Merdeka Sinyal di Suku Melayu Tertua Pulau Bangka, Orang Lum Bisa Telpon Bebas dari Perbukitan

Penulis: Rusaidah
Editor: Ardhina Trisila Sakti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MENGUNJUNGI ORANG LUM - Masyarakat dan wisatawan saat mengunjungi permukiman Orang Lum yang kental dengan suku melayu di Dusun Air Abik, Desa Gunung Muda, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung beberapa waktu lalu.

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Kurang lebih 65 kilometer (Km) atau sekitar dua jam dari Kota Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung perjalanan akhirnya sampai di Dusun Air Abik, Desa Gunung Muda, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu (16/8/2025).

Di tempat ini terkenal dengan Adat Mapur tempat bermukim Orang Lum yang kental dengan suku melayu.

Disebutkan pula sejak zaman Kolonial Belanda, suku melayu di sini merupakan suku melayu tertua di Pulau Bangka.

Kental dengan adat istiadatnya, Mapur masih menyimpan banyak kekhasan daerah meski masih berada dalam lingkup era kemajuan teknologi dan informasi.

MENGUNJUNGI ORANG LUM - Masyarakat dan wisatawan saat mengunjungi permukiman Orang Lum yang kental dengan suku melayu di Dusun Air Abik, Desa Gunung Muda, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung beberapa waktu lalu.

Penduduk setempat masih mempertahankan kearifan lokal, tradisi, berbagai tumbuhan dan hewan endemik, tanaman herbal dan lainnya hingga saat ini.

Iya, penduduk setempat mendiami area perbukitan yang terbilang jauh dari wilayah perkotaan.

Hadirnya akses Telkomsel dengan seluruh layanan digitalnya di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Orang Lum di sini.

Saat menghubungi Ketua Lembaga Adat Mapur Asih Harmoko sehari sebelum bertandang ke Dusun Air Abik, jaringan telepon seluler sempat terputus-putus guna mencari informasi seputar adat istiadat Mapur.

Hal ini memang didasari karena Dusun Air Abik berada di daerah perbukitan yang jauh dari permukiman penduduk.

”Lokasi Dusun Air Abik ini memang sangat jauh dari area perkotaan. Kalau mau keluar dusun itu memakan waktu yang lumayan jauh. Dulu jaringan telepon tidak ada sama sekali, bahkan lampu juga belum masuk di sini. Warga kampung hanya mengandalkan lampu minyak untuk menerangi rumah. 

Namun beberapa tahun belakangan sudah dibangun tower jaringan telekomunikasi Telkomsel tapi itu bukan di dekat daerah sini, jadi sinyal masih tersendat-sendat. 

Tower dibangun di Silip dan Parit Empat yang jauh dari area ini. Tapi sinyalnya masih dapat meski sedikit. Biasanya kalau mau bagus sinyalnya harus menelepon melewati masjid tidak jauh dari sini,” kata Asih sembari menunjukkan lokasi yang jaringan sinyal yang bagus.

Berkat jaringan Telkomsel ini, Asih sangat bersyukur karena secara tidak langsung dapat mengenalkan adat istiadat Mapur ke luar daerah bahkan sampai mencanegara.

“Terima kasih Telkomsel dengan semangat yang menyala, permukiman kami yang dulunya jarang menerima informasi dari luar bukit, sekarang bisa mengetahui segala informasi di luar sana,” ucap Asih sembari tersenyum.

Gebong Memarong

Halaman
123

Berita Terkini