur kecewa kepada Sudewo.
Masyarakat mengaku tetap melanjutkan aksi sebagai bentuk protes terhadap kepemimpinan Sudewo.
Berikut tujuh fakta terkait aksi ini dikutip bangkapos.com dari Tribun Jakarta:
1. Sudewo Temui Pendemo
Bupati Pati Sudewo dipastikan akan berada di Pati dan dijadwalkan untuk menemui langsung massa aksi yang akan mengepung Alun-alun dan Kantor Bupati.
Berdasarkan jadwal agenda Bupati yang diterima dari sumber internal Pemerintah Kabupaten Pati, Sudewo akan memantau dan menyaksikan seluruh rangkaian Aksi Damai 13 Agustus tersebut.
Dalam jadwal itu tertulis, peserta aksi akan mulai tiba di Alun-Alun Pati pada pukul 09.00 WIB.
Selanjutnya, akan ada orasi dari Aliansi Masyarakat Pati Bersatu pada pukul 10.00 WIB, yang kemudian disusul orasi dari mantan pegawai honorer RSUD Soewondo Pati yang menjadi korban PHK pada pukul 13.00 WIB.
2. Prabowo Tegur Sudewo
Ketua Gerindra Jawa Tengah, Sudaryono menyatakan, Presiden Prabowo Subianto meminta Bupati Pati, Sudewo, membatalkan kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sebesar 250 persen.
Kebijakan itu sebelumnya menuai polemik lantaran Sudewo menantang warga yang menolak kenaikan tersebut untuk mengerahkan massa besar dan mendemo dirinya.
“Ini harus disampaikan ke bupati (Bupati Pati, Sudewo—Red) untuk membatalkan kebijakan itu di tengah kondisi masyarakat sekarang yang memang butuh perhatian lebih,” kata Sudaryono.
Sudaryono juga menyampaikan perintah Prabowo kepada Bupati Pati untuk mencari sumber pembiayaan dan pembangunan dari tempat lain, seperti investasi.
Dia mengklaim, Sudewo langsung melaksanakan arahan tersebut.
“Alhamdulillah, bupati langsung tegak lurus melaksanakan perintah dan petunjuk tadi dan sudah diumumkan cancel,” ujarnya.
3. Setir Bajaj dari Jakarta
Sopir Bajaj, Paijan (65) rela menempuh perjalanan 12 jam demi mendukung demo Pati.
Ia mengendarai bajaj dari Jakarta ke Pati. Berangkat dari Jakarta pada Senin (11/8/2025) sore, Paijan tiba di posko donasi Aliansi Masyarakat Pati Bersatu di depan Kantor Bupati Pati, Selasa (12/8/2025) siang.
Di posko, dia menurunkan muatan sejumlah dus air mineral untuk mendukung aksi unjuk rasa.
“Saya kelahiran Pati, asli Desa Jatiroto, Kecamatan Kayen. Tapi saya sudah merantau ke Jakarta sejak tahun 1978. Ini bawa bajaj ke sini. Perjalanan 12 jam. Berangkat kemarin sore. Saya ke sini ngantar donasi air mineral, saya ikhlas mendukung massa yang bergerak, mendukung aksi ini,” kata dia.
Paijan menegaskan, jika Bupati Sudewo tidak bisa mengeluarkan kebijakan prorakyat, sebaiknya diturunkan saja.
“Saya tidak senang. Turunkan saja. Makanya, walaupun sudah tua, saya sampai datang jauh-jauh dari Jakarta untuk mendukung aksi ini,” kata dia.
4. Donasi Terus Mengalir
Hingga Selasa (12/8/2025) atau H-1 aksi demo Pati, donasi dari masyarakat terus berdatangan. Inisiator aksi, Ahmad Husein memperkirakan jumlah air mineral donasi masyarakat telah lebih dari 15 ribu dus.
Dus-dus tersebut ditumpuk di sepanjang area luar pagar Kantor Bupati Pati, bahkan merambah area pedestrian bundaran Alun-alun dan trotoar depan Gedung DPRD Pati.
5. Demo Berhari-hari
Teguh Istiyanto menegaskan massa bakal berunjuk rasa sampai Sudewo mundur. Ia menyebut pihaknya sudah menyarankan agar Sudewo mundur sebelum 13 Agustus agar suasana kondusif dan martabatnya tetap terjaga.
Namun karena Sudewo enggan mundur, aksi besar-besaran digelar hingga ia sadar untuk mengundurkan diri.
“Jika Sudewo tidak mundur, aksi berlanjut sampai dia mundur. Dua hari, tiga hari, tetap kami layani. Kami tunggui di sini sampai mundur,” tegasnya.
Teguh menyebut pihaknya sudah menyiapkan dapur umum dan klinik P3K untuk aksi panjang ini.
6. Ribuan Personel Gabungan
Sebanyak 2.684 personel gabungan diterjunkan ke Pati untuk mengamankan jalannya aksi.
Kapolresta Pati, Kombes Pol Jaka Wahyudi, menegaskan pengamanan dilakukan secara profesional dengan pendekatan humanis.
“Kami pastikan seluruh personel memahami SOP, termasuk bagaimana menghadapi potensi provokasi di lapangan,” kata dia.
7. Sekat Perbatasan
Polres Demak menerjunkan 200 personel untuk melakukan penyekatan di dua titik perbatasan pada Rabu (13/8/2025).
AKP Wasito menyatakan langkah ini bertujuan mencegah kerumunan berlebih dan potensi kekisruhan.
Profil Bupati Pati Sudewo
Terlepas dari demo Pati 13 Agustus 2025 hari ini, siapa Bupati Sudewo yang jadi sasaran demo Pati tersebut?
Sudewo lahir di Pati, Jawa Tengah, pada 11 Oktober 1968. Lulus sarjana dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta pada 1993, ia melanjutkan studi magister di bidang Teknik Pembangunan di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
Kariernya dimulai di PT Jaya Construction (1993–1994), lalu menjadi pegawai proyek Departemen Pekerjaan Umum di Bali.
Diangkat sebagai PNS pada 1997, ia bertugas di Dinas PU Kabupaten Karanganyar sebelum berwiraswasta.
Masuk politik lewat Partai Demokrat, Sudewo menjadi anggota DPR RI (2009–2013).
Ia kembali ke DPR RI pada 2019 lewat Partai Gerindra, menjabat Ketua Bidang Pemberdayaan Organisasi DPP Gerindra.
Pada Pilkada Pati 2024, Sudewo bersama Risma Ardhi Chandra terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Pati. (Tribunnews/ Tribun Jakarta/ Bangkapos.com)