BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Penampilan unik dibawakan oleh Ratna Purnamasari saat menggunakan hak pilihannya dalam Pilkada Ulang Kota Pangkalpinang 2025 di TPS 07 Kelurahan Paritlalang, Rabu (27/8/2025).
Menggunakan busana perpaduan warna merah dan putih, Ratna tampil lengkap dengan ciri khasnya yakni Mahkota Tudung Saji serta tas motif Tudung Saji saat datang ke TPS.
Gaya nyentrik itu membuat dirinya menjadi pusat para petugas ataupun masyarakat yang melakukan pencoblosan di TPS.
Wanita yang akrab disapa Bunda Tudung Saji itu mengisahkan, pada Pilkada Ulang ini ia sengaja mengambil tema warna merah dan putih karena saat ini masih dalam suasana perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80.
"Jadi dari sisi warna harus memilih warna merah-putih. Kemudian merah sendiri bisa diartikan kalau kita harus punya semangat yang berani untuk memberikan suara ke TPS, karena satu suara kita sangat berarti untuk Kota Pangkalpinang ke depan," ujar Ratna kepada Bangkapos.com.
Ratna menerangkan, untuk motif di bagian rok dirinya memadukan tiga ornamen, yakni kain Cual Kuno berusia ratusan tahun asal Bangka Barat, Tudung Saji dan gambar motif lantai yang ada di rumah residance Pangkalpinang.
"Jadi saya ingin menampilkan kalau saya ini orang Pangkalpinang, rumah saya di Pangkalpinang, tapi rumah itu juga harus ada warna yang bisa memajukan Pangkalpinang itu sendiri," tambahnya.
Dikatakan Ratna, secara pribadi ia berharap agar siapapun yang terpilih dalam Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pangkalpinang ini bisa membuat kebudayaan daerah jauh lebih maju.
"Terutama harus orang yang peduli dengan pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya. Lebih peduli dengan tokoh-tokoh budaya ataupun sejarawan, karena selama ini memang belum sangat tertuju utuk perhatiannya," sebutnya.
Terlebih lagi menurutnya, saat ini Kota Pangkalpinang telah memiliki rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) berupa perwujudan Kota Budaya sampai dengan 2030 mendatang.
"Maka kita harus memiliki sosok yang betul-betul konsentrasinya, fokusnya berbasis kebudayaan. Terutamanya kebudayaan daerah," pungkasnya.
(Bangkapos.com/Rifqi Nugroho)