BANGKAPOS.COM - Misteri penemuan mayat pasangan suami istri di atas tumpukan batu di Dukuh Bengkeng, Desa Mereng, Kecamatan Warungpring, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Minggu (10/8/2025) lalu terungkap.
Ibin, pelaku pembunuhan Muhammad Rosikhi dan Nur Azizah Turokhmah pasangan suami istri ditangkap Polda Jawa Tengah, Rabu (20/8/2025).
Ibin mengaku sebagai dukun yang bisa menggandakan uang.
Baca juga: Viral 42 Siswa SMAN 5 Kota Bengkulu Diberhentikan Mendadak, Wali Murid Ngadu ke DPRD, Soal Apa?
Kasus ini terkuak setelah polisi melakukan penyelidikan terkait temuan mayat pasangan suami istri itu di atas tumpukan batu.
Penangkapan pelaku diungkapkan Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jateng, Kombes Pol Dwi Subagio.
Ia menjelaskan, korban dibunuh dengan cara diberi minuman kopi yang sudah dicampur racun potasium sianida oleh Ibun.
Dwi mengungkapkan, tersangka menjalankan modus dengan mengaku bisa menggandakan uang.
Korban diminta mengikuti ritual di tempat sepi pada tengah malam.
Baca juga: Rasa Gusar Marlina Tak Terbendung, Putranya Maryadi Hilang Kontak, Sempat Pamit Sebelum Berangkat
"Selain ritual, korban juga diminta meminum kopi yang sudah dicampur racun potas," ujar Dwi di kantornya, Rabu, dilansir dari Kompas.com.
Sebelum peristiwa pembunuhan, korban beberapa kali menagih uang yang dijanjikan bisa digandakan oleh tersangka.
Karena kehabisan akal untuk membohongi korban, tersangka lalu mengajak mereka melakukan ritual terakhir yang berujung pada kematian.
"Beberapa kali melakukan ritual dan korban menagih kok uangnya tak bisa kembali," kata Dwi.
"Kemudian saat ritual terakhir itulah korban diracun," ungkapnya.
Menurut polisi, korban mengalami kerugian sekitar Rp2 juta akibat penipuan tersebut.
"Korban mengalami kerugian Rp 2 jutaan itu yang ditagih," lanjutnya.
Efek racun potas membuat korban meninggal dunia kurang dari tiga jam setelah menenggak kopi beracun.
Fakta baru pun terungkap soal sosok Ibin (63).
Terkenal Dukun Pengganda Uang
Sebelum terkenal dengan sebutan dukun pengganda uang, Ibin ternyata tercatat pernah membunuh orang dengan jumlah yang lebih banyak.
Dia dihukum 20 tahun penjara di Nusakambangan dan baru bebas 2019 lalu.
"Residivis kasus serupa, bunuh sembilan orang di Tegal," kata Dwi.
Ibin kini telah digelandang ke Polda Jawa Tengah untuk proses hukum lebih lanjut.
Kematian Muhammad Rosikhi dan Nur Azizah mengguncang masyarakat setempat.
Kasusnya menyoroti bahaya praktik dukun yang menjanjikan kekayaan instan.
Ternyata ada korban selamat dari tipu daya Ibin.
Sebuah kecurigaan menyelamatkan seorang pria berinisial AE dari upaya pembunuhan oleh dukun Ibin.
Korban berhasil lolos dari maut setelah menolak kopi beracun dan meminta agar kopi miliknya ditukar dengan kopi pelaku.
Kopi Beracun
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Pemalang, AKP Johan Widodo, mengatakan bahwa kejadian yang menimpa korban berinisial AE terjadi setahun lalu.
"Ini sudah setahun lalu," kata Johan saat ditemui di Mapolda Jawa Tengah, Rabu (20/8/2025).
Peristiwa bermula saat tersangka mengajak korban bertemu di sebuah tempat.
Kemudian, korban diberikan kopi yang dicampur racun.
"Dia menolak kopi dari tersangka saat ritual," ujarnya.
Karena merasa curiga, kemudian korban meminta agar kopi mereka ditukar.
Namun, pelaku justru marah dan terjadi perkelahian.
"Setelah itu tersangka lari dan kakinya tertabrak mobil," ungkap Johan.
Sebelumnya, Satreskrim Polres Pemalang menghadapi teka-teki dalam mengungkap penyebab kematian pasangan suami istri korban dukun Ibin.
Penyelidikan menjadi rumit karena hasil pemeriksaan awal tidak menunjukkan adanya tanda kekerasan pada kedua korban, sehingga memunculkan berbagai pertanyaan.
"Menurut keterangan salah satu saksi, malam sebelumnya (Sabtu, 9 Agustus 2025), pasangan tersebut sempat mampir di sebuah warung dekat jembatan untuk minum kopi," ujar Kasat Reskrim Polres Pemalang, AKP Johan Widodo, dalam rilis yang diterima Tribun Jateng.
Namun keesokan paginya, warga yang melintas menemukan jasad keduanya dalam posisi tertidur yang tidak wajar di atas pecahan batu.
Setelah dicek, ternyata pasangan tersebut sudah tak bernyawa.
Poin utama yang menjadi fokus misteri ini adalah hasil pemeriksaan awal oleh tim medis dari Puskesmas Warungpring.
Tim medis menyatakan tidak menemukan adanya tanda-tanda bekas kekerasan atau penganiayaan pada tubuh kedua korban.
Temuan ini memaksa polisi untuk menggali lebih dalam kemungkinan penyebab kematian di luar tindak pidana penganiayaan.
Untuk memastikan penyebab kematian, jenazah keduanya dievakuasi ke RSUD dr M Ashari Pemalang.
AKP Johan Widodo mengkonfirmasi bahwa pihaknya sedang bekerja intensif untuk mengumpulkan semua petunjuk yang ada untuk mengungkap penyebab kematian.
Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengamankan sejumlah barang bukti.
"Kami sudah mengamankan sejumlah barang bukti dan memintai keterangan dari beberapa saksi di sekitar lokasi kejadian," ucap AKP Johan.
Pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan, guna mengungkap penyebab pasti kematian kedua korban.
Hingga hasil pemeriksaan medis lebih lanjut keluar, pihak kepolisian belum dapat memberikan kesimpulan apa pun.
"Penyelidikan masih berlangsung. Kami belum bisa menyimpulkan motif atau penyebab kematian sampai hasil pemeriksaan medis dan keterangan saksi-saksi selesai kami kumpulkan," tutup AKP Johan.
(Bangkapos.com, Tribun-medan.com)