BANGKAPOS.COM--Kasus penyiraman air keras terhadap seorang ibu rumah tangga (IRT) bernama Ropiyati di Kelurahan Paritlalang, Kecamatan Rangkui, Kota Pangkalpinang, terus menjadi perhatian serius kepolisian.
Penyidik Satreskrim Polresta Pangkalpinang menduga ada aktor utama yang mengendalikan aksi keji ini.
Kasatreskrim Polresta Pangkalpinang, AKP Singgih Aditya Utama, menyebutkan bahwa dua pelaku yang telah ditangkap, yakni FS (31) dan MR (16), mengaku diperintah oleh seseorang bernama Rendi alias Reto, yang disebut-sebut sebagai warga binaan di Lapas Narkotika Kelas IIA Pangkalpinang.
“Kedua pelaku menyampaikan bahwa mereka disuruh Rendi alias Reto. Bahkan mereka menerima foto rumah korban melalui pesan WhatsApp,” ujar Singgih, Senin (18/8/2025).
Namun, polisi menemukan adanya kejanggalan.
Dari hasil koordinasi dengan pihak lapas, nama Rendi alias Reto tidak terdata sebagai warga binaan. Hal ini membuat penyidik harus membuka jalur pengembangan lain.
“Nama Rendi alias Reto tidak terdata di lapas. Karena itu, kami terus melakukan pengembangan melalui jalur lain,” tegasnya.
Dari hasil pemeriksaan, pelaku MR mendapat bayaran Rp3 juta, sementara FS menerima Rp2 juta.
Mereka beraksi dengan peran berbeda: MR mengetuk pintu rumah korban lalu menyiramkan air keras, sedangkan FS bertugas sebagai joki motor.
Aksi penyiraman yang terjadi pada Rabu (13/8/2025) itu membuat korban mengalami luka serius di wajah dan tangan.
Setelah kejadian, para pelaku sempat melarikan diri dan membuang barang bukti berupa jaket serta helm di perkebunan warga Desa Air Mesu, Kecamatan Pangkalan Baru.
Kedua pelaku akhirnya ditangkap tim gabungan Satreskrim Polresta Pangkalpinang dan Jatanras Polda Babel di dua lokasi berbeda, yakni Apotek K-24 Tuatunu dan sebuah rumah makan di Pintu Air, pada Sabtu (16/8/2025) malam.
Kronologi Kasus
Perintah dari Dalang Misterius
- FS dan MR mendapat instruksi dari seseorang bernama Rendi alias Reto.
- MR dijanjikan bayaran Rp3 juta, sementara FS menerima Rp2 juta.
- Hari Kejadian (Rabu, 13 Agustus 2025)
- MR mendatangi rumah korban di Paritlalang.
- Ia mengetuk pintu, lalu menyiramkan air keras ke arah wajah dan tangan korban.
- FS berperan sebagai joki motor, menunggu untuk membawa MR kabur.
Pelarian dan Penghilangan Barang Bukti
- Usai beraksi, keduanya melarikan diri.
- Jaket dan helm yang digunakan dibuang di perkebunan Desa Air Mesu, Kecamatan Pangkalan Baru.
Penangkapan (Sabtu, 16 Agustus 2025)
- Tim gabungan Satreskrim Polresta Pangkalpinang dan Jatanras Polda Babel bergerak cepat.
- FS ditangkap di Apotek K-24 Tuatunu, sementara MR diamankan di sebuah rumah makan di kawasan Pintu Air.
Kondisi Korban
- Ropiyati mengalami luka serius di wajah dan tangan akibat siraman air keras.
- Saat ini korban masih menjalani perawatan intensif.
Polisi Buru Dalang Utama
Meski dua pelaku berhasil ditangkap, polisi menegaskan kasus ini belum selesai. Dugaan adanya aktor intelektual yang menjadi dalang terus didalami.
“Kasus ini menjadi atensi pimpinan. Kami akan ungkap sampai tuntas dan mengejar aktor utamanya,” tegas AKP Singgih.
Suami Tak Kenal Pelaku
Raut wajah lemas tampak dari Prakoso, suami korban penyiraman air keras yang tengah menjalani perawatan intensif di RS Primaya Kota Pangkalpinang, Minggu (17/8/2025) pagi.
Dengan penuh harap, ia hanya bisa berdoa agar sang istri segera pulih dari luka serius yang dialaminya akibat tindakan keji orang tidak dikenal.
Prakoso mengaku terkejut saat pertama kali mendapat kabar bahwa istrinya menjadi korban penyiraman air keras. Ia bahkan tidak mengenali para pelaku yang tega melakukan penganiayaan tersebut.
"Pas kejadian saya tidak ada di rumah, saya lagi keluar dan tidak lama kejadian. Saya tidak mengenali sama sekali sama pelaku, termasuk istri (korban) tidak mengenali para pelaku," kata Prakoso suami korban penyiraman air keras kepada Bangkapos.com.
Ia pun mengaku sudah mendapatkan kabar, pasca penangkapan terhadap kedua pelaku yang tega melakukan penyiraman air keras terhadap istrinya hingga alami luka parah di bagian wajah hingga tangan.
"Terima kasih kepada pihak Kepolisian, yang telah membantu menangkap pelaku penganiayaan istri saya. Soalnya, pelaku ini telah membuat istri saya cacat," ujarnya.
"Semalam dapat kabar dari sepupu istri bahwa kedua penangkapan, kalau kenal itu tidak kepada kedua tersangka. Jadi, saya mau tahu motifnya apa. Apakah salah sasaran, apa gimana," jelasnya.
Lebih lanjut Prakoso berharap kepada pihak Kepolisian, para pelaku penyiraman air keras di hukum setimpal dengan apa yang djrasakan oleh korban dan keluarga.
"Dari keluarga, para pelaku dihukum berat atau setimpal dengan apa yang dirasakan istri saya. Apalagi, muka, tangan istri saya hancur," harapnya.
Diakui Prakoso, kondisi korban masih dalam masa pemulihan pasca di lakukan penangan medis hjngga di lakukan operasi. Akibat adanya penyiraman air keras oleh para pelaku.
"Kondisi pasien mulai membaik, cuman kalau untuk berbicara belum bisa karena masih sakit. Kalau ketika batuk sering mengeluarin darah, kondisi luka bagian bibir, tenggorokkan sama tangan," ucapnya.
Kapolda Besuk Korban
Kapolda Kepulauan Bangka Belitung membesuk korban penyiraman air keras yang tengah dirawat di salah satu rumah sakit di Pangkalpinang, Minggu (17/8/2025). Didampingi Kapolresta Pangkalpinang, Kapolda berada di dalam ruang perawatan pasien sekitar 10 menit.
Sebelum masuk kamar tempat korban di rawat, Kapolda meminta izin kepada suami korban untuk masuk dan memberikan semangat kepada korban.
"Saya boleh masuk tidak? tanya Irjen Pol Hendro Pandowo kepada suami korban.
"Boleh pak, silahkan masuk," jawab suami korban sembari menuju ke kamar korban.
"Kalau diizinkan, saya masuk dan ingin memberikan semangat dan menjenguk korban di dalam," ucapnya.
Tidak lama kemudian, ia masuk ke kamar korban didampingi Kapolresta Pangkalpinang kurang lebih 10 menit berada di dalam kamar rawat inap pasien.
Setelah membesuk pasien Kapolda bersama rombongan langsung keluar, ketika keluar kamar rawat inap korban. Kapolda menyampaikan langsung kepada suami korban bahwa dua orang pelaku penyiraman sudah berhasil diamankan oleh tim gabungan Polda Babel dan Polresta Pangkalpinang.
"Kedua pelaku sudah kita amankan, pelaku pertama berinisial FS dan MR. Saat ini sudah diamankan di Polresta Pangkalpinang, guna pemeriksaan lebih lanjut oleh penyidik," ungkap.
"Terima kasih banyak pak, atas pengungkapan kasus dan menangkap para pelaku," ujarnya.
Diberitakan Bangkapos.com sebelumnya, kejadian tidak terduga dialami Ropiati (29) warga Kelurahan Paritlalang, Kecamatan Rangkui, Kota Pangkalpinang pada Rabu (13/8/2025) malam sekitar pukul 22.15 WIB.
Ropiati menjadi korban tindak pidana penganiayaan berat (anirat), yang dilakukan oleh orang tidak dikenal (OTK) dengan cara menyiram air keras jenis cuka karet terhadap korban.
Saat kejadian, korban berada di ruang tamu, rumah orang tuanya dan tiba-tiba dua orang laki-laki datang.
Seorang pelaku mengetuk pintu rumah. Ropiati kemudian membuka pintu. Saat itulah pelaku menyiram air keras mengenai wajah dan bagian tubuh lainnya.
Keluarga melaporkan kejadian itu ke Polresta Pangkalpinang, selanjutnya Kapolresta Pangkalpinang Kombes Pol Max Mariners mendatangi lokasi kejadian bersama anggota.
"Jadi, ada laporan warga ke kita dan saya bersama anggota mendatangi lokasi kejadian guna mengecek serta memerintahkan anggota untuk olah TKP," kata Kombes Pol Max Mariners, Kamis (14/8/2025).
Dikatakan perwira berpangkat melati tiga Polri ini, sebelum kejadian awalnya korban Ropianti sedang istirahat malam di dalam kamar rumah bersama anak serta dua orang tuanya.
Lalu, terdengar suara orang mengetuk pintu depan bagian teras rumah. Korban membuka pintu rumah tersebut dan pelaku langsung menyiram cairan yang diduga air keras.
"Air kerasnya ketika kejadian oleh pelaku ditarok dalam gelas bening kaca, kemudian pelaku menyiram air keras kebagian badan korban mengenai bagian tubuh korban yang lainnya seperti hidung mulut," jelas Max.
Bagian tubuh lain yang kena cairan air keras yaitu dua tangan, dada dan payudara.
Max menyebut ciri-ciri pelaku menggunakan baju kaos putih dan celana panjang.
Pelaku meninggalkan satu buah kantong plastik berisikan dua buah mangga dan 1 biji buah apel.
Pelaku kemudian berlari menuju halaman depan rumah, menghampiri motor scopy yang sudah terparkir.
"Sempat dilakukan pengejaran, tetapi para pelaku berhasil melarikan diri menggunakan sepeda motor," kata Max.
Malam kejadian, pihak keluarga segera membawa korban ke rumah sakit guna mendapatkan perawatan medis terhadap korban akibat disiram air keras oleh pelaku.
"Korban sudah mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Bhaktiwara Primaya, untuk dilakukan tindakan medis. Tim Identifikasi Satreskrim Polresta Pangkalpinang telah melakukan olah TKP dan memburu para pelaku," tegas Kombes Pol Max saat itu
(Bangkapos.com/Adi Saputra)